Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

RSCM Rawat 49 Pasien Gagal Ginjal Akut, Termuda Bayi 8 Bulan

RSUP Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM) (Instagram.com/rscm.official)

Jakarta, IDN Times - Rumah Sakit Umum Pusat Nasional atau RSUPN dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) mencatat sejak Januari 2022 hingga Kamis (20/10/2022) terdapat 49 pasien gagal ginjal akut misterius yang mendapatkan perawatan.

Direktur Utama RSCM, dr Lies Dina Liastuti, mengatakan, angka kematian pasien gagal ginjal akut misterius tersebut mencapai 63 persen dari 49 pasien yang masuk.

"Jadi yang pulang hanya 7 orang, yang masih dirawat ada 11 anak sekarang. Sebanyak 10 anak masih di Pediatric Intensive Care Unit (PICU) dan yang satu masih di unit gawat darurat karena baru masuk hari ini," kata Lies dalam konferensi pers di RSCM, Kamis.

1. Pasien gagal ginjal akut usia 8 bulan sampai 8 tahun

ilustrasi ginjal (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Lies mengungkapkan, dari 49 anak yang dirawat di RSCM, pasien didominasi oleh balita dengan umur paling muda sekitar 8 bulan dan paling tua berusia 8 tahun.

"Yang masuk ke RSCM paling muda umurnya 8 bulan, yang paling tua umurnya 8 tahun. Anak-anak kecil kasihan sekali," katanya.

2. Pasien tidak memiliki penyakit bawaan atau berat

Direktur Utama RSCM dr Lies Dina Liastuti gelar konferensi Pers Gagal Ginjal Akut di RSCM/IDN Times Dini Suciatiningrum

Lies mengatakan, berdasarkan cerita orangtua, pasien-pasien yang teridentifikasi gagal ginjal akut itu tidak memiliki penyakit bawaan atau berat. Namun rata-rata sebelumnya mengalami demam, batuk, dan pilek.

"Mereka sebelumnya ada demam, diare, batuk, pilek dan ternyata semuanya mendapatkan obat dan sudah ke dokter sebelumnya," katanya.

3. Pasien gagal ginjal akut sudah tidak bisa buang air kecil

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Besse Fadhilah)

Lies menegaskan, sebagai rumah sakit rujukan, RSCM tidak mungkin menerima pasien yang hanya dengan kondisi batuk dan pilek saja. Pasien yang datang ke RSCM sudah dalam kondisi tidak bisa buang air kecil.

"Jadi mereka sudah pernah diobati di tempat sebelumnya, masalahnya pada saat datang mereka sudah dalam kondisi tidak bisa buang air kecil," ujar Lies.

"Dalam kondisi memang sudah sulit untuk diatasi, jadi kami melakukan pengobatannya semaksimal mungkin dicoba atas dasar pemeriksaan macam-macam," ucapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
Dini Suciatiningrum
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us