Jakarta, IDN Times - Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy, menyerukan agar Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP Mardiono dan seluruh jajaran pengurus harian melakukan taubat nasuha.
Langkah itu, kata pria yang akrab disapa Rommy tersebut, sebaiknya diikuti dengan permintaan maaf secara terbuka kepada seluruh kader partai berlambang Ka'bah hitam itu. Sebab, untuk kali pertama sejak tahun 1977, PPP gagal melenggang ke Senayan.
Pernyataan itu disampaikan Rommy saat PPP menggelar musyawarah kerja nasional di Ancol pada akhir pekan ini. Ini mukernas pertama usai pembentukan pemerintahan baru Prabowo-Gibran.
"Perolehan suara PPP secara nasional (DPR RI) pada Pemilu 2024 sebanyak 5,8 juta. Tetapi, perolehan suara PPP untuk DPRD Kabupaten atau Kota masih mencapai 7,9 juta. Sementara, saat rekapitulasi suara, PPP hanya kekurangan 190 ribu suara untuk bisa lolos parliamentary treshold (PT) 2024," ujar Rommy dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (14/12/2024).
Artinya, ada kegagalan DPP dalam mengorkestrasi pemenangan antara pusat dan daerah. "Maka, selaku Ketua Majelis, saya menyerukan Plt Ketua Umum dan seluruh jajaran pengurus harian DPP PPP untuk melakukan tobat yang sungguh-sungguh dan dengan ksatria mengakui atas ketidakmampuannya menjaga PPP di Senayan," kata mantan Ketua Umum PPP itu.
Menurutnya, sejak PPP gagal melenggang ke Senayan, belum ada permintaan maaf dari Mardiono. Justru pernyataan Mardiono yang menepis telah gagal menjadi pelaksana tugas ketum yang viral ke publik.
"Plt Ketua Umum ketika itu menyatakan 'saya tidak gagal, karena saya bukan caleg.'" tutur dia.