Sentil Jokowi, SBY Kenang Tak Ikut Cawe-cawe Pemilu 2014

SBY mengaku ketika itu bersikap netral saat Pemilu 2014

Jakarta, IDN Times - Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhyono (SBY) mengenang penghujung masa jabatannya yang tak ikut cawe-cawe Pemilu 2014. Saat itu, ia memilih bersikap netral dan mempersilakan Joko "Jokowi" Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa berkompetisi secara sehat sebagai Calon Presiden dan Wakil Presiden. 

"Secara fundamental, saya memiliki pandangan berbeda dengan Presiden Jokowi. Pada Pilpres 2014 dulu, saya memilih bersikap netral dan mempersilakan kedua pasangan untuk berkompetisi secara sehat dan demokratis," demikian tulis SBY di dalam bukunya berjudul 'Pilpres 2024 & Cawe-cawe Presiden Jokowi: The President Can Do No Wrong', dikutip Selasa (27/6/2023). 

Buku setebal 27 halaman itu ditulis secara khusus oleh SBY untuk merespons berbagai sikap yang ditunjukkan Presiden Joko "Jokowi" Widodo jelang Pemilu 2024. Apalagi di hadapan publik, mantan Jokowi mengakui bahwa ia akan cawe-cawe demi kepentingan bangsa dan negara. 

"Meskipun saya memiliki pandangan yang secara fundamental berbeda dengan beliau, tetapi tak boleh saya mengatakan bahwa yang Pak Jokowi lakukan tidak baik. Sebaliknya, yang saya lakukan dulu lebih baik. Saya menghormati pilihan beliau," kata dia. 

Baca Juga: Isu Jokowi Hanya Ingin 2 Capres di 2024, SBY: Nothing Wrong with Him

1. SBY ingatkan penggunaan kalimat cawe-cawe demi kepentingan bangsa

Sentil Jokowi, SBY Kenang Tak Ikut Cawe-cawe Pemilu 2014Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (Twitter.com/S. B. Yudhoyono)

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu juga mengingatkan agar Jokowi berhati-hati ketika menggunakan dalih cawe-cawe demi kepentingan bangsa serta negara. Apalagi bila Jokowi mengaitkan cawe-cawe itu dengan Pemilu 2024.

"Perlu diingat, kepentingan nasional tidak sama dengan kepentingan politik seorang Presiden atau kepentingan politik sebuah parpol atau pihak manapun. Terjaminnya keselamatan, kedaulatan, dan keutuhan NKRI misalnya, itu adalah survival interest," kata SBY. 

Sedangkan, ujar dia, keamanan negara yang terlindungi dan ekonomi nasional yang terjaga sering diidentikan dengan vital interest.

"Jadi, kalau mengatakan bahwa cawe-cawe itu demi kepentingan bangsa dan negara, perlu lah rakyat Indonesia diyakinkan bahwa cawe-cawe Presiden Jokowi benar-benar demi kepentingan bangsa dan negara," tutur dia lagi. 

SBY menilai, rakyat satu-satunya pihak yang perlu diyakinkan sebab dalam Pemilu 2024 mereka yang bakal memilih presiden selanjutnya.

"Jadi, yang menentukan pemilihan presiden bukan MPR, partai politik atau kalangan orang-orang kaya dalam iklim plutokrasi," katanya. 

Baca Juga: SBY Ingatkan Jokowi Tak Pakai Fasilitas Negara buat Capres Pilihannya

2. Istana jelaskan cawe-cawe Jokowi untuk memastikan pemilu berlangsung jurdil

Sentil Jokowi, SBY Kenang Tak Ikut Cawe-cawe Pemilu 2014Jokowi tinjau food estate di Kalimantan Tengah (Dok. IDN Times/Biro Pers Kepresidenan)

Sementara, usai pernyataan Jokowi soal cawe-cawe viral beberapa waktu lalu, Istana pun memberikan penjelasan.

Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, mengatakan, cawe-cawe yang dimaksud Jokowi yakni dalam rangka mengawal Pemilu Serentak 2024 berlangsung jujur, adil, dan demokratis.

"Terkait penjelasan tentang cawe-cawe untuk negara dalam pemilu, konteksnya adalah, Presiden ingin memastikan Pemilu Serentak 2024 dapat berlangsung secara demokratis, jujur dan adil," ujar Bey kepada media pada 30 Mei 2023 lalu. 

Selain itu, kata dia, Jokowi berkepentingan agar pemilu berjalan dengan baik dan aman tanpa meninggalkan polarisasi atau konflik sosial di masyarakat.

Selanjutnya, Jokowi ingin pemimpin nasional ke depan dapat mengawal dan melanjutkan kebijakan-kebijakan strategis, seperti pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), hilirisasi, dan transisi energi bersih.

Sementara itu, untuk para peserta pemilu mendatang, Jokowi mengharapkan semuanya dapat berkompetisi secara bebas dan adil.

"Karenanya Presiden akan menjaga netralitas TNI Polri dan ASN," tutur dia.

Jokowi juga ingin pemilih mendapat informasi dan berita yang berkualitas tentang peserta pemilu dan proses pesta demokrasi lima tahunan itu. Dengan demikian, akan memperkuat kemampuan pemerintah untuk mencegah hoaks, dampak negatif artificial intelligence, hingga black campaign melalui media sosial atau daring.

"Presiden akan menghormati dan menerima pilihan rakyat. Presiden juga akan membantu transisi kepemimpinan nasional dengan sebaik-baiknya," kata Bey.

Baca Juga: SBY: Jokowi Tidak Dapat Dipersalahkan Cawe-Cawe Parpol Pendukung

3. Publik bisa akses buku yang ditulis SBY di situs Partai Demokrat

Sentil Jokowi, SBY Kenang Tak Ikut Cawe-cawe Pemilu 2014ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid

Adapun pernyataan SBY lebih lengkap tentang cawe-cawe Jokowi yang disorotinya tercantum dalam buku yang ditulisnya sendiri.

Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, mengatakan, publik juga bisa mengakses buku tersebut secara gratis. Versi digital buku tersebut bisa diakses di situs resmi Partai Demokrat. 

"Publik juga dapat mengambil buku versi digitalnya di situs Partai Demokrat dengan judul 'Pilpres 2024 & Cawe-Cawe Presiden Jokowi," ungkap Herzaky di dalam keterangan tertulis. 

Buku itu, katanya, dimaksudkan untuk memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman para pimpinan serta kader Demokrat mengenai situasi terkini.

"Banyak pandangan Bapak SBY di tulisan ini yang sangat bermanfaat bagi kita dalam menjaga demokrasi Indonesia agar bisa semakin bergerak maju," tutur dia. 

 

Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.

Baca Juga: Bawaslu Awasi Menteri Nyaleg Agar Fasilitas Negara Tak Buat Kampanye

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya