Women’s March 2019, Perempuan Desak RUU PKS Segera Disahkan

Ada harapan agar perempuan tak lagi jadi obyek

Jakarta, IDN Times - Sekitar seratusan perempuan dan laki-laki berkumpul di depan Hotel Sari Pan Pacific pada Sabtu pagi (27/4). Mereka tengah menanti long march yang akan berlangsung sampai ke area Taman Aspirasi di seputar Monumen Nasional (Monas).

Mereka tampak berpenampilan modis. Aneka poster warna-warni ada di genggaman tangan, siap untuk dipamerkan kepada setiap mata dan kamera yang memandang. Mereka sedang menjadi peserta Women’s March Jakarta—sebuah gerakan kesetaraan gender yang tahun ini mengambil tagline #BeraniBersuara.

Baca Juga: Women's March Jakarta 2019 Serukan Politik Perempuan Tanpa SARA

1. Titi Anggraini menegaskan peran penting perempuan dalam politik

Women’s March 2019, Perempuan Desak RUU PKS Segera DisahkanIDN Times/Rosa Folia

Titi Anggraini, Direktur Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), turut hadir memberikan orasi dari atas mobil komando. Titi mengingatkan partai politik bahwa kaum hawa bukan alat untuk memenuhi persyaratan pendirian partai sebesar 30 persen keterwakilan perempuan.

Sayangnya, menurut Titi, “partai politik belum serius menempatkan perempuan jadi caleg”. Ia menilai perempuan belum jadi prioritas. Contohnya adalah sedikit sekali caleg perempuan yang ditempatkan di nomor urut satu.

Karena itu, ia menuntut agar partai politik tak hanya memenuhi kuota 30 persen saja, tapi juga memberikan pendidikan dan insentif politik kepada perempuan.

2. Amnesty International Indonesia desak RUU Penghapusan Kekerasan Seksual segera disahkan

Women’s March 2019, Perempuan Desak RUU PKS Segera DisahkanIDN Times/Rosa Folia

Women’s March 2019 juga diikuti oleh perwakilan Amnesty International Indonesia, yang berorasi ketika peserta long march berjalan. Amnesty Indonesia mengingatkan bahwa tidak boleh ada lagi pelecehan seksual di jalanan maupun tempat kerja.

Dalam kegiatan ini, RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) juga menjadi sorotan. Para orator berkali-kali menggaungkan satu dari 10 tuntutan Women’s March 2019 ini.

Amnesty Indonesia juga menggarisbawahi pentingnya perempuan dalam pembuatan kebijakan. “Utamakan kesetaraan gender dalam setiap kebijakan publik,” tegas Amnesty International Indonesia.

3. Sejumlah tokoh agama hadir dan ikut memberi dukungan

Women’s March 2019, Perempuan Desak RUU PKS Segera DisahkanIDN Times/Rosa Folia

Tidak hanya anak-anak muda berpenampilan modis yang hadir di acara Women’s March. IDN Times juga melihat ada sejumlah tokoh agama yang berada di panggung acara.

Samaneri Thira Nimmala, perwakilan agama Buddha, mengakui ini adalah Women’s March pertama yang dia ikuti. “Saya hadir karena ingin mendukung kesetaraan perempuan,” ujar Thira.

Hingga siang, acara Women’s March ini diikuti sekitar 4.000 orang.

Baca Juga: Rina Emilda, Perempuan Teguh di Balik Sosok Novel Baswedan

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya