RS di Bogor Butuh Oksigen 14 Ton Sehari, Tapi Baru Terpenuhi 6 Ton

Akibatnya banyak IGD RS di Bogor tidak bisa layani pasien

Bogor, IDN Times - Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, pasokan oksigen untuk sejumlah rumah sakit di Kota Bogor masih kurang.

Menurut Dedie, kebutuhan oksigen liquid untuk 21 rumah sakit yang tersebar di Kota Bogor, Jawa Barat, saat ini sebanyak 14 ton per hari.

"Kita masih kekurangan, kebutuhan pasokan oksigen 21 rumah sakit Kota Bogor sebanyak 14 ton liquid oksigen per hari," kata Dedie.

Baca Juga: Tiga Pasien Meninggal Dunia Akibat RS Krisis Oksigen di Purwakarta 

1. Kebutuhan oksigen baru terpenuhi sekitar 6 ton

RS di Bogor Butuh Oksigen 14 Ton Sehari, Tapi Baru Terpenuhi 6 TonIlustrasi Tabung Oksigen. (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Dari kebutuhan itu, lanjut Dedie, saat ini baru terpenuhi sekitar 6 ton. Untuk kekurangannya dipenuhi dari tabung 6 m3. 

"Kekurangan dipenuhi dari tabung 6m3. Contoh RSUD setiap hari butuh 210 tabung. Padahal kebutuhan liquid oksigen 4,5 ton per hari," kata Dedie.

2. Wali Kota Bogor Bima Arya telah mendesak pemerintah pusat bergerak lebih cepat

RS di Bogor Butuh Oksigen 14 Ton Sehari, Tapi Baru Terpenuhi 6 Ton(IDN Times/Kevin Handoko)

Guna memenuhi pasokan oksigen bagi pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit, Wali Kota Bogor Bima Arya sebelumnya telah meminta pemerintah pusat untuk bergerak lebih cepat mengatasi kelangkaan oksigen ini.

Hal tersebut diungkapkan Bima Arya saat meninjau tiga titik stasiun pengisian (filling station) oksigen, pada Jumat (16/7/2021) lalu. Titik yang dikunjungi yakni PT Sandara Baswana Gas di Citeureup, PT Rezki Gasindo Jaya di Gunung Putri, dan PT Aneka Gas Industri (Samator) Cileungsi, Kabupaten Bogor. 

“Tiga titik ini yang memasok oksigen ke semua RS di Kota Bogor. Kondisinya memang masih kritis, masih darurat. Semua mengeluhkan pasokan di pabrikan yang tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan saat ini, sehingga jalur distribusi ke RS terhenti. Jadi masuk sedikit-sedikit dan dipaksa dibagi ke rumah sakit yang betul-betul membutuhkan,” ungkap Bima Arya.

3. Kurangnya pasokan oksigen membuat IGD sejumlah RS tidak bisa melayani pasien

RS di Bogor Butuh Oksigen 14 Ton Sehari, Tapi Baru Terpenuhi 6 TonWarga mengantre untuk mengisi ulang tabung oksigen di Jalan Minangkabau Timur, Jakarta Selatan, Senin (6/7/2021). (IDN Times/Sachril)

Akibat kurangnya pasokan oksigen, kata Bima, Instalasi Gawat Darurat (IGD) di sejumlah RS di Kota Bogor tidak bisa melayani pasien.

“Oksigennya sudah habis. Sementara filling station ini juga tergantung pasokannya dari pabrikan. Yang di sana (pabrikan) juga kapasitas produksinya terbatas. Jadi, situasinya memang sangat darurat, semuanya menyiasati dengan cara membagikan dulu bagi RS yang membutuhkan,” terang Bima.

Karena itulah Bima Arya mendesak pemerintah pusat untuk bergerak lebih cepat mengatasi kelangkaan oksigen.

“Karena dampaknya banyak. Berdampak pada angka kematian warga isoman yang melonjak, berdampak juga pada keterisian tempat tidur. Tempat tidur di RS pun tidak bisa digunakan karena oksigennya juga tidak ada. Jadi, rasanya semua harus bergerak cepat,” tegas Bima Arya.

Baca Juga: Tidak Ada Pasokan, RSUD Tabanan Kehabisan Stok Oksigen Cair

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya