Ini Dampak Pelarangan WNI ke Israel

Umat Kristiani tidak bisa lagi ziarah ke Yerusalem

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Israel melarang warga Indonesia untuk berkunjung ke sana. Larangan ini secara resmi mulai diberlakukan pada 9 Juni mendatang. 

Adanya larangan bepergian ke Israel itu dikonfirmasi oleh Wakil Menteri Luar Negeri, A.M Fachir. Ditemui pada Kamis (31/5), Fachir mengatakan pemerintah sudah tahu adanya larangan itu. 

"Pertama, ya kami sudah tahu mengenai langkah tersebut, tapi kita harus memaklumi bahwa setiap negara memiliki kebijakan terkait pemberian fasilitas visa. Memberikan atau tidak memberikan, itu saja," ujar Fachir di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.

Larangan berkunjung ke Israel ini jelas merugikan sebagian warga Indonesia yang ingin berziara ke kota suci Yerusalem. Ini bukan berarti menjadi kepentingan umat Kristiani saja, tetapi banyak juga umat Muslim Indonesia yang ingin merasakan untuk beribadah salat di Masjid Al-Aqsa. 

Lalu, apa langkah pemerintah agar Israel mempertimbangkan kembali kebijakannya itu? Apakah kebijakan tersebut bersifat permanen atau hanya sementara?

1. Hak umat Kristiani yang ingin ziarah ke Yerusalem terhambat

Ini Dampak Pelarangan WNI ke IsraelAljazeera.com

Salah satu yang merasakan dampaknya langsung dengan kebijakan larangan WNI ke Israel adalah Monique Rijkers, pendiri Hadassah of Indonesia, yayasan berbadan hukum yang memperjuangkan keberagaman agama, khususnya terkait Yahudi dan Israel. Bahkan, Monique sudah berencana akan menggelar tur perjalanan di bulan Oktober dan November bagi WNI untuk ke Israel. 

Kepada IDN Times yang menghubunginya pada Rabu malam (30/5), Monique sudah mendengar informasi tersebut dari seorang pejabat Kedutaan Israel yang ada di Singapura. 

"Saya dapat informasi dari seorang teman, lalu saya konfirmasi ke pejabat Kedutaan Israel yang ada di Singapura. Dan dia meminta agar gak dipromosikan dulu. Itu kan berarti dia menginformasikan sesuatu," ujar Monique. 

Konfirmasi serupa juga didapat dari rekannya warga Israel yang pernah tinggal di Indonesia dan seorang tour guide. Menurut Monique yang sudah empat kali berkunjung ke Israel, selama ini gak ada masalah bagi warga Indonesia untuk mengunjungi negara tersebut namun demi kepentingan ziarah religi. 

"Syaratnya, berangkat ke sana harus datang berkelompok. Jadi, individual atau mau backpacker ke Israel itu gak bisa," kata Monique.

Atau cara lainnya yakni dengan menggunakan undangan. Monique sendiri pernah dua kali berkunjung ke Israel karena diundang pemerintah setempat. 

Ketika ditanya penyebab adanya larangan bagi warga Indonesia ke Israel, Monique mengaku gak tahu. Ia sampai saat ini masih menunggu keterangan resmi dari Pemerintah Israel mengenai penyebabnya. 

Monique mengaku sudah membaca berita di beberapa media, tapi kebanyakan masih berspekulasi soal penyebab Israel melarang WNI ke sana. 

"Saya gak mau mengomentari lah soal itu. Tapi, sejauh ini, saya diminta oleh Kedutaan Israel di Singapura agar gak mempromosikan dulu kunjungan ke Israel," kata dia.

2. Monique berharap Pemerintah Israel meninjau lagi kebijakan itu

Ini Dampak Pelarangan WNI ke IsraelTwitter/@Menlu_RI

Hingga saat ini, Monique masih menunggu keterangan resmi dari Pemerintah Israel terkait larangan bagi WNI ke sana. Namun, kalau pun terkonfirmasi, ia menolak kebijakan tersebut, karena artinya hak bagi umat Kristiani untuk beribadah dan berziarah ke kota suci Yerusalem dibatasi. 

"Karena balik lagi, ini urusannya terkait ranah iman, di mana itu menjadi kebutuhan tiga komunitas agama yakni Yahudi, Islam dan Kristen," kata dia yang berkunjung ke Israel terakhir kali pada Oktober 2017. 

Menurut data yang dimiliki oleh biro perjalanan di sana menunjukkan turis asal Indonesia menjadi turis terbanyak ketiga setelah China dan Korea Selatan. Itu pun data di tahun 2012 lalu.

"Setiap tahun kira-kira ada turis Indonesia sekitar 50 ribu orang," ujar Monique. 

Namun, untuk kepentingan ziarah tersebut, akan disediakan paket untuk berkunjung ke tiga negara lainnya yakni Mesir, Turki dan Yordania. Pun rata-rata WNI gak menginap di hotel di Yerusalem, melainkan di Bethlehem. Hal itu disebabkan, hotel-hotel di Yerusalem lebih mahal. 

Lalu, berapa biaya yang dikeluarkan oleh setiap turis Indonesia untuk mengikuti ziarah tersebut? Menurut Monique, kisarannya rata-rata USD 2.500 - USD 3.000. Biaya itu digunakan untuk perjalanan selama 12 hari. 

"Tapi, itu sudah jauh lebih murah lho. Saya sendiri ketika itu berangkat ke sana dengan undangan, untuk tiket pesawatnya lewat Turki aja itu sudah Rp 20 juta sendiri," kata dia. 

Tur untuk umat Muslim dan Kristiani, katanya lagi, dibedakan, karena situs yang akan dikunjungi juga berbeda. Sementara, jumlah warga Israel ke Indonesia paling banyak, menurut data Monique hanya sekitar 30 orang. Itu pun banyak yang menggunakan visa undangan atau calling visa.

Warga Israel lainnya masuk ke Indonesia dengan paspor kewarganegaraan lainnya. 

3. Monique berharap Indonesia menulis surat ke Israel

Ini Dampak Pelarangan WNI ke IsraelStraitstimes.com

Di bagian akhir, Monique berharap agar Pemerintah Indonesia menulis surat ke Pemerintah Israel. Tujuannya, meminta agar kebijakan itu ditinjau ulang.

"Kan, ini tujuannya untuk kepentingan wisata religi bukan politik," tutur dia.

Sebab, bagi umat Kristiani, berkunjung ke Kota Suci Yerusalem, ujar Monique sama seperti melakukan umrah ke Arab Saudi. Menurut Monique, isu ini sudah gak lagi bisa ditangani Persatuan Gereja Indonesia (PGI), tetapi butuh keterlibatan antar pemerintah.

Sementara, bagi umat Kristiani, kata Monique mereka memasrahkan hal tersebut ke Pemerintah Israel.

"Kalau pemerintah kita sudah berupaya tapi tetap gak dipenuhi ya mau gimana lagi," katanya.

Komentar serupa juga sudah disampaikan oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Istana Kepresidenan semalam. Ia berharap Israel memahami Yerusalem merupakan kota suci bagi penduduk dunia.

"Setiap penduduk dunia mestinya punya hak yang sama untuk mengunjungi tempat suci. Mestinya tidak boleh ada larangan mengunjungi, karena ini menjadi concern semuat umat beragama," kata Lukman.

Ia berjanji akan berkoordinasi dengan Menlu Retno Marsudi.

Topik:

Berita Terkini Lainnya