Penyebaran COVID-19 di Depok Kian Masif, PSBB Dinilai Belum Maksimal

Warga masih banyak melanggar ketentuan PSBB

Depok, IDN Times - Pemerintah Kota Depok mengonfirmasi 8 temuan baru kasus positif COVID-19 per Kamis (16/4). Dengan begitu, total yang terpapar virus corona mencapai 147 orang dan 15 orang di antaranya meninggal dunia.

Jumlah itu setara dengan 25 persen total penyebaran COVID-19 di Jawa Barat dan sekaligus terbanyak ketiga di kawasan Jabodetabek, setelah Bekasi dan Jakarta tentunya. Lho, apakah ini menandakan PSBB yang diberlakukan di Kota Depok tidak efektif?

1. Zona merah COVID-19 ada di 3 kecamatan di Depok

Penyebaran COVID-19 di Depok Kian Masif, PSBB Dinilai Belum MaksimalIlustrasi Corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Penyebaran kasus positif di Kota Depok berpusat di 3 kecamatan. Masing-masing dengan torehan jumlah dua digit. Data dari Crisis Center COVID-19 Depok, menunjukkan persebaran paling banyak terdapat di Kecamatan Sukmajaya, dengan jumlah 29 orang.

Kemudian di Kecamatan Cimanggis mencapai 25 orang dan Kecamatan Pancoran Mas sebanyak 22 orang. Wali Kota Mohammad Idris menyebut sebagian besar penularan COVID-19 di wilayahnya karena imported case atau terpapar dari luar wilayah/negeri. Namun sebagian lagi, dikarenakan transmisi lokal atau terinfeksi karena interaksi di dalam wilayah.

“Warga Depok yang terkena COVID-19, sebagian tertular dari Jakarta, tapi sebagiannya lagi karena transmisi lokal. Saya belum bisa sebutkan wilayahnya di mana,” ucap Idris saat dikonfirmasi, Kamis (16/4).

Baca Juga: Hari Pertama PSBB, 5.730 Kendaraan Masuk ke Wilayah Depok 

2. Sebanyak 33 pasien dalam pemantauan meninggal di Depok

Penyebaran COVID-19 di Depok Kian Masif, PSBB Dinilai Belum Maksimal(Ilustrasi virus corona) IDN Times/Arief Rahmat

Perkembangan kasus yang termasuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP), kondisinya pun tak kalah gawat. Hingga Kamis, jumlah warga Depok yang bersatatus ODP mencapai 2.423 orang. Jumlah itu tertinggi kedua di kawasan Jabodetabek, setelah Jakarta. 

Begitu pun untuk kasus PDP. Kota Depok jadi terbanyak kedua setelah Jakarta di kawasan Jobedetabek dengan total 807 orang dan 33 orang di antaranya meninggal dunia.

3. Pelaksanaan PSBB dinilai belum berjalan optimal

Penyebaran COVID-19 di Depok Kian Masif, PSBB Dinilai Belum Maksimal(Foto hanya ilustrasi) Penegakkan aturan PSBB di perbatasan Depok-Jakarta (IDN Times/Rohman Wibowo)

Sebagai upaya memutus mata rantai penularan COVID-19, Depok sedang melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga Selasa (28/4) mendatang. Namun Idris mengatakan, pelaksanaan PSBB yang sudah berlangsung dua hari belakangan tak berjalan optimal. Alih-alih bisa mengurangi masifnya penyebaran virus corona, justru aturan di dalam PSBB itu masih banyak yang tak dipatuhi.

“Masih banyak warga yang tidak menggunakan masker ketika keluar rumah, berboncengan di kendararaan roda dua. Juga masih ditemukan adanya kerumunan dan masih ada warung makan yang menyediakan layanan di tempat,” ucap Idris dalam keterangan tertulisnya, Kamis.

https://www.youtube.com/embed/Bg4nZkBuZzQ

Baca Juga: Wali Kota Depok Usulkan Penghentian Operasional KRL selama PSBB

Topik:

Berita Terkini Lainnya