5 Hal Soal Ira Koesno, Mantan Akuntan yang Banting Setir Jadi Jurnalis

Ira kembali dipercaya menjadi moderator di debat capres 2019

Jakarta, IDN Times - Nama Ira Koesno kembali dipercaya oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai salah satu moderator debat capres/cawapres. Ira sesungguhnya juga sudah pernah menjalani peran yang sama ketika digelar debat capres/cawapres di tahun 2004 lalu.

Ketika itu ada lima kandidat yang melaju sebagai orang nomor satu di Indonesia. Mereka adalah Hamzah Haz-Agum Gumelar, Amien Rais-Siswono Yudohusodo, Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi, Wiranto-Salahuddin Wahid dan Soesilo Bambang Yudhoyono-Yusuf Kalla.

Kini, 15 tahun kemudian, kandidat yang akan dipandunya di debat capres hanya ada dua pasang yaitu Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Pengumuman perempuan dengan nama lengkap Dwi Noviratri Koesno itu, dipilih sebagai moderator disampaikan oleh Ketua KPU, Arief Budiman pada 31 Desember 2018. 

"Ketika nama itu (Ira Koesno) ditetapkan ya berarti yang bersangkutan setuju," kata Arief di kantor KPU. 

Terpilihnya nama Ira sudah sesuai dengan aturan penetapan moderator debat di Undang-Undang. Sesuai dengan aturan tersebut, maka moderator debat harus disetujui oleh kedua tim kampanye pasangan calon. 

"Kami juga menanyakan yang mengusulkan siapa dan alasan mereka menerima itu apa," kata Arief lagi. 

Selain sudah berpengalaman menjadi moderator di debat capres 15 tahun lalu, Ira juga didapuk untuk mengambil posisi serupa ketika digelar Pilkada DKI 2017 lalu. Bahkan, ia didapuk menjadi moderator di dua kali debat. 

Melalui acara debat itu pula, nama Ira yang sebelumnya sempat tenggelam di benak publik, muncul kembali. Bahkan, Ira justru menjadi primadona warganet di dunia maya. Kalian penasaran seperti apa profil Ira? Berikut rangkuman IDN Times

1. Sebelum jadi jurnalis, Ira Koesno sempat mencicipi bekerja jadi akuntan

5 Hal Soal Ira Koesno, Mantan Akuntan yang Banting Setir Jadi JurnalisIDN Times/Amelinda Zaneta

Sebelum berkarier di dunia jurnalistik, Ira yang lulusan Universitas Indonesia fakultas ekonomi itu pernah memulai catatan hidupnya dengan bekerja sebagai akuntan di kantor Auditor KPMG Hanadi Sujandro pada tahun 1995 lalu. Saat itu, usia Ira baru menginjak 25 tahun. 

Namun, ia hanya bekerja di sana selama satu tahun. Di usianya yang ke-26, Ira memutuskan untuk melamar ke stasiun televisi SCTV sebagai jurnalis. Ia mengaku menyukai tantangan di dunia jurnalistik selain di dunia finansial. 

Saat berkarier sebagai jurnalis di SCTV, Ira sudah meliput berbagai peristiwa. Putri bungsu dari dua bersaudara itu bahkan terjun untuk meliput peristiwa darurat militer di Aceh. 

Karena dianggap berprestasi, Ira akhirnya didapuk menjadi presenter di Liputan 6. Salah satu pengalaman meliput yang juga berkesan di benaknya ketika meletusnya reformasi pada tahun 1998. Di dalam wawancara khusus dengan IDN Times mengenai 20 tahun peristiwa reformasi, Ira mengisahkan sempat diskors oleh petinggi SCTV gara-gara wawancara dengan mantan Menteri Lingkungan Hidup Sarwono Kusumaatmaja.

Ketika itu dalam tayangan live di televisi, Sarwono untuk kali pertama mengatakan solusi bagi Indonesia agar bisa keluar dari krisis moneter yang amat parah dengan melakukan "cabut gigi". "Cabut gigi" yang dimaksud Sarwono ketika itu yakni Soeharto harus mundur sebagai Presiden. Padahal, SCTV ketika itu masih dimiliki oleh kroni Soeharto yakni Sudwikatmono yang notabene masih sepupu Soeharto. 

Baca Juga: Ini Kisah di Balik Layar Hebohnya Wawancara "Cabut Gigi" Ira Koesno

2. Ira langganan peraih penghargaan bergengsi

5 Hal Soal Ira Koesno, Mantan Akuntan yang Banting Setir Jadi Jurnalis(Mantan jurnalis senior Ira Koesno ketika memandu debat Pilkada 2017) www.instagram.com/@irakoesnocom

Nama Ira melejit karena menjadi presenter berita di acara Liputan 6. Ia dikenal sebagai jurnalis yang lugas, tegas dan cerdas ketika menyampaikan pertanyaan ke narasumber. Ia bahkan didaulat sebagai Asisten Produser Liputan 6 dan Produser Investigasi program "SIGI". 

