KBRI Kuala Lumpur: Belum Ada Bukti Korban Mutilasi Adalah WNI

Polisi Malaysia menyebut sudah menahan pelaku pembunuhan

Jakarta, IDN Times - KBRI di Kuala Lumpur, Malaysia sudah berkomunikasi dengan dua keluarga yang melaporkan anggota keluarganya di Negeri Jiran. Sebelumnya, sempat muncul informasi anggota keluarga yang mereka cari telah tewas dan jasadnya dimutilasi. 

Dua korban pembunuhan disebut atas nama Nuryanto yang merupakan bos pabrik tekstil asal Bandung dan stafnya, Ai Munawaroh. Jasad dua orang itu ditemukan di dekat Sungai Buloh negara bagian Selangor pada (26/1) lalu. 

Pihak keluarga menjelaskan Nuryanto berangkat ke Negeri Jiran pada (17/1) lalu. Namun, setelah itu, ia tidak kembali dan tidak bisa dihubungi.

Media Negeri Jiran kemudian heboh adanya penemuan jasad tanpa kepala di dekat Sungai Buloh. Walaupun jasadnya tidak lagi bisa dikenali, namun dari ciri-ciri seperti pakaian dan ponsel yang ditemukan di sekitar Nuryanto, semakin menguatkan dugaan bahwa itu adalah si bos tekstil. 

Namun, hingga kini KBRI Kuala Lumpur belum memastikan dua jasad itu adalah warga Bandung. Lalu, apa langkah dari polisi Indonesia untuk membantu proses identifikasi jasad?

1. Polisi Malaysia masih mengidentifikasi dua jenazah dari DNA

KBRI Kuala Lumpur: Belum Ada Bukti Korban Mutilasi Adalah WNIshutterstock.com/Motortion Films

Menurut keterangan tertulis KBRI Kuala Lumpur yang dibaca pada Rabu (12/2), pihak kepolisian Malaysia (PDRM) sudah menerima sampel DNA dari pihak keluarga yang bermukim di Bandung. 

"PDRM masih terus berupaya untuk mengidentifikasi identitas kedua jenazah yang ditemukan," demikian isi keterangan tertulis itu. 

Selain sampel DNA, KBRI juga menyerahkan data berupa sidik jari korban untuk dicocokan. 

"PDRM juga telah menyerahkan data sidik jari salah satu korban yang ditemukan guna pencocokan rekam data sidik jari salah satu WNI," kata KBRI. 

Baca Juga: KPK Akan Dalami Dugaan Suap ke Pejabat di KBRI Singapura

2. Dugaan bahwa korban adalah WNI didasari pada laporan kehilangan anggota keluarga

KBRI Kuala Lumpur: Belum Ada Bukti Korban Mutilasi Adalah WNIimagefully.com

Sementara, Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal, juga tidak ingin terburu-buru menyebut bahwa jasad tersebut adalah Yanto dan Ai Munawaroh. Dugaan itu menguat ke dua nama tadi, karena adanya pelaporan kehilangan anggota keluarga di Bandung. Tetapi, hingga kini data DNA yang dicocokan belum keluar. 

"Dugaan bahwa dua korban itu WNI didasarkan pada pengaduan kehilangan kontak yang disampaikan oleh dua WNI kepada KBRI Kuala Lumpur setelah ditemukannya dua jenazah dan identifikasi visual," ujar Iqbal melalui keterangan tertulis kemarin. 

3. Korban berangkat ke Malaysia untuk menagih hasil penjualan kain

KBRI Kuala Lumpur: Belum Ada Bukti Korban Mutilasi Adalah WNIinstagram.com/bufeli_wanderlust

Sementara, istri Nuryanto, Meli Rahnawati mengatakan suaminya berangkat ke Negeri Jiran pada (17/1) lalu untuk menagih hasil penjualan kain dari rekannya senilai Rp7 miliar. Nuryanto mulai tidak bisa dihubungi pada (22/1). Keluarga kemudian menelusurinya ke maskapai Air Asia yang digunakan oleh Nuryanto. 

Dari data maskapai, diketahui Nuryanto berangkat dengan seorang perempuan bernama Ai Munawaroh dan kembali pada (23/1). Meli mengaku tidak kenal Ai. Sementara, tiket kepulangan ke Jakarta tidak digunakan. 

4. Polisi Malaysia menyebut telah menangkap terduga pelaku pembunuhan

KBRI Kuala Lumpur: Belum Ada Bukti Korban Mutilasi Adalah WNIshutterstock.com/Anton27

Sementara, Polri menyampaikan polisi Malaysia sudah berhasil menangkap dua orang yang diduga telah membunuh dua WNI di Negeri Jiran. Kedua terduga pelaku berkewarganegaraan Pakistan dan merupakan rekan bisnis korban. 

"PDRM (Polisi Diraja Malaysia) sudah amankan dua terduga pelaku, warga negara Pakistan dan merupakan rekan bisnis dari korban tersebut," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo pada Selasa kemarin. 

PDRM, kata Dedi, masih membutuhkan beberapa bukti untuk menguatkan kedua jasad adalah Nuryanto dan Ai. Bukti itu antara lain sidik jari, hasil percakapan di aplikasi pesan pendek WhatsApp, dan informasi transaksi keuangan atas nama Nuryanto. 

"Penguatan alat bukti ini sangat penting untuk meyakinkan Polisi Malaysia bahwa itu korban dan untuk menentukan bahwa memang betul kedua tersangka telah melakukan tindak kejahatan tersebut," tutur Dedi. 

Baca Juga: Cium Bau Busuk, Warga temukan Mayat Korban Mutilasi di Kampung Rambutan 

Topik:

Berita Terkini Lainnya