Usai Ruang Kerja Digeledah, KPK Tak Tutup Kemungkinan Panggil Mendag

Mendag Enggar bantah telah menyuap Bowo Sidik

Jakarta, IDN Times - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak menutup kemungkinan akan memanggil Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita terkait kasus mantan anggota DPR Bowo Sidik Pangarso. Pada Senin (29/4), penyidik KPK mendatangi Kementerian Perdagangan. Sejak pagi, tim penyidik KPK sudah menggeledah beberapa ruangan di Kementerian yang berlokasi di area Gambir itu. 

Juru bicara KPK, Febri Diansyah mengatakan selain ruangan staf, area lain yang digeledah adalah ruang kerja Mendag Enggar dan Kepala Biro Hukum. 

"Dari lokasi disita puluhan dokumen terkait dengan peraturan menteri perdagangan tentang gula rafinasi serta barang bukti elektronik," ujar Febri melalui keterangan tertulis hari ini. 

Ia menjelaskan ruang kerja Enggar digeledah untuk menindak lanjuti adanya dugaan penerimaan gratifikasi oleh Bowo. Diduga Bowo menerima sejumlah uang dari Mendag Enggar dan duit itu kemudian digunakan sebagai amplop 'serangan fajar'. 

Lalu, kapan rencananya penyidik memanggil Mendag Enggar? 

1. Penyidik baru menentukan daftar saksi yang akan dipanggil usai mempelajari bukti yang disita

Usai Ruang Kerja Digeledah, KPK Tak Tutup Kemungkinan Panggil Mendag(Penyidik KPK menyita barang bukti usai melakukan penggeledahan di Kemendag) ANTARA FOTO/Aprilio Akbar

Menurut Febri, usai dilakukan penggeledahan di Kemendag, maka penyidik akan mempelajari semua barang bukti yang telah disita. Dari pengamatan di lokasi, tim penyidik meninggalkan gedung Kemendag dengan membawa tiga koper berukuran berbeda. Terdapat dokumen dan barang bukti elektronik di dalamnya. 

"Disita puluhan dokumen terkait dengan peraturan menteri perdagangan tentang gula rafinasi serta barang bukti elektronik," kata Febri melalui keterangan tertulis pada malam ini. 

Ia menambahkan KPK tidak menutup kemungkinan bisa saja memanggil Mendag Enggar untuk diklarifikasi. 

"Setelah kami mempelajari hasil penggeledahan, maka saksi-saksi bisa dipanggil. Saksi-saksi itu bisa berasal dari pejabat Kemendag atau pihak lain sepanjang sesuai dibutuhkan untuk pembuktian," kata Febri lagi. 

Baca Juga: Ruang Kerja Mendag Enggartiasto Digeledah KPK, Kenapa?

2. Bowo mengaku menerima suap Mendag Enggartiasto senilai Rp2 miliar

Usai Ruang Kerja Digeledah, KPK Tak Tutup Kemungkinan Panggil Mendag(Tersangka korupsi amplop serangan fajar Bowo Sidik Pangarso) IDN Times/Santi Dewi

Di hadapan penyidik ketika diperiksa pada (9/4) lalu, Bowo mengaku salah satu sumber untuk amplop 'serangan fajar' yang bernilai sekitar Rp8 miliar yakni dari Menteri aktif di Kabinet Jokowi. Menteri yang dimaksud Bowo adalah Enggartiasto Lukita. 

Enggar memberikan uang senilai Rp2 miliar ke Bowo dalam pecahan dollar Singapura. Tujuannya, agar Bowo mengamankan peraturan Menteri Perdagangan nomor 16/M-DAG/PER/3/2017 yang berisi perdagangan gula kristal rafinasi melalui pasar lelang komoditas yang berakhir pada Juni 2017. Hal itu sesuai dengan kewenangan Bowo yang duduk di Komisi VI dan menangani isu industri, investasi dan persaingan usaha. 

Rupanya, selain Enggar, ada pula dua nama Menteri lainnya dan satu Direktur Utama BUMN. Santer terdengar Dirut BUMN yang dimaksud adalah Sofyan Basir. 

3. Baik Sofyan Basir dan Mendag Enggartiasto sama-sama membantah pernah menyuap Bowo

Usai Ruang Kerja Digeledah, KPK Tak Tutup Kemungkinan Panggil MendagANTARA FOTO/Aprilio Akbar

Melalui kuasa hukumnya, Soesilo Aribowo, Sofyan Basir membantah ia pernah memberikan duit kepada Bowo. Menurut Soesilo, kliennya sudah lama tidak pernah bertemu dengan Bowo. 

"Tentu Pak Sofyan juga tidak pernah memberikan apa pun kepada Bowo," ujar Soesilo pada sore tadi ketika dikonfirmasi. 

Bantahan juga disampaikan oleh Mendag Enggar. Ia mengaku tidak habis pikir mengapa bisa dikaitkan dengan Bowo padahal berasal dari dua partai politik yang berbeda. 

"Apa urusannya saya ngasih duit (ke Bowo)?," tanya Enggar. 

Dari (awal) saya yakin betul gak ada (kasih duit). Dia dari (Partai) Golkar, saya dari NasDem," kata Enggar lagi. 

4. Bowo siapkan 400 ribu amplop untuk 'serangan fajar' ketika pemilu 17 April

Usai Ruang Kerja Digeledah, KPK Tak Tutup Kemungkinan Panggil Mendag(Tim penyidik tengah menunjukan barang bukti uang yang akan disita dari OTT Bowo Sidik Pangarso) ANTARA FOTO/Reno Esnir

Bowo tertangkap dari operasi senyap. Semula, ia diduga menerima suap terkait urusan pelayaran dengan PT Humpuss Transportasi Kimia. Namun, belakangan, diketahui ia juga menyiapkan ratusan ribu amplop untuk dibagikan ketika pemilu (17/4). 

Setelah dihitung, total ada sekitar 400 ribu amplop. Sebagian besar uang di dalam amplop bernilai Rp20 ribu dan Rp50 ribu. Masing-masing di dalam amplop itu terdapat cap jempol yang melambangkan capres kubu nomor urut 01. 

Bowo diketahui merupakan caleg petahana yang kembali maju dari Dapil II meliputi Kudus, Jepara dan Demak. Kendati sudah menjadi tahanan KPK, namun Bowo masih mendapat suara dari 7.300 orang. 

Baca Juga: Bowo Sidik Bantah Amplop 'Serangan Fajar' untuk Pilpres 2019

Topik:

Berita Terkini Lainnya