Atas kerja kerasnya, Ira pun pernah meraih beberapa penghargaan bergengsi, salah satunya Panasonic Gobel Awards sebanyak tiga kali untuk dua kategori pembawa berita wanita terfavorit (pada tahun 1998 dan 2002) dan presenter informasi dan berita (tahun 2003). 

3. Ira Koesno memilih mundur jadi jurnalis dan membuka perusahaan konsultan humas

5 Hal Soal Ira Koesno, Mantan Akuntan yang Banting Setir Jadi Jurnalis(Mantan jurnalis senior Ira Koesno) www.instagram.com/@irakoesnocom

Usai berkarier sebagai jurnalis selama tujuh tahun, Ira memutuskan untuk mundur dari dunia yang sudah membesarkannya itu. Ia kemudian mendirikan bisnis baru bernama Ira Koesno Production (IKPro). Bisnis itu bergerak di bidang jasa strategi komunikasi terpadu. 

Usai dua tahun berdiri, nama perusahaannya kemudian diganti menjadi Ira Koesno Communication (IKComm). Walaupun namanya sempat tenggelam di benak publik, tapi sosoknya tidak dilupakan. Hal itu terbukti ketika kembali didapuk kembali menjadi moderator di debat Pilkada DKI 2017, nama Ira justru tidak kalah dibicarakan oleh warganet. Kebanyakan dari mereka membicarakan betapa wajah Ira tidak banyak mengalami perubahan. 

Bahkan, banyak warganet yang ribut soal lokasi klinik kecantikan yang menjadi langganan Ira untuk merawat wajahnya. 

4. Ira Koesno ingin debat pilpres 17 Januari terasa 'nendang'

5 Hal Soal Ira Koesno, Mantan Akuntan yang Banting Setir Jadi JurnalisIDN Times/Amelinda Zaneta

Ketika ditemui di Hotel Bidakara pada pekan lalu, Ira mengaku siap memandu jalannya debat capres 2019 bersama dengan jurnalis TVRI Imam Priyono. Ia berjanji akan menyampaikan pertanyaan ke paslon dengan bahasa yang lebih mudah dipahami oleh publik. 

"Bagaimana caranya walaupun pertanyaan sudah diberikan, tetapi ini tetap dipahami oleh publik dan memang bunyi. Tetap nendang gitu," ujar Ira yang ditemui pada Kamis (10/1). 

Untuk menghadapi debat capres yang berlangsung pada 17 Januari, ia dan Imam sudah menyiapkan cara untuk melakukan penajaman pertanyaan dengan pemilahan frasa dan diksi yang dinilai sudah tepat. 

Ia pun sempat mengomentari soal sikap KPU yang telah membocorkan kisi-kisi pertanyaan ke masing-masing paslon. Dalam pandangannya, hal tersebut tidak akan mengurangi keseruan debat yang digelar Kamis esok. 

"Pertanyaan saat debat kan sifatnya hanya pemantik. Sebab, paslon harus memberikan penjelasan setelah pertanyaan itu dilontarkan," kata perempuan berusia 49 tahun itu. 

5. Pemilihan Ira Koesno sebagai moderator debat capres sempat diprotes oleh kubu Prabowo

5 Hal Soal Ira Koesno, Mantan Akuntan yang Banting Setir Jadi JurnalisIDN Times/Amelinda Zaneta

Kendati kedua kubu paslon akhirnya setuju terhadap dipilihnya Ira Koesno sebagai moderator, namun sebelumnya sempat ada protes yang disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief. Andi mendasarkan protesnya itu dari cara Ira menjadi moderator di debat Pilkada 2017. Menurutnya, Ira diberi tugas untuk memberi kesan negatif ke salah satu paslon. 

"Pertama, Ira Koesno pernah berlaku tidak adil saat memandu debat Pilkada DKI Jakarta. Dia melakukan apa yang bukan tugasnya sebagai moderator. Dia seperti ditugaskan untuk memberi kesan negatif pada salah satu paslon," kata Andi ketika ditemui media pada 28 Desember 2018 lalu. 

Ia bahkan sempat mengusulkan nama Rosiana Silalahi sebagai moderator debat capres. Andi menilai saat ini sudah banyak moderator yang sudah tidak lagi bisa bersikap netral. 

"Bahanyanya bagi moderator yang sudah tidak netral, apa yang sudah terjadi atas ketidaknetralannya, tidak bisa diulang momentumnya. Menjadi tidak adil bagi yang dirugikan," kata dia lagi. 

Baca Juga: Ini Cara Ira Koesno dan Imam Priyono  Buat Debat Capres 2019 Menarik

Topik:

Berita Terkini Lainnya