Setahun Pandemik COVID-19, Wamenkes: Tracing Masih Jadi Masalah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menyebut, setelah setahun Indonesia dilanda pandemik COVID-19, masalah tracing (pelacakan) masih jadi problem penanganan pandemik di Indonesia. Namun, bukan berarti proses penguatan tidak dilakukan.
"Proses tracing ini masih menjadi PR besar di tingkatnya kita, karena kita belum mendapatkan rasio yang direkomendasikan oleh WHO, yaitu sekitar 1 sampai 30. Tentu dengan tracing yang lebih baik yang sedang kita lakukan penguatannya," ujar Dante dalam siaran pers di YouTube BNPB, Selasa (9/3/2021).
Baca Juga: TNI Kerahkan 29.736 Personel untuk Tracing COVID-19 di Jawa dan Bali
1. Testing COVID-19 di Indonesia masih dilakukan secara selektif
Dante juga mengakui bahwa proses testing COVID-19 di Indonesia masih selektif. Namun, dengan proses penguatan tracing yang sedang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ia berharap testing akan jadi lebih merata.
"Apalagi sekarang kita sudah melakukan modifikasi untuk beberapa tempat yang tidak mempunyai laboratorium, kita gunakan rapid antigen di beberapa tempat. Mungkin kita akan ketemu proses peningkatan kasus yang lebih tinggi," ujar Dante.
2. Wamenkes sebut kapasitas laboratorium di Indonesia meningkat
Editor’s picks
Lebih lanjut, Dante mengungkapkan, kapasitas labortarium di Indonesia dalam mengonfirmasi kasus positif COVID-19 terus meningkat. Ia menyebut, saat ini sudah ada 637 laboratorium yang dapat melakukan konfirmasi kasus positif dengan tes PCR.
Namun, ia berharap ke depannya akan ada banyak laboratorium yang dapat mengonfirmasi kasus positif COVID-19. Dengan adanya ekspansi pemeriksaan laboratorium, disertai kapasitas testing yang masif, kurva COVID-19 di Indonesia akan makin melandai.
"Kita tidak bisa menghindari fakta bahwa peningkatan kasus COVID-19 ini terjadi secara kumulatif, namun dibarengi dengan peningkatan pemeriksaan laboratorium yang aktif," ujar Dante.
3. Masyarakat harus menjalankan protokol kesehatan secara konsisten
Dalam kesempatan yang sama, Dante juga mengungkapkan salah satu problem lain dalam penanganan pandemik COVID-19 di Indonesia yakni longgarnya penerapan protokol kesehatan. Ia menyebut, ada masyarakat yang sudah kendor dalam menerapkan protokol kesehatan.
"Ini harus kita terus upayakan bahwa secara keseluruhan tidak semua itu menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi masyarakat yang mematuhi protokol kesehatan juga merupakan salah satu bagian untuk menekan kasus positif COVID-19," ungkap Dante.
Baca Juga: Satgas Akui Jumlah Testing COVID-19 Menurun Sepekan Ini