Reaksi PDIP Indonesia Disebut Episentrum COVID-19 di Asia Tenggara

Masyarakat harus bahu membahu lawan COVID-19

Jakarta, IDN Times - Media asing menyebut Indonesia sebagai episentrum COVID-19 di Asia Tenggara. Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDIP, Rahmad Handoyo, memaklumi hal tersebut.

"Media asing silakan memberitakan suatu hal tentang kita, itu karena fakta. Itu adalah dilihat dari indikator, angka-angka yang disampaikan oleh pemerintah kemudian dikompilasi di WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), dari situlah mereka berpandangan terhadap Indonesia, mau episentrum lah atau apapun namanya," kata Rahmad, saat dihubungi, Selasa (20/7/2021).

"Jadi kita ambil positifnya, kita ambil hikmahnya, memang banyak negara ya, apalagi penduduk kita itu, salah satu yang terbesar di dunia. Kemudian luas wilayah kita yang begitu luas, kemudian ya banyak hal indikator yang bisa kita disebut sebagai episentrum, tapi juga ada indikator kita bahwa kita bisa keluar dari krisis kemanusiaan ini," tambahnya.

Baca Juga: Selain Indonesia, Ini 3 Negara dengan Kasus Harian COVID-19 Tertinggi

1. Rahmad ingin seluruh elemen masyarakat bergotong royong lawan COVID-19

Reaksi PDIP Indonesia Disebut Episentrum COVID-19 di Asia TenggaraIlustrasi Vaksin. IDN Times/Arief Rahmat

Rahmad mengakui kasus COVID-19 di Indonesia masih cukup tinggi. Angka kematian akibat virus corona ini, menurut dia, juga masih bertambah.

Dia mengatakan masyarakat harus bersatu melawan pandemik COVID-19. Menurutnya, wabah virus corona tidak akan bisa dikendalikan bila masyarakat tidak disiplin protokol kesehatan.

"Nah, selanjutnya kita juga akan support, bahu membahu, mendukung program pemerintah vaksinasi. Karena program vaksinasi bila kita berhasil, mayoritas penduduk kita sesuai target yang diinginkan pemerintah, tentu itu akan mempercepat proses terbentuknya herd immunity," ujarnya.

Rahmad yakin Indonesia bisa keluar dari julukan episentrum COVID-19 di Asia Tenggara. Dia mengatakan julukan yang diberikan kepada Indonesia adalah bentuk semangat.

"Nah itu saya kira. Jadi intinya dengan adanya sebutan apapun terhadap Indonesia di media asing, menambah kita untuk bersemangat, bersatu bahwa kita juga bisa lho menyelamatkan diri, bisa lho kita mengendalikan COVID-19 dengan bergotong royong," kata dia.

2. Media asing sebut Indonesia episentrum COVID-19 di Asia Tenggara

Reaksi PDIP Indonesia Disebut Episentrum COVID-19 di Asia TenggaraIlustrasi tim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 mengusung jenazah pasien positif COVID-19. (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

Setiap hari warga Indonesia mendengar kabar duka akibat COVID-19. Ganasnya virus corona yang mulai mewabah di Tanah Air pada 2 Maret 2020, kini telah merenggut puluhan ribu nyawa.

Sejak akhir Juni 2021, di mana pemerintah mengonfirmasi kasus varian Delta, jumlah kasus harian COVID-19 terus bertambah, begitu juga kasus kematian. Bahkan, jumlah kasus harian dan kematian di Indonesia telah mengalahkan India.

Meningkatnya jumlah kasus baru akibat varian Delta ini, menurut Bloomberg, menyebabkan Indonesia dinyatakan sebagai episentrum virus baru COVID-19 di Asia Tenggara.

Baca Juga: [UPDATE] 174,5 Juta Warga Dunia Berhasil Sembuh dari COVID-19

3. Kasus COVID-19 Indonesia pada Senin (19/7/2021)

Reaksi PDIP Indonesia Disebut Episentrum COVID-19 di Asia TenggaraIlustrasi pandemik COVID-19. (ANTARA FOTO/M. Risyal Hidayat)

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 mengumumkan kasus COVID-19 mengalami kenaikan 34.257 orang pada Senin (19/7/2021). Sehingga, total kasus virus corona di Indonesia kini mencapai 2.911.733 kasus.

Jawa Barat tercatat sebagai provinsi dengan jumlah kasus positif harian terbanyak, yaitu 7.287 kasus, dan disusul DKI Jakarta 5.000 kasus. Lalu, Jawa Timur (4.423 kasus), Jawa Tengah (4.042 kasus), dan Banten (2.166 kasus).

Selain kasus baru, Satgas juga menyampaikan ada penambahan jumlah pasien berhasil sembuh dari COVID-19. Pasien sembuh per kemarin sebanyak 32.217 orang.

Dengan demikian, pasien yang sembuh dari COVID-19 sejak Maret 2020 mencapai 2.293.875 orang.

Satgas COVID-19 juga mengumumkan jumlah pasien yang meninggal dunia kemarin bertambah 1.338 orang atau mencapai rekor tertinggi sejak pandemik melanda. Sehingga, total pasien yang meninggal karena terinfeksi virus corona mencapai 74.920 orang.

Jawa Timur menjadi daerah yang paling banyak memiliki pasien meninggal, yakni 359 orang. Kemudian disusul Jawa Tengah 278 orang, DKI Jakarta 250, dan Jawa Barat 82 orang.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya