Kabar Gembira! Semua Maskapai Indonesia Kini Boleh Terbang ke Eropa

Eropa sebelumnya khawatir soal keselamatan penerbangan RI

Jakarta, IDN Times - Jelang perayaan Idul Fitri, ada kado manis bagi dunia penerbangan Indonesia. Uni Eropa mencabut larangan terbang untuk semua maskapai penerbangan Indonesia. Ini merupakan kemajuan yang sangat signifkan setelah pada tahun 2016 lalu, hanya tiga maskapai yang dinyatakan lepas dari daftar keselamatan penerbangan Uni Eropa. Ketiga maskapai itu adalah Batik Air, Lion Air dan Citilink. 

Keputusan itu diambil oleh Komisi Eropa pada Kamis (14/6). Dengan terbitnya pengumuman tersebut, maka semua maskapai yang telah tersertifikasi di Indonesia telah lepas dari daftar larangan. Hal ini menurut mereka merupakan tindak lanjut terhadap rantai-rantai terlemah dari aspek keselamatan penerbangan Indonesia. 

Pengumuman itu disambut baik oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Bagi, Retno ini menjadi kado terindah kedua bagi Indonesia, setelah sebelumnya ia dan tim berhasil membawa Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. 

Lalu, apa makna dicabutnya larangan terbang tersebut bagi dunia maskapai Indonesia?

1. Ini menandakan ada perbaikan standar keselamatan penerbangan di Indonesia

Kabar Gembira! Semua Maskapai Indonesia Kini Boleh Terbang ke EropaANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Komisioner Uni Eropa di bidang transportasi, Violeta Bulc mengatakan daftar keselamatan penerbangan Uni Eropa adalah salah satu penanda bagi warga Eropa bahwa keselamatan penerbangan terus dijaga pada standar yang tinggi. Ia pun ikut merasa bersyukur kerja keras Indonesia untuk meningkatkan standar keselamatan penerbangan terbayar.

"Dihapusnya semua maskapai penerbangan Indonesia dari daftar larangan tersebut menunjukkan keberhasilan kerja sama dan kerja keras kedua pihak," ujar Bulc melalui keterangan tertulis.

Sementara, Duta Besar Indonesia untuk Uni Eropa, Vincent Guerend mengucapkan selamat atas keberhasilan Indonesia keluar dari daftar hitam penerbangan benua biru tersebut.

"Selamat kepada mitra-mitra kami di Indonesia terutama Kementerian Perhubungan dan maskapai-maskapai penerbangan di Indonesia," kata Guerend juga dalam keterangan tertulis.

2. Kado terindah bagi Indonesia di hari fitri

Kabar Gembira! Semua Maskapai Indonesia Kini Boleh Terbang ke EropaANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Melalui akun media sosialnya, Retno menyambut baik kabar gembira tersebut. Ia mengatakan perjuangan panjang Indonesia untuk keluar dari daftar hitam dan meningkatkan standar keselamatan penerbangan gak sia-sia.

"Kado terindah buat Indonesia di hari Fitri ini. Uni Eropa telah mencabut larangan terbang terhadap maskapai penerbangan di seluruh Indonesia," tulis Retno di akun resmi media sosialnya pada Kamis (14/6).

3. Perusahaan Eropa diprediksi akan mengizinkan eksekutifnya naik maskapai Indonesia

Kabar Gembira! Semua Maskapai Indonesia Kini Boleh Terbang ke Eropawww.wikipedia.com

Sementara, menurut pengamat dunia penerbangan, Alvin Lie, dampak dari pengumuman yang dibuat oleh Komisi Uni Eropa itu gak cuma pengakuan terhadap kualitas pemerintah membina dan mengawasi para pelaku transportasi di Indonesia. Tetapi, ke depannya citra maskapai Indonesia dipandang semakin positif.

"Diprediksi perusahaan-perusahaan Eropa jadi mempercayakan para eksekutif dan direksinya menggunakan maskapai Indonesia. Polis asuransi maskapai Indonesia dengan sendirinya juga akan turun tarifnya," ujar Alvin kepada IDN Times melalui pesan pendek.

Namun, Alvin mengingatkan keberhasilan ini bukan sekedar kesuksesan maskapai dan Kemenhub saja, tetapi ada pula peran dari Airnav, Angkasa Pura I dan II.

"Ini merupakan kerja keras semua pihak dalam memperbaiki regulasi, meningkatkan kompetensi personel, dan memperbaiki infrastruktur keselamatan penerbangan," kata pria yang juga menjadi anggota Ombudsman RI itu.

Lalu, bagaimana dengan tingkat ketepatan waktu beberapa maskapai di Indonesia yang justru masih minim? Apa itu gak masuk ke dalam indikator keselamatan penerbangan di Tanah Air?

Namun, menurut Alvin delayed dan keterlambatan penerbangan masuknya ke aspek operasional.

"Lagipula banyak hal yang menyebabkan suatu penerbangan tertunda dan itu gak berkaitan dengan keselamatan," kata dia lagi.

Topik:

Berita Terkini Lainnya