Sering Terjadi Kecelakaan Kerja Proyek, Ini 5 Hal tentang Box Girder Konstruksi

Box girder diciptakan pada 1830

Laporan Sandra Ratnasari

Jakarta, IDN Times - Dalam dua bulan berturut-turut, Jakarta diwarnai sejumlah kecelakaan konstruksi bangunan. Kecelakaan tersebut di antaranya ambruknya selasar Gedung 2 Bursa Efek Jakarta, ambruknya box girder proyek LRT di Kayu Putih, ambruknya proyek Apartemen Pakubuwono Spring, dan ambruknya box girder Double Double Track (DDT) di Matraman, Jakarta Timur. 

Kecelakaan konstruksi jalur kereta layang ini cukup menarik perhatian. Millennials sudah tahu mengapa konstruksi ini rawan kecelakaan? Berikut beberapa fakta tentang box girder seperti dikutip dari berbagai sumber Minggu (4/2): 

1. Konstruksi rumit di dalam beton box girder 

Sering Terjadi Kecelakaan Kerja Proyek, Ini 5 Hal tentang Box Girder KonstruksiIDN Times/Teatrika Putri

Di satu sisi, kecanggihan konstruksi mempermudah pekerjaan. Box girder adalah konstruksi beton berongga yang dinilai lebih kuat dibanding bentuk konstruksi I atau H. Di dalam box girder, tersusun konstruksi baja, besi, aluminium, dan beton pre-stressed yang membuat kekuatannya maksimal.

2. Box girder diciptakan pada 1830

Sering Terjadi Kecelakaan Kerja Proyek, Ini 5 Hal tentang Box Girder KonstruksiIDN Times/Teatrika Putri

Box girder bukan teknologi baru. Ahli teknik sipil, Sir William Fairbairn, dengan bantuan ahli matematika, Eaton Hodgkinson menemukan pola kontruksi boks girder ini. Mereka memikirkan sebuah desain yang efisien dan kuat. 

Baca juga: Satu Korban Tewas Ambruknya Crane DDT Dimakamkan di Padalarang

3. Box girder dipakai di konstruksi dunia

Sering Terjadi Kecelakaan Kerja Proyek, Ini 5 Hal tentang Box Girder KonstruksiAntara Foto

Box girder adalah teknologi konstruksi yang telah dipakai di konstruksi-konstruksi besar dunia. Salah satu yang menjadi pujian adalah konstruksi Britannian Bridge dan Royal Albert Bridge di Inggris.

4. Box girder butuh penanganan khusus

Sering Terjadi Kecelakaan Kerja Proyek, Ini 5 Hal tentang Box Girder KonstruksiIDN Times/Teatrika Putri

Konstruksi box girder kuat tetapi cukup berat. Karena konstruksi ini dipakai di kontruksi besar, box girder membutuhkan teknik pengangkutan khusus untuk disusun menjadi konstruksi solid sesuai dengan rancangan konstruksi.

Zeis Zultaqwa yang pernah pemimpin proyek pembangunan Jembatan Pameuntasan, Sungai Citarum, pada 2010, mengatakan ada beberapa metode teknik pemasangan girder. Setidaknya, ada dua cara yang sering dipakai.

Pertama, metode launching dengan alat launcher pemasangan girder segmental per girder sesuai ukuran dari pabriknya. Setelah konstruksi naik, baru dilakukan pemasangan kabel tendonnya.

Kedua, metode manual, penggabungan segmentalnya dilaksanakan di bawah, termasuk penyambungan kabel prestress-nya. Baru setelah itu diangkat ke atas menggunakan crane.

"Cara pertama inilah yang dilakukan di proyek DDT Matraman," ujar Zeis, Minggu 4 Februari 2018. 

5. Kegagalan adalah masalah multifaktor

Sering Terjadi Kecelakaan Kerja Proyek, Ini 5 Hal tentang Box Girder KonstruksiIDN Times/Teatrika Putri

Kecelakaan konstruksi ini menjadi kecelakaan multifaktor. Penelitian mengenai penyebab kecelakaan bisa berlangsung cukup lama, karena berbagai hal yang menjadi pertimbangan. Kurangnya keahlian operator, masalah kegagalan alat, dan faktor alam menjadi faktor utama kecelakaan. 

Untuk kasus kegagalan konstruksi di Kayu Putih, Jakarta Timur dan Matraman, Jakarta Timur, masih dalam penyelidikan penyebab kecelakaan. Mari, tunggu penyelidikan ahli.

Baca juga: Cerita Haru Keluarga Joni Fitrianto, Korban Crane Ambruk di Matraman

Topik:

Berita Terkini Lainnya