Wasekjen PAN Usul RS Khusus Pejabat, NasDem: Sakiti Perasaan Publik

Willy NasDem anggap rumah sakit untuk pejabat berlebihan

Jakarta, IDN Times - Wasekjen DPP PAN, Rosaline Irene Rumaseuw, mengusulkan agar dibuat rumah sakit khusus pejabat yang terinfeksi COVID-19. Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya menyebut, permintaan Rosaline ini menyakiti hati rakyat.

"Usulan yang disampaikan untuk membangun rumah sakit khusus bagi pejabat negara saya kira berlebihan dan akan menyakiti perasaan publik. Bukan saat ini mengusulkan hal yang justru membangun jurang pemisah," kata Willy, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Fraksi NasDem, dalam keterangannya dikutip Jumat (9/7/2021).

Baca Juga: Politikus PAN Usul Ada Rumah Sakit Khusus Bagi Pejabat yang Kena COVID

1. Willy sebut banyak cara yang bisa dilakukan anggota DPR untuk menekan laju penyebaran COVID-19

Wasekjen PAN Usul RS Khusus Pejabat, NasDem: Sakiti Perasaan PublikAnggota DPR Willy Aditya (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Dia menambahkan, anggota DPR seharusnya mendukung langkah pemerintah dalam menekan penyebaran COVID-19, atau bukan menuntut dibangunnya RS khusus pejabat. Willy mengatakan anggota DPR sama seperti masyarakat. Dengan melakukan pola hidup sehat, menerapkan protokol kesehatan COVID-19, mendorong pembuatan tempat isolasi mandiri berbasis RT/RW, dan lainnya, bisa dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus Corona.

"Anggota DPR sepatutnya mendorong gotong royong demikian dan kalau perlu ikut memfasilitasinya (membuat tempat isolasi mandiri untuk warga) sesuai daerah pemilihan masing-masing," ujar Willy.

Baca Juga: PAN Bantah Minta Pemerintah Sediakan Rumah Sakit untuk Pejabat

2. Curhat Rosaline Irene soal koleganya

Wasekjen PAN Usul RS Khusus Pejabat, NasDem: Sakiti Perasaan PublikWakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Rosaline Irine Rumaseuw (www.instagram.com/@dr.rosalinerumaseuw)

Rosaline sebelumnya curhat tentang sulitnya mencari rumah sakit bagi koleganya ketika terjadi lonjakan kasus COVID-19. Bahkan, ketika menemukan rumah sakit dan berada di Unit Gawat Darurat (UGD), mereka sempat terlunta-lunta.

Itu pula yang dialami koleganya dari PAN, John Siffy Mirin ketika terpapar COVID-19. Alhasil, John yang juga merupakan anggota Komisi II DPR pada Sabtu, 3 Juli 2021 lalu, meninggal usai terinfeksi COVID-19. Menurut Rosaline, ia dan sejumlah petinggi PAN sampai harus mengemis agar almarhum John Siffy memperoleh tempat perawatan. 

"Saya punya Ketua Fraksi PAN, saya punya teman Wakil Ketua Komisi IX, saya punya Ketua Umum PAN, semua mengemis-ngemis ke (RS) Medistra sampai ada ruangan. Sampai segitunya," ungkap Rosaline ketika berbicara di diskusi virtual dengan tajuk Persepsi Netizen Terhadap Penanganan COVID-19, Rabu (7/7). 

Oleh sebab itu, ia mengusulkan kepada Kementerian Kesehatan untuk menyediakan rumah sakit khusus bagi pejabat di tengah lonjakan kasus COVID-19. Menurut Rosaline, pejabat perlu diistimewakan lantaran mereka bekerja untuk kepentingan publik. 

"Dia itu kan ditempatkan untuk memikirkan rakyat dan negaranya. Bagaimana sampai dia bisa terlunta-lunta saat datang ke emergency (rumah sakit)," tutur dia lagi. 

3. RSPAD tak sanggup rawat pejabat yang positif COVID-19

Wasekjen PAN Usul RS Khusus Pejabat, NasDem: Sakiti Perasaan PublikWakil Sekjen DPP PAN Rosaline Irene Rumaseuw (tangkapan layar Zoom)

Rosaline menyadari ada RSPAD Gatot Subroto yang biasa dijadikan rujukan untuk perawatan bagi sejumlah pejabat yang terpapar COVID-19. Tetapi, menurutnya hal tersebut tidak cukup. Apalagi sejak pandemik COVID-19 merebak, rumah sakit sudah terisi penuh. 

"Kemenkes harus sudah mulai waspada. Sekarang saja ketika dilakukan webinar, saya masih harus mengurus beberapa anggota DPR yang lagi mendapat penanganan di lantai rumah sakit. Semua masing-masing berusaha membeli kursi roda supaya bisa duduk," kata Rosaline. 

Dalam kesempatan itu, ia sempat menyentil sikap pemerintah yang tidak siap ketika menghadapi lonjakan kasus COVID-19. "Padahal waktu corona lahir itu seharusnya kita sudah siap, karena di TV sudah jelas dunia sudah mulai (kewalahan) dengan (COVID-19). Di Italia, tanah atau lahan sudah susah untuk memakamkan korban meninggal akibat COVID-19," katanya.

Kondisi tidak jauh berbeda, justru kini dialami Indonesia. Banyak fasilitas kesehatan, kata dia, saat dibutuhkan seolah sudah tidak ada.

Baca Juga: Tempat Tidur RS Bakal Dikonversi 40 Persen Buat Perawatan Pasien COVID

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya