Febrio Kacaribu, Ekonom UI yang pernah Diajar oleh Menkeu Sri Mulyani

Febrio akan hadir di program Millennials Memilih

Jakarta, IDN Times - Nama ekonom dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia, Febrio N. Kacaribu kini semakin dikenal oleh publik. Pria yang kini menjabat sebagai Kepala Kajian Makro LPEM Fakultas Ekonomi UI itu mengaku memang mantap memilih profesi ini. 

"Biar bisa sering masuk televisi," ujar Febrio berseloroh ketika dihubungi IDN Times pada Selasa malam (12/2). 

Febrio menimba ilmu di kampus dengan jaket almamater berwarna kuning itu di tahun 1996 lalu. Di tahun pertama, ia memilih program studi akuntansi lalu baru mengecap ilmu studi pembangunan. 

Sambil bercanda, Febrio berkisah memilih fakultas ekonomi karena melihat rekam jejak para alumni yang sebagian besar terpilih menjadi pejabat tinggi dan bisa memanfaatkan peluang untuk dimonetisasi. Padahal, sebelumnya ia sempat bertekad untuk masuk ke program teknik sipil. Namun, ketika itu ia bertemu dengan seorang kakak senior di FE. 

"Kata dia, kamu tahu bedanya teknik sipil dengan akuntansi? Saya tanya, apa Bang perbedaannya? Kalau anak teknik sipil ketika melihat sungai, maka yang dihitung berapa debit air liter per detik. Kalau anak akuntansi itu bisa dihitung berapa rupiah per detik," tutur dia sambil tertawa. 

Febrio merupakan salah satu pembicara yang akan hadir di program Millennials Memilih dan tayang pada Rabu (13/2) pukul 14:00 WIB. Topik yang akan dibahas dalam diskusi hari ini yaitu membedah visi ekonomi dan lingkungan kubu Jokowi dan Prabowo. 

Penasaran dengan sosok Febrio? Berikut profil singkatnya.

1. Febrio adalah peneliti dan pengajar di FE Universitas Indonesia

Febrio Kacaribu, Ekonom UI yang pernah Diajar oleh Menkeu Sri Mulyani(Ekonom UI Febrio N Kacaribu) IDN Times/Istimewa

Febrio mengatakan diterima di fakultas ekonomi UI pada tahun 1996 lalu. Dari semula menjadi mahasiswa, kini ia menjadi pengajar di fakultas yang sama. Bahkan, menjadi Kepala Kajian Makro di LPEM UI. Lembaga yang sama dulu juga pernah dipimpin oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. 

Dalam situs resmi LPEM, Febrio tercatat mulai bergabung di sana sejak 2005 lalu. Di tahun yang sama, ia berhasil meraih gelar Master International & Development Economics,Monetary Economics, Development Economics dari Universitas Nasional Australia (ANU). Sementara, gelar doktor diraih pada 2014 lalu di Universitas Kansas, Amerika Serikat. 

Baca Juga: Ini Alasan Majalah The Banker Pilih Sri Mulyani Jadi Menkeu Terbaik

2. Pernah merasakan diajar oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani

Febrio Kacaribu, Ekonom UI yang pernah Diajar oleh Menkeu Sri MulyaniFacebook / Sri Mulyani Indrawati

Febrio berkisah di tahun awal kuliahnya, ia mendapat kesempatan mencicip diajar oleh Sri Mulyani. Saat itu, perempuan yang akrab disapa Ani tersebut memang masih mengawali karier sebagai ekonom dan kepala LPEM UI. Dari sana, pelan-pelan Ani mulai dikenal publik karena kerap berbicara di media. 

Febrio mengatakan Ani mengajarnya di kelas kecil dengan jumlah mahasiswa sekitar 40 orang. 

"Beliau dulu pernah jadi dosen makro saya itu. Tahun pertama, untuk mata kuliah pengantar makro diajar oleh Bu Ani," kata Febrio. 

Lalu, bagaimana rasanya diajar oleh perempuan yang kini menjadi Menkeu? 

"Dari dulu Beliau memang sudah terkenal galak dan disiplin. Kalau ngajar itu harus didengerin, kalau gak Beliau akan marah," tutur dia. 

Ani, kata Febrio tidak banyak memberikan pekerjaan rumah. Sementara, terkait ujian, Ani dikenal memang tidak pernah memberikan pertanyaan yang mudah. 

"Jadi, Beliau ngajarnya clear, tegas, tapi kalau ada yang berisik pasti jadi 'korban,'" katanya sambil tertawa. 

3. Febrio berpendapat millennials berkontribusi besar dalam perekonomian Indonesia

Febrio Kacaribu, Ekonom UI yang pernah Diajar oleh Menkeu Sri MulyaniUnsplash/Brooke Cagle

Menurut Febrio, tidak perlu lagi didebatkan soal peranan millennials bagi perekonomian Indonesia. Sebab, kontribusi mereka sudah tidak lagi bisa dibantah. Saat ini, mereka mulai mendominasi perekonomian Indonesia. 

"Sehingga mau tidak mau pemerintah harus mulai mengerti arah selera dari masyarakat. Millennials sudah mulai mengambil peranan yang besar, dimulai dari banyaknya perusahaan start up dan sebagainya," kata Febrio kepada IDN Times pada Selasa malam kemarin. 

Ia menilai di sektor pemerintahan saja yang belum didominasi oleh millennials. Tetapi, di sisi lain, cara-cara berpikir generasi millennials sudah masuk ke dalam pemerintahan. 

"Pemerintah kan sekarang mulai berpikir efisien," tutur dia. 

Hal lain yang turut disebut soal peranan signifikan millennials yakni mereka lah yang bisa menjaga angka pertumbuhan di kisaran 5 persen. Ia mengakui selama ini publik secara awam masih memandang kondisi perekonomian terbaik ada di periode 2009-2012. 

"Pertumbuhan ekonomi ketika mencapai 6,5 persen 

4. Tingkat inflasi Indonesia ada di titik terendah

Febrio Kacaribu, Ekonom UI yang pernah Diajar oleh Menkeu Sri Mulyaniidntimes.com

Dalam analisa Febrio, tingkat inflasi yang dialami oleh Indonesia saat ini ada di level paling rendah yakni di kisaran 3,5 persen. Menurut dia, hal itu bukan dipicu karena pemerintahan Jokowi. 

"Tapi inflasi memang sudah menurun sejak terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi, di mana commodity boomnya hilang. Itu terjadi dari tahun 2013 kemari dan terus turun," kata Febrio. 

Ia pun membantah apabila nilai inflasi saat ini tergolong tinggi. Dari penglihatannya selaku ekonom yang berbicara menggunakan data, tingkat inflasi di Indonesia termasuk rendah. 

"Selain diartikan sebagai situasinya saat ini stabil, tetapi juga mencerminkan pertumbuhannya harus didorong lagi," tutur dia. 

5. Kubu Prabowo sulit mencari celah untuk menandingi Jokowi

Febrio Kacaribu, Ekonom UI yang pernah Diajar oleh Menkeu Sri MulyaniANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/

Lalu, apabila menjadi salah satu kandidat, isu-isu apa saja yang harus disampaikan oleh kedua kubu di debat putaran kedua pada Minggu (17/2)? Menurut Febrio, kubu Prabow-Sandiaga sulit untuk mencari celah kubu Jokowi. Lantaran selaku petahana, Jokowi memiliki keunggulan untuk menyampaikan hasil kinerjanya. 

Di dalam debat putaran kedua esok, kata Febrio, masing-masing kubu akan menyampaikan poin-poin yang ingin didengar oleh calon konstituennya. 

"Jadi, sudah ada semacam kode dan itu pasti akan dipahami oleh calon pemilih," kata dia menganalisa. 

Lalu, apa saja kira-kira kalimat kunci yang akan disampaikan oleh kedua kubu? 

"Dari kubu Jokowi, mereka diprediksi pasti akan menyampaikan sound bites seperti angka kemiskinan yang berkurang, koefisien gini menurun, tingkatan pemerataan membaik, infrastruktur meningkat dan pemerataan dana desa," tutur Febrio. 

Sementara, kubu Prabowo, walau menurut Febrio sulit mencari celah dari Jokowi, bukan berarti tidak ada masalah yang bisa disampaikan. Namun, ia menyarankan agar kubu paslon nomor 02 menggunakan data yang benar, supaya tidak membuat publik bingung. 

Beberapa isu yang bisa dicounter dari kubu Jokowi salah satunya soal arah kebijakan industrialisasi yang belum jelas. 

"Apakah mau didorong ke e-commerce? Kalau iya, artinya kan itu bisa berdampak terjadinya pengurangan tenaga kerja. Apakah pemerintah siap dengan bertambahnya tingkat pengangguran," kata dia. 

Pemerintah, Febrio melanjutkan juga harus memikirkan tenaga kerja yang tidak terpakai itu akan disalurkan ke sektor apa. 

"Jangan sampai nanti malah membuka celah ketimpangan di antara penduduk," ujarnya.

Diskusi selengkapnya bisa kalian saksikan di program Millennials Memilih. Stay tune pukul 14:00 WIB ya. 

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Tak Capai Target, Ini Jawaban Jokowi

Topik:

Berita Terkini Lainnya