Pesan Pangkostrad kepada Prajurit TNI: Hindari Sikap Fanatik ke Agama

"Karena semua agama itu benar di mata Tuhan"

Jakarta, IDN Times - Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Dudung Abdurachman memberikan pesan khusus kepada prajurit TNI AD agar tidak terlalu fanatik kepada agama. Sebab, semua agama pada dasarnya mengajarkan kebaikan. 

"Jadi, hindari sikap fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama karena semua agama itu benar," ungkap Dudung ketika berkunjung ke Batalyon Zipur 9 Kostrad, Ujungberung, Bandung, Jawa Barat yang dikutip dari situs resmi Kostrad, Selasa (14/9/2021). 

Dudung juga mengimbau agar seluruh prajurit TNI AD selalu bersyukur apa pun pangkat yang kini diemban. Di masa pandemik COVID-19, semua prajurit perlu mengutamakan pola pikir positif. Sebab, salah satu sumber penyakit adalah pola pikir. 

"Jadi, kita harus bersyukur dengan kondisi keluarga saat ini masih diberikan kesehatan. Bersyukurlah memiliki istri apa pun bentuknya karena itu adalah pilihan kita," tutur dia lagi. 

Bahkan, Dudung turut menitipkan pesan khusus kepada prajuritnya terkait penggunaan media sosial. Apa pesan khusus tersebut?

1. Prajurit TNI AD diimbau tak mudah termakan hoaks di media sosial

Pesan Pangkostrad kepada Prajurit TNI: Hindari Sikap Fanatik ke AgamaPangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman melaksanakan kunjungan kerja ke Batalyon Zipur 9 Kostrad, Ujungberung, Bandung, Jawa Barat (www.kostrad.mil.id)

Pesan penting lainnya yang disampaikan oleh Dudung kepada jajarannya di TNI AD yakni agar tidak mudah menerima informasi, apalagi yang isinya bombastis karena biasanya hoaks. 

Selain itu, ia meminta agar prajurit TNI AD tidak mudah terprovokasi ketika membaca informasi yang beredar di media sosial.

"Bijaklah bermain media sosial sesuai dengan aturan yang berlaku bagi prajurit," ungkap Dudung. 

Sikap tidak mudah terprovokasi sesuai dengan kode etik prajurit TNI yang melarang berperilaku yang berpotensi memecah belah bangsa. Prajurit TNI juga dilarang berperilaku menyebarkan ujaran kebencian. 

Di sisi lain, Dudung juga meminta agar menghilangkan sistem perploncoan di lingkungan TNI AD bagi prajurit baru. Setiap latihan harus dilakukan secara profesional dan proporsional. 

"Laksanakanlan pembinaan tradisi kepada prajurit yang baru masuk secara keras sesuai aturan, tetapi bukan kasar. Sebab, tujuan dari tradisi satu adalah untuk membangun kebanggaan dan jiwa korsa. Hal itu bisa dilakukan tanpa kekerasan atau tindakan-tindakan yang dapat merugikan diri sendiri serta satuan,” dia menegaskan. 

Baca Juga: Panglima TNI Angkat Pangdam Jaya Dudung Abdurachman Jadi Pangkostrad

2. Pangkostrad juga imbau prajurit menjaga keharmonisan keluarga

Pesan Pangkostrad kepada Prajurit TNI: Hindari Sikap Fanatik ke AgamaPanglima Komando Cadangan Strategis TNI AD Letjen Dudung Abdurachman ketika berkunjung ke Sukabumi, Jawa Barat (www.kostrad.mil.id)

Dudung kemudian melanjutkan kunkernya ke Sukabumi, Jawa Barat. Di dalam kunjungan ini, ia berpesan agar prajurit TNI AD tidak panik dalam menghadapi pandemik COVID-19. Alih-alih bersikap panik, prajurit TNI AD didorong untuk menerapkan secara ketat protokol kesehatan. 

"Selalu menerapkan protokol kesehatan di manapun berada, jaga kebersihan dan lakukan 5M yaitu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas,” ungkap Dudung. 

Ia juga mewanti-wanti kepada prajurit TNI AD untuk memegang teguh sumpah prajurit dan Sapta Marga. Dudung juga mengingatkan keharmonisan keluarga merupakan pondasi penting. 

"Karena keberhasilan suami berawal dari keharmonisan rumah tangga. Bila komunikasi antar suami dan istri sudah baik, maka ketika bekerja para suami akan ikhlas dan penuh tanggung jawab," tutur dia lagi. 

3. Letjen Dudung pernah disorot karena saat jabat Pangdam Jaya beri instruksi turunkan baliho FPI

Pesan Pangkostrad kepada Prajurit TNI: Hindari Sikap Fanatik ke AgamaPanglima Komando Cadangan Strategis TNI AD, Letjen Dudung Abdurachman ketika berkunjung ke Sukabumi (www.kostrad.mil.id)

Nama Dudung pernah disorot luas oleh publik karena saat menjabat sebagai Pangdam Jaya, ia memberikan instruksi kepada anggotanya agar mencopot baliho organisasi Front Pembela Islam (FPI). Baliho itu diturunkan setelah muncul polemik FPI dianggap sebagai organisasi yang meresahkan. Pada 30 Desember 2020, pemerintah resmi menyatakan FPI sebagai organisasi yang ilegal. 

Dudung pada akhir tahun lalu sempat geram terhadap FPI lantaran saat balihonya sudah dicopot, malah dipasang kembali oleh anggota FPI.

"Lah emang dia ini siapa. Dia ini siapa, organisasi apa? Kok pemerintah yang jelas-jelas Pol PP kok ya, pemerintah itu jelas organisasinya ya, strukturnya sudah jelas, kok bisa takut sama mereka (FPI). Mereka (FPI) itu siapa?" tanya Dudung pada 23 November 2020 lalu. 

"Saya tidak ingin ada keresahan-keresahan dengan membuat aturan-aturan yang menurut dirinya sendiri. Ini negara hukum, harus ada ketetapan hukum yang benar," tutur dia lagi. 

Ia berdalih ketika itu bukan hanya poster FPI saja yang diturunkan. Ia menjelaskan bila ada poster lain yang tidak sesuai aturan maka akan ikut diturunkan. 

"Dengan Kapolda nanti kita turunkan (baliho), banyak juga itu (yang sudah diturunkan) bukan Habib Rizieq aja yang kita turunkan. Sudah kita lakukan yang ilegal-ilegal juga kalau tidak sesuai ketentuan pemerintah daerah kita turunkan ya," kata dia. 

Baca Juga: Profil Kopassus, Pasukan Elite Baret Merah Kebanggaan TNI AD

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya