Mahasiswa Terpapar Radikalisme, Universitas Brawijaya Gandeng Intelijen

Kampus akan mengawasi pergerakan mahasiswa

Jakarta, IDN Times - Universitas Brawijaya Malang menggandeng inteljen untuk berkoordinasi melihat pergerakan mahasiswa, termasuk mahasiswa dari luar kampus, guna membendung radikalisme di kampus ini.

"Kami memang minta bantuan intelijen untuk melihat pergerakan mahasiswa, terutama yang dari luar kampus. Dan, biasanya ketika ada mahasiswa yang meresahkan atau menrugikan, intel yang menghubungi saya langsung," kata Rektor UB Prof Muhammad Bisri di Malang, Jawa Timur, seperti dilansir kantor berita Antara, Selasa (5/6).

1. Organisasi kampus akan diawasi

Mahasiswa Terpapar Radikalisme, Universitas Brawijaya Gandeng IntelijenTeroris Riau

Bisri mengakui internal rektorat tidak mungkin mengawasi setiap kegiatan mahasiswa secara detail, karena jumlah mahasiswa di kampus ini lebih dari 60 ribu.

"Memang susah, nantinya wakil rektor (WR) III yang akan berkoordinasi dengan intelijen," ujar dia.

Selain itu, organisasi atau unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang ditengarai bisa menjadi pintu masuknya radikalisme, juga sudah dipantau, termasuk organisasi ekstra kampus.

Sedangkan, organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) masih terpantau dan tidak ada masalah.

2. Memperkuat karakter mahasiswa

Mahasiswa Terpapar Radikalisme, Universitas Brawijaya Gandeng IntelijenTeroris Riau

Menurut Bisri, yang tidak terdeteksi adalah mereka yang begerak secara sembunyi-sembunyi, khususnya yang tidak terorganisir atau bergerak secara individual.

"Ini juga susah dipantau oleh rektorat. Dulu sempat akan melarang satu organisasi yang dianggap radikal, untuk tidak melakukan kegiatan terbuka di UB (Universitas Brawijaya), sayangnya sampai sekarang prosesnya masih alot," kata dia.

Namun, kata Bisri, organisasi tersebut saat ini sudah dilarang pemerintah, sehingga dibubarkan dan lebih mudah pengawasannya.

Selain menggandeng intelijen, kata Bisri, pihaknya juga melakukan langkah internal, yakni memperkuat karakter. Ada mata kuliah yang sudah dirancang dengan memasukkan poin-poin Pembinaan Karakter Berbasis Religi (PKBR).

Bisri menjelaskan PKBR merupakan pembinaan kepribadian yang berhubungan dengan keagamaan. Hanya saja, implementasinya tidak selalu berhubungan dengan ketuhanan. PKBR juga membantu mahasiswa membentuk kepribadian profesional.

"Mata kuliah ini sudah dipetakan dengan baik," ujar dia.

3. Tujuh perguruan tinggi ngetop terpapar radikalisme

Mahasiswa Terpapar Radikalisme, Universitas Brawijaya Gandeng IntelijenTeroris Riau

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) merilis ada tujuh kampus yang diduga kuat menjadi lahan subur tumbuhnya paham radikal, yakni Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), Universitas Airlangga (Unair), dan Universitas Brawijaya (UB).

Sementara, berdasarkan pengamatan BNPT, fakultas eksakta dan kedokteran di Universitas Brawijaya telah terpapar radikalisme.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya