BMKG: Ada 2.140 Gempa Susulan di Ambon Sejak 26 September 2019

Gempa ini akibat pergerakan sesar mendatar

Jakarta, IDN Times - Gempa bumi berkekuatan 5,1 Skala Richter (SR) yang mengguncang wilayah Ambon, Maluku, Senin (12/11) pukul 17.10 WIB, akibat aktivitas sesar lokal. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geologi (BMKG) mencatat ada 2.140 gempa susulan sejak 26 September 2019. 

"Hingga pukul 17.59 WIB, kata Rahmat, gempa bumi ini masih merupakan bagian dari rangkaian aktivitas gempa susulan yang terjadi di Ambon. Sejak 26 September 2019 tercatat aktivitas gempa susulan sebanyak 2.140 kejadian," tulis Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangan tertulis, Selasa.

Rahmat menjelaskan gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal, akibat adanya aktivitas sesar lokal.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal, akibat adanya aktivitas sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar (Strike Slip)," kata dia.

Hasil analisis BMKG, Rahmat menyebutkan, gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M=5,1. Episenter gempa bumi terletak di koordinat 3.49 Lintang Selatan dan 128,35 Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 29 km arah timur laut Kota Ambon, dengan kedalaman 10 km.

Guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Ambon dan Kairatu IV MMI atau pada siang hari dirasakan orang banyak dalam rumah, Liang III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah dan getaran terasa seakan-akan ada truk berlalu.

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Rahmat.

BMKG mengimbau kepada masyarakat Ambon khususnya, agar tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diimbau agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah," tulis Rahmat.

BMKG juga mengingatkan bahwa informasi resmi soal kegempaan hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg (user: pemda, pwd: pemda-bmkg) atau infobmkg.

Baca Juga: [BREAKING] BNPB: Gempa 5,1 SR di Ambon Tidak Berpotensi Tsunami

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya