Jubir COVID-19: Pemerintah Sungguh-Sungguh Melindungi Tenaga Medis

800 ribu APD diklaim akan dikirimkan untuk tenaga medis

Jakarta, IDN Times - Pemerintah mengaku bersungguh-sungguh memberikan perlindungan bagi tenaga medis agar tidak terpapar COVID-19. Hal itu disampaikan oleh juru bicara penanganan COVID-19, dr. Achmad Yurianto ketika memberikan keterangan pers di Graha BNPB pada Senin (13/4). Ia mengatakan pemerintah telah mengirimkan 800 ribu APD (Alat Pelindung Diri) bagi tenaga medis. 

"Salah satunya, kami wujudkan dengan mengadakan lebih dari 800 ribu APD dengan standar medical grade, dengan kualitas terbaik," kata pria yang akrab disapa Yuri itu. 

Dengan adanya APD itu, maka tenaga medis bisa bekerja merawat pasien COVID-19 dengan tenang dan profesional. Tetapi, pada kenyataannya jumlah tenaga medis yang ikut terpapar COVID-19 dan meninggal terus bertambah. Apakah artinya APD yang dikirimkan oleh pemerintah tidak diterima?

1. Proses distribusi APD turut melibatkan personel TNI dan Polri

Jubir COVID-19: Pemerintah Sungguh-Sungguh Melindungi Tenaga MedisKepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada (23/3) lalu mengatakan pemerintah akan mendistribusikan 105 ribu APD ke tenaga medis yang ada di seluruh Indonesia. Menurut Jokowi, untuk memperoleh APD tidak mudah karena Indonesia harus berebut dengan negara lain. 

Begitu didapat, maka APD langsung didistribusikan ke semua rumah sakit. Adapun APD yakni 45 ribu unit didistribusikan untuk DKI Jakarta, Bogor, dan Provinsi Banten.

"Kemudian 40 ribu unit akan didistribusikan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Bali dan 10 ribu akan didistribusikan ke seluruh provinsi yang di luar Jawa dan 10 ribu sebagai cadangan," tutur Jokowi ketika memberikan keterangan pers dan disiarkan di YouTube Sekretariat Negara. 

Namun, menurut organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), jumlah 105 ribu APD itu tidak akan cukup bagi tenaga medis. Ia memberikan gambaran ketika pasien positif COVID-19 di DKI Jakarta masih berjumlah 96, maka kebutuhan terhadap APD yang ideal adalah 196 ribu. 

Kini, ketika angka kasus positif di DKI Jakarta sudah melonjak menjadi 2.184, maka yang dibutuhkan ribuan kali dari itu. Untuk memastikan APD diterima oleh seluruh rumah sakit, maka pemerintah mengerahkan TNI dan Polri. 

Baca Juga: 105 Ribu APD Siap Didistribusikan ke Seluruh Rumah Sakit di Indonesia

2. Minimnya APD sebabkan kematian puluhan dokter

Jubir COVID-19: Pemerintah Sungguh-Sungguh Melindungi Tenaga MedisIlustrasi pemakaman pasien positif COVID-19 (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Akibat minimnya Alat Pelindung Diri (APD) menyebabkan tenaga medis yang berada di garda terdepan rentan tertular COVID-19. Berdasarkan data dari IDI per (13/4) sudah ada 22 dokter yang meninggal. Terbaru yang meninggal adalah dua dokter senior yang berjasa di dunia kedokteran. 

Mereka adalah dr Soekotjo Soerodiwirio SpRad dan dr Sudadi Hirawan, MKK, SpOK. Menurut Humas Ikatan Dokter Indonesia ( IDI) dr Halik Malik, dua dokter tersebut merupakan orang penting dalam sejarah kedokteran di Indonesia. 

"Beliau-beliau merupakan tokoh senior kedokteran yang wafat ini adalah perintis di bidang keilmuan masing-masing. Kami dari profesi dokter kembali kehilangan tokoh penting dalam perjalanan sejarah kedokteran di Indonesia," ujar Halik yang dihubungi IDN Times pada (12/4) lalu. 

Berikut daftar lengkap 22 dokter yang meninggal akibat COVID-19: 

1. Prof. DR. dr. Iwan Dwi Prahasto (GB FK UGM)
2. Prof. DR. dr. Bambang Sutrisna (GB FKM UI)
3. Dr. Bartholomeus Bayu Satrio (IDI Jakarta Barat)
4. Dr. Exsenveny Lalopua, M.Kes (Dinkes Kota Bandung)
5. Dr. Hadio Ali K, Sp.S (Perdossi DKI Jakarta, IDI Jaksel)
6. Dr. Djoko Judodjoko, Sp.B (IDI Bogor)
7. Dr. Adi Mirsa Putra, Sp.THT-KL (IDI Bekasi)
8. Dr. Laurentius Panggabean, Sp.KJ (RSJ dr. Soeharto Herdjan, IDI Jaktim)
9. Dr. Ucok Martin Sp. P (Dosen FK USU, IDI Medan)
10. Dr. Efrizal Syamsudin, MM (RSUD Prabumulih, Sumatera Selatan, IDI Cabang Prabumulih)
11. Dr. Ratih Purwarini, MSi (IDI Jakarta Timur)
12. Laksma (Purn) dr. Jeanne PMR Winaktu, SpBS di RSAL Mintohardjo. (IDI Jakpus)
13. Prof. Dr. dr. Nasrin Kodim, MPH (Guru besar Epidemiologi FKM UI)
14. Dr. Bernadetta Tuwsnakotta Sp THT meninggal di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo (IDI Makassar)
15. DR.Dr. Lukman Shebubakar SpOT (K) Meninggal di RS Persahabatan (IDI Jaksel)
16. Dr Ketty di RS Medistra (IDI Tangsel)
17. Dr. Heru S. meninggal di RSPP (IDI Jaksel)
18. Dr. Wahyu Hidayat, SpTHT meninggal di RS Pelni (IDI Kab. Bekasi)
19. Dr. Naek L. Tobing, SpKJ meninggal di RSPP Jakarta (IDI Jakarta Selatan)
20. Dr. Karnely Herlena meninggal di RS Fatmawati (IDI Depok)
21. Dr. Soekotjo Soerodiwirio SpRad (Dosen FK Unpad, IDI Bandung)
22. Dr. Sudadi, MKK, SpOK (Dosen FK UI, IDI Jakarta).

3. Tingkat kematian akibat COVID-19 di Indonesia nyaris tembus angka 400

Jubir COVID-19: Pemerintah Sungguh-Sungguh Melindungi Tenaga MedisDaya tahan virus corona (IDN Times/Sukma Shakti)

Sementara, data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan angka kematian yang disebabkan COVID-19 per (13/4) nyaris menembus angka 400, tepatnya 399. Sementara, jumlah kasus positif di Indonesia mencapai 4.577 dan yang berhasil sembuh adalah 380. Saat ini pasien yang masih dirawat mencapai 3.788 orang. 

https://www.youtube.com/embed/Bg4nZkBuZzQ

Baca Juga: IDI: 105 Ribu APD Masih Belum Cukup Penuhi Kebutuhan Tenaga Medis

Topik:

Berita Terkini Lainnya