Menkes Budi Pertanyakan Kualitas Tes PCR Malaysia, Arab, dan UAE 

Apakah kualitas tes PCR Indonesia sudah baik?

Jakarta, IDN Times - Setiap warga negara yang akan mengunjungi negara lain atau kembali ke Indonesia usai dari luar negeri, wajib menyertakan tes PCR negatif. Mengenai hasil tes PCR dari beberapa negara luar, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mempertanyakan kualitasnya.

"Ini khususnya untuk penerbangan, penerbangan kan lumayan ketat dari negara asal kita, minta ada PCR test. Tapi tetap begitu tiba kita tes, tinggi sekali positivity rate-nya. Yang paling tinggi adalah dari Arab Saudi, dari Malaysia, dan Uni Emirat Arab (UAE)," kata Budi saat rapat dengar pendapat bersama Komisi IX DPR, Senin (13/9/2021).

"Jadi kita gak tahu juga, apakah hasil lab PCR di sana memang berkualitas atau tidak, dari tiga negara ini," dia menambahkan.

Baca Juga: JK Sentil Menkes: Vaksinasi COVID-19 Lama karena Administrasi Ribet

1. Kerja sama dengan tiga negara itu untuk melakukan 'pembatasan' laboratorium

Menkes Budi Pertanyakan Kualitas Tes PCR Malaysia, Arab, dan UAE Ilustrasi swab test (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Budi mengatakan pemerintah akan melakukan kerja sama bilateral dengan Arab Saudi, Malaysia, dan UAE. Kerja sama ini dilakukan agar hasil PCR dari tiga negara tersebut terjaga kualitasnya.

"Oleh karena itu kita akan segera melakukan kerja sama bilateral dengan kementerian kesehatan ketiga negara ini untuk memastikan, membatasi, lab-lab apa saja yang boleh kita terima. Yang tersertifikasi dengan baik di otoritas lokalnya, untuk memastikan bahwa kualitas dari test PCR-nya bagus," ujar Menkes.

2. 'Pembatasan' laboratorium ini sudah dilakukan negara lain

Menkes Budi Pertanyakan Kualitas Tes PCR Malaysia, Arab, dan UAE Ilustrasi bandara (IDN Times/Lia Hutasoit)

Lebih lanjut, Budi mengatakan 'pembatasan' laboratorium ini sudah lebih dulu dilakukan Korea Selatan dan China. Menkes mengungkapkan, hanya beberapa laboratorium Indonesia yang diperbolehkan di kedua negara tersebut bila ingin menyertakan test PCR. Namun, dia tak merinci laboratorium Indonesia mana saja yang diperbolehkan di Korea Selatan dan China.

"Karena hal yang sama juga dilakukan seperti negara Korea Selatan dan China. Kalau kita datang ke sana, hanya beberapa lab di Indonesia yang diperbolehkan untuk bisa melakukan tes PCR, untuk menjaga kualitas agar tidak terjadi hal-hal seperti ini, dan membawa varian-varian baru masuk ke Indonesia," kata dia.

Baca Juga: Data Lengkap COVID-19 RI di 34 Provinsi per 12 September 2021

3. Pemerintah akui 'kebobolan' hingga menyebabkan lonjakan kasus COVID-19

Menkes Budi Pertanyakan Kualitas Tes PCR Malaysia, Arab, dan UAE Ilustrasi corona. IDN Times/Mardya Shakti

Pada kesempatan ini, Budi mengakui pemerintah kebobolan di jalur laut hingga sebabkan lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia pada Juli lalu karena varian Delta. Dia mengakui lonjakan kasus ini terjadi karena varian Delta dari India.

"Nah yang perlu kita jaga adalah kita bisa lihat bahwa pintu masuk kemarin, kita agak kebobolan karena kita lupa menjaga dari sisi lautnya. Sehingga banyak kapal-kapal pengangkut barang yang masuk ke Indonesia dari India, krunya pada saat mendarat diizinkan turun, sehingga menularkan," kata Menkes Budi.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya