Gibran Sentil Budiman di Kopdar PSI: Lho, Gak Jadi Dipecat Mas?

Budiman mengaku tak takut bila harus dijatuhi sanksi PDIP

Jakarta, IDN Times - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menjadi tamu spesial dalam acara Kopi Darat Nasional Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada Selasa malam (22/8/2023). Celetukannya sempat memicu gelak tawa lantaran menyindir politisi PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko, yang urung diberi sanksi oleh partai.

Budiman pun hadir dalam acara Kopdar Nasional PSI sebagai kader PDIP. Meskipun partai dengan lambang banteng hitam dan moncong putih itu kerap tak menganggap dukungan politik yang diberikan oleh PSI kepada Ganjar Pranowo. 

"Karena tadi Mas Gibran menyebut partai kami, PDIP," ujar Budiman di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat pada Selasa malam kemarin. 

"Lho, gak jadi dipecat ya, Mas?" tanya Gibran spontan ke Budiman di forum tersebut yang langsung diikuti tawa satu arena Tennis Indoor. 

Lebih lanjut, Budiman mengatakan tidak takut bakal dikenai sanksi oleh PDIP karena baru-baru ini menyatakan dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai capres 2024. Dalam pandangannya, dipecat dari sebuah organisasi bukan risiko paling tinggi yang pernah dihadapi dalam hidupnya. 

"Jadi, menurut saya it's okay (kalau dipecat). Kata Winston Churcil nih, mantan Perdana Menteri Inggris, dalam perang kamu hanya mati satu kali. Tapi, dalam politik, kamu bisa mati berkali-kali dan bisa hidup berkali-kali juga," kata Budiman merespons pernyataan Helmy Yahya. 

1. Budiman Sudjatmiko mengaku belum pernah dipanggil Megawati sejak dua kali temui Prabowo

Gibran Sentil Budiman di Kopdar PSI: Lho, Gak Jadi Dipecat Mas?Politisi PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko di acara Kopdar Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Tennis Indoor Senayan. (Tangkapan layar YouTube PSI)

Lebih lanjut, Budiman mengaku belum pernah dipanggil oleh Mega usai dua kali menemui Prabowo. Ini termasuk ketika Budiman mendeklarasikan relawan Prabowo-Budiman Bersatu (Prabu) di Semarang, Jawa Tengah. 

"Sejak bertemu Pak Prabowo dua kali, belum pernah dipanggil (oleh Mega). Kalau ngopi-ngopi biasa dan ngobrol, iya (sudah pernah). Belum pernah ada surat resmi ke saya (yang menyatakan dipecat)," kata Budiman. 

Ia pun merespons pernyataan Megawati di Yogyakarta pada Selasa siang yang mengibaratkan langkah Budiman bak orang yang sedang berdansa. Ketika itu Megawati menjelaskan kepada Presiden "Jokowi" Widodo bahwa situasi pemilu akan diwarnai dengan banyaknya orang yang berdansa.

Dansa merupakan simbol koalisi dan pasangan dalam politik. Dalam dansa bisa dilakukan dua orang atau beramai-ramai. Tempo lagu yang digunakan untuk dansa itu bisa lambat atau cepat. 

Budiman pun setuju dengan perumpamaan yang disampaikan oleh Mega tersebut. Maka, ia mengasumsikan Mega tidak marah kepadanya. 

"Jadi, apa yang saya lakukan di mata Bu Mega masih dianggap dalam batas-batas kewajaran, kalau boleh saya tafsirkan demikian. Saya harap kunjungan saya ke PSI pun masih dalam batas-batas kewajaran," kata dia. 

Baca Juga: Budiman Siap Kena Sanksi dari PDIP Usai Bentuk Relawan Prabu

2. Gibran mengakui masih belum cukup umur untuk menduduki posisi bakal cawapres

Gibran Sentil Budiman di Kopdar PSI: Lho, Gak Jadi Dipecat Mas?Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka ketika hadir di Kopdar Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Tennis Indoor Senayan. (Tangkapan layar YouTube PSI)

Sementara, ketika ditanya pandangannya soal dorongan agar ia maju menjadi bakal cawapres, Gibran menjawab diplomatis bahwa usianya masih kurang. Sesuai aturan di dalam UU Pemilu, usia minimum bakal cawapres adalah 40 tahun. 

Putra sulung Jokowi itu pun menyadari pengalamannya di dunia politik masih kurang. Sehingga, ia masih harus terus belajar. Gibran pun mengaku tidak sakit hati dikritik tak memiliki pengalaman untuk duduk sebagai bakal cawapres. 

"Gak (sakit hati). Dikatain ingusan. Saya dengan Pak Panda (Nababan) biasa-biasa saja. Saya ketemu Beliau langsung sungkem. Saya katakan 'gimana, Pak? Ada evaluasi lagi gak, saya kurangnya apa?' Saya baru dua tahun masuk dunia politik ini, jadi masih baru belajar," kata Gibran. 

Ia pun tidak mempermasalahkan ketika tidak diundang oleh PDIP saat memberikan pengarahan kepada kepala daerah. Menurutnya, itu kehilafan biasa. 

"Ya, itu human error lah," ujarnya lagi. 

3. Gibran mengenakan baju petugas parkir bukan untuk menyindir PDIP

Gibran Sentil Budiman di Kopdar PSI: Lho, Gak Jadi Dipecat Mas?Gibran Rakabuming dan Jan Ethes ikuti Pawai Pembangunan 2023. (IDN Times/Larasati Rey)

Lebih lanjut, Gibran menepis hendak menyindir PDIP dengan mengenakan seragam petugas parkir dalam acara pawai pembangunan. Menurutnya, acara tersebut menggunakan konsep pawai, sehingga peserta dapat mengenakan pakaian apapun. 

"Paginya (ketika 17 Agustus) saya pakai pakaian adat. Tapi, kan karena itu pawai, jadi boleh pakai pakaian apa aja. Kan ada yang mewakili dinas-dinas, BPD, BUMD, saya mewakili teman-teman petugas parkir," kata dia. 

Justru Gibran menilai yang menyebabkan pakaiannya dipersepsikan berbeda lantaran cuitan Yenny Wahid. Sebab, Yenny yang melempar narasi Gibran hendak menyentil PDIP yang kerap menyebut kadernya sebagai petugas partai. 

"Iya, ini Mba Yenny yang agak usil kemarin," ujarnya. 

Yenny yang satu panggung dengan Gibran berdalih ingin membuat suasana politik lebih santai dan adem. "Ini supaya suasana politik santai saja, jangan dibawa baper banget. Antar politisi harus bisa mendinginkan suasana kalau perlu dengan lelucon," kata Yenny. 

Baca Juga: PDIP Batal Umumkan Status Budiman Sudjatmiko Hari Ini

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya