Rapat Internal YLBHI di Bali Dibubarkan Paksa oleh Aparat Keamanan

Aparat meminta agar tak dilakukan kegiatan selama G-20

Jakarta, IDN Times - Rapat internal dan gathering Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) yang digelar di sebuah villa di Sanur, Bali, tiba-tiba dibubarkan secara paksa pada Sabtu, (12/11/2022). Mereka sempat diminta agar tak ada kegiatan pertemuan apapun selama perhelatan KTT G-20. 

Direktur eksekutif YLBHI, Muhammad Isnur, mengatakan pihaknya sudah berada di sana sejak pekan lalu untuk mengikuti forum konferensi Asia Democracy Assembly 2022 yang dihelat oleh Asia Democracy Network (ADN) dan South East Asia Freedom of Religion and Believe (SEA FORB) Conference.

Isnur menyebut rapat tiba-tiba terhenti sekitar pukul 12:30 WITA karena villa tempat mereka menginap didatangi oleh lima orang yang mengaku petugas desa atau pecalang. 

"Mereka mempertanyakan kegiatan, menanyakan jadwal kepulangan dan berulang kali menyampaikan ada pelarangan untuk melakukan kegiatan apapun selama kegiatan pertemuan G-20. Mereka juga meminta YLBHI membuat surat pernyataan dan penjelasan," ungkap Isnur dalam keterangan tertulis pada Minggu malam, 13 November 2022 lalu.

Rapat sempat bisa dilanjutkan. Namun, pada pukul 17:00 WITA, rapat kembali terhenti karena puluhan personel kepolisian tak berseragam didampingi pecalang kembali masuk ke dalam villa. Mereka meminta agar pertemuan dihentikan.

"Kami dipaksa untuk membubarkan acara, KTP kami diminta dan hendak melakukan penggeledahan. Mereka berupaya memeriksa seluruh ponsel atau laptop peserta di lokasi acara," kata dia. 

Isnur mengatakan permintaan tersebut tak dikabulkan karena melanggar hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM). Pihak aparat bersikeras menyebut bahwa selama dilakukan KTT G-20, dilakukan pembatasan kegiatan di beberapa daerah. Namun, YLBHI, kata Isnur, sudah memeriksa daerah villa yang dihuni tak termasuk lokasi yang dibatasi. 

Lalu, bagaimana kelanjutan rapat tersebut? Mengapa rapat internal mereka tiba-tiba dihentikan oleh aparat keamanan?

1. Villa tempat staf YLBHI dan LBH menginap diawasi oleh aparat keamanan

Rapat Internal YLBHI di Bali Dibubarkan Paksa oleh Aparat KeamananKegiatan gathering YLBHI di Sanur, Bali jelang G-20 yang tiba-tiba disantroni pecalang dan pihak kepolisian. (www.instagram.com/@yayasanlbhindonesia)

Isnur mengatakan, pihak YLBHI dan LBH harus bernegosiasi dengan aparat keamanan hingga pukul 20:00 WITA pada Sabtu malam. Sebagian peserta akhirnya dibolehkan untuk keluar kembali ke villa masing-masing. Sisa peserta lainnya ada yang harus tetap bertahan di villa. 

"Selama di perjalanan, seluruh kendaraan para peserta dibuntuti oleh beberapa orang yang tidak teridentifikasi. Sementara, beberapa orang lainnya terlihat mengawasi villa sepanjang malam hingga siang hari," kata Isnur. 

Mereka menduga kuat aparat keamanan menekan petugas desa untuk mendatangi dan melakukan tindakan-tindakan tersebut. Tindakan tersebut tetap terjadi pada Minggu pagi kemarin. Salah satu peserta hendak keluar villa sekitar pukul 08:00 WITA. 

"Mereka keluar karena ada jadwal penerbangan siang, tetapi dilarang oleh beberapa orang yang mengaku pecalang dengan alasan perintah petugas. Lalu, diminta menunggu hingga pukul 09:00 pagi," tutur dia. 

Setelah menunggu, peserta dibolehkan meninggalkan villa sekitar pukul 11:12 WITA. 

Baca Juga: KontraS Soroti Pengamanan Aparat di G20: Berlebihan dan Represif

2. YLBHI mengecam tindakan teror dan intimidasi aparat keamanan

Rapat Internal YLBHI di Bali Dibubarkan Paksa oleh Aparat KeamananKegiatan gathering YLBHI di Sanur, Bali jelang G-20 yang tiba-tiba disantroni pecalang dan pihak kepolisian. (www.instagram.com/@yayasanlbhindonesia)

Lebih lanjut, Isnur menyebut pihaknya mengecam seluruh tindakan teror, intimidasi dan penahanan sewenang-wenang yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Kecaman juga dilayangkan untuk aksi premanisme yang dilakukan oleh sekelompok orang. 

"Keseluruhan tindakan itu merupakan bentuk dari aksi anti demokrasi dan kejahatan yang sistematis. Seluruh tindakan tersebut malah kontraproduktif dengan pernyataan pemerintah yang menyatakan Bali dalam kondisi aman selama G-20," kata Isnur. 

3. YLBHI mewanti-wanti HAM harus dihormati

Rapat Internal YLBHI di Bali Dibubarkan Paksa oleh Aparat KeamananUpacara pembukaan G20 Indonesia (g20.org)

YLBHI juga mendesak aparat kepolisian untuk mengusut seluruh kejahatan dan tindakan anti demokrasi yang terjadi dalam pembubaran rapat internal dan gathering YLBHI di Sanur pada akhir pekan lalu. Isnur turut mendesak agar seluruh pelaku pembubaran, baik dari institusi kepolisian atau kelompok lainnya ditindak tegas. 

"Kami mengingatkan kembali dengan tegas agar seluruh alat negara selama G-20 tetap menghormati konstitusi dan Hak Asasi Manusia (HAM), terutama soal hak kemerdekaan berpendapat dan berekspresi," tutur Isnur. 

Aksi intimidasi serupa juga sudah dialami lebih dulu oleh tim Greenpeace Indonesia. Rombongan Greenpeace Indonesia yang mengayuh sepeda menuju ke Bali, tiba-tiba diintimidasi oleh sekelompok orang tak dikenal yang mengaku sebagai perwakilan masyarakat Probolinggo.

Kepala Greenpeace Indonesia, Leonard Simanjuntak, mengatakan rombongan pesepeda telah mengalami intimidasi sejak berada di Semarang. Intimidasi itu dilakukan bukan hanya oleh sekelompok warga tak dikenal, tapi juga orang-orang berseragam polisi.

"Sekitar tujuh orang, yang mengaku polisi, sempat mendatangi tim Greenpeace ketika on air di sebuah stasiun radio. Mereka menanyakan rencana aksi di Simpang Lima, Semarang, padahal Greenpeace tak berencana menggelar aksi di kawasan tersebut," ujar Leonard dalam keterangan tertulis pada 8 November 2022 lalu.

Baca Juga: Tim Greenpeace Diintimidasi di Probolinggo, Dilarang Kampanye saat G20

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya