Anggota KKB Dianiaya, Kapuspen: Tak Semua Personel TNI Begitu

Mabes usahakan TNI tetap bersama rakyat

Jakarta, IDN Times - Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Brigjen TNI Nugraha Gumilar mengakui, sejumlah prajurit TNI telah menganiaya anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Defius Kogoya, pada 3 Februari 2024. Namun, kata dia, bukan berarti semua personel TNI permissif terhadap aksi kekerasan. 

"Jumlah personel TNI (di seluruh Tanah Air) mencapai ratusan ribu. Kejadian seperti ini mirip seperti pepatah 'tak ada gading yang tidak retak.' Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Kami mengakui kenakalan oknum (TNI) ini. tapi tidak adil juga bila dikatakan ini merupakan gambaran perilaku prajurit TNI secara keseluruhan," ujar Nugraha ketika memberikan keterangan pers  Senin (25/3/2024), di Gedung Detasemen Mabes TNI, Jakarta Pusat. 

Ia menambahkan, aksi penganiayaan seperti yang terjadi di Pos TNI Gome, Kabupaten Puncak, Papua Tengah tidak sering berlangsung. Nugraha menyebut, meski TNI sebagai organisasi tidak sempurna tetapi mereka berusaha terus melakukan perbaikan. 

"Kami terus berusaha menampilkan TNI yang bersahaja, bersama rakyat, TNI kuat," kata dia lagi. 

1. Pangdam Cendrawasih akui aksi penganiayaan telah coreng nama baik TNI

Anggota KKB Dianiaya, Kapuspen: Tak Semua Personel TNI BegituPangdam XVII/Cendrawasih, Mayjen TNI Izak Pangemanan. (ANTARA FOTO/Evakrudijati)

Aksi penganiayaan terhadap anggota KKB dilakukan oleh prajurit dari Batalyon Infanteri Raider 300/Braja Wijaya, Kodam III/Siliwangi. Namun, kini para prajurit tersebut sudah purna tugas usai berada di Papua selama sembilan bulan. 

Panglima Kodam XVII/Cendrawasih, Mayjen TNI Izak Pangemanan mengatakan, meski video penganiayaan itu menyebar di ruang publik pada 21 Maret lalu, tetapi aksi tersebut terjadi pada 3 Februari 2024. Izak pun tidak membenarkan apa yang dilakukan oleh anak buahnya. 

"Kami sangat menyayangkan hal ini terjadi dan sebenarnya tak boleh terjadi dalam upaya kami menyelesaikan masalah di Papua. Ini melanggar hukum. TNI tidak pernah menerapkan prosedur kekerasan dalam pelaksanaan tugas. Perbuatan ini mencoreng nama baik TNI," ujar Izak di lokasi yang sama. 

Ia pun meminta maaf kepada masyarakat di Papua. Izak mengaku akan bekerja dan mencegah peristiwa serupa terulang di masa depan. 

"Kami akan meningkatkan terus pengawasan-pengawasan kepada satgas yang melaksanakan tugas di Papua. Proses hukum akan kami dorong terus," tutur dia lagi. 

Baca Juga: Kronologi TNI Tangkap Anggota KKB yang Berujung Tindak Kekerasan

2. Tercatat 13 prajurit TNI sudah ditahan di Pomdam III Siliwangi

Anggota KKB Dianiaya, Kapuspen: Tak Semua Personel TNI BegituIlustrasi borgol (IDN Times)

Sementara, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Kristomei Sianturi mengatakan, TNI sudah memeriksa 42 orang terkait aksi penganiayaan kepada anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Defius Kogoya. di Papua.

Sebanyak 13 orang di antaranya diketahui ikut menganiaya langsung Defianus. Mereka kini telah ditahan di Pomdam III Siliwangi.

"Pangdam Cendrawasih (Kodam XVII) sudah mengeluarkan surat perintah penahanan sementara (terhadap 13 prajurit). Nanti, oknum prajurit TNI di Batalyon Infanteri 300 ditahan di instalasi militer maximum security yang ada di Pomdam III Siliwangi. Ke-13 orang itu akan ditetapkan sebagai tersangka," ujar Kristomei di lokasi yang sama. 

Ia pun menjelaskan alasan Defius bisa dalam penahanan prajurit TNI lalu berujung aksi penganiayaan. Defius dan kedua rekannya dilaporkan bakal membakar puskesmas setempat.

Oleh sebab itu, dilakukan operasi gabungan personel TNI-Polri untuk menangkap Defius.

"Defius Kogoya tertangkap pascapatroli aparat keamanan TNI-Polri karena ada informasi dari masyarakat akan ada pembakaran puskesmas di Omukia, Kabupaten Puncak, Papua. Lalu, terjadilah tindak kekerasan itu," tutur pria yang pernah menjabat Kapendam Jaya tersebut.

3. KKB dituding bangun propaganda TNI dukung tindak kekerasan

Anggota KKB Dianiaya, Kapuspen: Tak Semua Personel TNI BegituKepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat, Brigjen TNI Kristomei Sianturi ketika berbicara di program Gen Z Memilih. (Tangkapan layar YouTube IDN Times)

Lebih lanjut, Kristomei mengatakan, saat ini tengah dibangun propaganda oleh KKB bahwa TNI lebih banyak berbuat tindak kejahatan di Bumi Cendrawasih. Tujuannya, kata Kristomei, agar citra prajurit TNI buruk di mata masyarakat Papua. Sehingga, masyarakat tak lagi percaya ke TNI. 

"Ini adalah perang urat syaraf. Yang ditampilkan adalah yang buruk-buruknya dari Pemerintah Indonesia lewat kehadiran prajurit TNI-Polri di sana," kata dia. 

Ia pun menambahkan, justru KKB juga banyak melakukan tindak kekerasan di Papua. Bahkan, KKB tidak segan menyasar warga sipil. 

"Banyak juga dokumentasi mengenai tindak kekerasan yang dilakukan oleh KKB yang juga tersebar (di ruang publik)," tutur dia lagi. 

https://www.youtube.com/embed/STW7digSdBI

Baca Juga: Pangdam Cendrawasih: Anggota KKB yang Dianiaya di Papua Masih Hidup

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya