BNPB Gelar Operasi Modifikasi Cuaca Tanggulangi Bencana di Jateng

Operasi TMC dilakukan di atas perairan utara Jateng

Jakarta, IDN Times - Pemerintah melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), sebagai bentuk upaya penanggulangan bencana hidrometeorologi basah di wilayah Jawa Tengah bagian utara.

Operasi TMC ini dimulai Sabtu, 16 Maret 2024 hingga Rabu, 20 Maret mendatang. Operasi ini dilaksanakan atas koordinasi yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), TNI AU, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, serta pihak-pihak terkait lainnya.

Baca Juga: 7 Wilayah di Jateng Dilanda Bencana, Kepala BNPB Tinjau Langsung

1. Operasi TMC hari pertama hujani Natrium Klorida (NaCl) tiga ton

BNPB Gelar Operasi Modifikasi Cuaca Tanggulangi Bencana di JatengPelaksanaan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Jawa Tengah, Sabtu (16/3/2024). (Dok. BNPB)

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan operasi TMC hari pertama dilakukan tiga kali sortie penerbangan. Pada tiap sortie, tim menyemai bahan Natrium Klorida (NaCl) sebanyak satu ton menggunakan pesawat jenis Cesna Grand Carravan berlogo BNPB, dengan nomor lambung PK-SNG dari Lanud Ahmad Yani Semarang.

"Sehingga total bahan semai untuk operasi TMC hari pertama ini adalah tiga ton," ujar Muhari, dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/3/2024).

2. Operasi TMC dilakukan di atas perairan utara Jawa Tengah

BNPB Gelar Operasi Modifikasi Cuaca Tanggulangi Bencana di JatengPelaksanaan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Jawa Tengah, Sabtu (16/3/2024). (Dok. BNPB)

Adapun sortie pertama dan kedua, pesawat yang dipiloti Kapten Eggy ini mengudara dan menyemaikan bahan NaCl di atas langit perairan utara Jawa Tengah pada ketinggian jelajah 8.000-12.000 kaki.

"Kemudian sortie ketiga, pesawat melakukan penyemaian di atas langit Kabupaten Tegal, Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Pekalongan pada ketinggian jelajah 8.000-12.000 kaki," jelas Muhari.

Baca Juga: Banjir Semarang, Nana Sudjana Klaim Dipicu Rob dan Penurunan Tanah

3. Cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di Jateng hingga 18 Maret 2024

BNPB Gelar Operasi Modifikasi Cuaca Tanggulangi Bencana di JatengBanjir di wilayah Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Kamis (14/3/2024). (Dok. BPBD Kabupaten Demak)

Menurut rilis yang disiarkan Kantor Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang, cuaca ekstrem yang ditandai hujan intensitas sedang-deras dan disertai petir serta angin kencang, masih berpotensi terjadi di wilayah Jawa Tengah hingga Senin, 18 Maret 2024.

Sebelumnya, cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah kabupaten/kota di sepanjang Pantai Utara bagian tengah dan telah memicu terjadinya rentetan kejadian bencana seperti banjir, banjir bandang, angin kencang dan tanah longsor.

Selain cuaca ekstrem, BMKG juga menyatakan bencana alam tersebut turut dipengaruhi adanya gangguan dari atmosfer sejak Rabu, 13 Maret 2024, termasuk dampak tidak langsung dari kemunculan bibit siklon 91S, 94S, dan 93P di Samudera Hindia wilayah selatan Indonesia.

Hasil monitoring yang dilakukan BPBD Provinsi Jawa Tengah, wilayah kabupaten/kota yang terdampak bencana hidrometeorologi basah meliputi; Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati, Kabupaten Jepara, Kabupaten Rembang dan Kabupaten Grobogan.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya