Sakdiyah Ma'ruf: Komika Muslimah Asal Indonesia yang Diakui Dunia

Komika Sakdiyah Ma'ruf masuk dalam daftar 100 perempuan inspiratif dan berpengaruh di dunia tahun 2018 versi BBC. Dalam daftar tersebut, Sakdiyah berada di urutan ke 54.  

Dia disebut sebagai perempuan komedian tunggal muslim pertama dari Indonesia yang menggunakan komedi sebagai cara untuk menantang ekstremisme Islam dan kekerasan terhadap perempuan.

Sakdiyah adalah contoh bahwa agama bukanlah tembok yang menghalangi renjana pemeluknya. Aksi Sakdiyah di beberapa televisi nasional serta tur para komika membuat orang tertawa menuai pujian –terutama dari para fans stand-up comedy. Dia menjadikan sisi humornya menjadi senjata untuk melawan kekerasan atas nama agama dan budaya patriarki.

Dalam salah satu penampilan Sakdiyah dalam tur stand-up comedy di Indonesia, satu leluconnya bisa menggambarkan betapa bangganya dia dengan seni menghibur ini: 

Jebolan talent show stand-up comedy bisa nyanyi ya, jebolan talent show nyanyi belum tentu bisa melucu.

Akan tetapi, sebelum menjadi komika, ada perjuangan yang harus dilalui Sakdiyah.

Tidak mudah bagi Sakdiyah untuk jadi komika dengan statusnya sebagai wanita muslim. Dalam wawancara dengan The Sydney Morning Herald pada Oktober 2016, Sakdiyah menjelaskan kalau dulu dirinya tidak boleh keluar dari rumah usai pulang sekolah, tidak boleh mengikuti ekstrakulikuler dan organisasi siswa. Bahkan, Sakdiyah dilarang tahu siapa saja anggota organisasi yang berjenis kelamin laki-laki.

Ketika penampilan pertama di televisi nasional, Sakdiyah mengaku ber-stand-up tanpa sepengetahuan keluarga. Pasalnya orangtua sudah menolak habis-habisan ketika Sakdiyah mengaku ingin jadi komika. Maka, Sakdiyah bersyukur dirinya tidak membawa syok ke keluarga saat penampilan pertama.

Namun, lambat laun Sakdiyah pun lelah sembunyi-sembunyi dan menceritakan semua pada orangtuanya. Awalnya orangtua marah dan menolak kegiatan sang anak. Namun, akhirnya orangtua menerima keputusan Sakdiyah yang mengikuti hasratnya.

Kepada ABC.net.au, Sakdiyah mengaku kalau dirinya sering dicerca dengan pertanyaan mengapa dirinya memilih dunia komedi. Menanggapi cibiran ini, ia selalu beranggapan justru komedi yang membuatnya mengenal diri sendiri. 

Salah satu kenalannya bertanya tentang Al-Quran kepadanya, "Bagaimana bisa seorang Muslim jadi komedian, jika tertawa hanya mendistraksi fokus seseorang dari beribadah?"

Sakdiyah justru menjawabnya dengan pernyataan yang menenangkan. Dirinya mengaku lebih mengenal diri dan tidak pernah terdistraksi oleh komedi atau tertawa.

Seseorang yang mengenal diri sendiri justru akan lebih tahu tentang Penciptanya. Itulah kenapa stand-up comedy jadi alasanku lebih dekat dengan Allah. Karena melalui hal itu, aku lebih mengenal siapa diriku, orang-orang di sekitar dan Allah-ku sendiri.

Prestasi Sakdiyah memang menjadi perhatian lainnya. Sebelum masuk dalam jajaran BBC 100 Women, Sakdiyah menjadi peraih Vaclav Havel Prize dari Oslo Freedom Forum di tahun 2015 atas keberaniannya menyuarakan pendapat berbeda secara kreatif. 

Tentunya pendapat itu dirinya sampaikan saat tampil sebagai komika di panggung Indonesia dan internasional. November 2016, dia menjadi pembicara di salah satu kuliah umum di Sydney, Australia. Salut! Teruslah berkarya, Sakdiyah!