Setahun COVID-19: 9 Pejabat Tinggi Bicara Blunder soal Pandemik

Lima menteri kabinet Jokowi terpapar COVID-19

Jakarta, IDN Times - Genap satu tahun Indonesia menghadapi pandemik COVID-19, sejak Presiden Joko "Jokowi" Widodo yang mengumumkan dua kasus virus corona pertama pada 2 Maret 2020.

Namun, banyak ahli kesehatan menduga kasus COVID-19 sudah masuk Indonesia sejak Januari 2020. Dugaan itu muncul lantaran adanya pemberitaan mengenai warga Jepang pada 19 Februari 2020 yang dinyatakan positif COVID-19 usai berkunjung ke Indonesia.

Selain itu, Indonesia baru menutup penerbangan menuju ke Wuhan, Tiongkok--asal COVID-19 ditemukan--dari Bali pada akhir Januari 2020. Padahal, pada 9 Januari 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan adanya klaster pneumonia yang muncul di Wuhan.

Selain menutupi COVID-19 kasus pertama ke Tanah Air sejak Januari 2020, pemerintah juga dianggap meremehkan munculnya pandemik.

Alhasil, dari semula pada Maret 2020 masih ditemukan dua kasus, setahun kemudian melonjak menjadi 1.341.314 individu yang terpapar COVID-19. Sebanyak 36.325 orang dilaporkan meninggal dunia akibat virus mematikan itu.

Siapa saja pejabat tinggi yang memberikan pernyataan yang menuai kontroversial atau blunder?

1. Presiden Jokowi sempat tegaskan pada akhir Januari 2020, belum ada virus corona di Indonesia

Setahun COVID-19: 9 Pejabat Tinggi Bicara Blunder soal PandemikANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Dalam catatan IDN Times, ketika ramai diperkirakan kasus COVID-19 sudah masuk ke Indonesia sejak akhir Januari 2020, Jokowi justru menegaskan virus Sars-CoV-2 belum ada di Tanah Air. 

"Sampai sekarang informasi yang saya terima dan semoga seterusnya, tidak ada yang terjangkit corona," ungkap Jokowi di Istana Negara pada 24 Januari 2020.

Pernyataan Jokowi tersebut bertolak belakang dengan pernyataan dari para ahli, yang menduga kasus virus corona di Indonesia sudah ada sebelum presiden mengumumkan secara resmi pada 2 Maret 2020.

Berikut pernyataan kontroversial atau blunder lainnya yang sempat disampaikan Jokowi mengenai pandemik COVID-19:

  • 1 April 2020

Jokowi tolak lockdown dan lebih pilih Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). "Kita ingin aktivitas ekonomi tetap ada."

  • 22 April 2020

Jokowi sebut definisi pulang kampung berbeda dengan mudik. Mudik dilakukan saat Lebaran, pulang kampung dilakukan sebelum Ramadan.

  • 15 Mei 2020

Jokowi minta warga hidup berdampingan dengan virus corona. "Kita harus hidup berdamai dengan corona."

  • 18 Desember 2020

Jokowi targetkan kehidupan kembali normal usai 70 persen warga Indonesia divaksinasi.

  • 21 Januari 2021

Jokowi beri isyarat setuju dengan vaksin mandiri. "Karena kita perlu mempercepat (vaksinasi) sebanyak-banyaknya, apalagi biaya ditanggung perusahaan, kenapa tidak?"

  • 31 Januari 2021

Jokowi sebut PPKM 11-25 Januari 2021 tidak efektif. "Saya ingin menyampaikan yang berkaitan dengan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), kita harus ngomong apa adanya. Ini tidak efektif."

Baca Juga: [BREAKING] Jokowi Umumkan 2 Orang Terkena Virus Corona di Indonesia

2. Eks Menkes Terawan Agus Putranto sempat minta warga enjoy hadapi virus corona

Setahun COVID-19: 9 Pejabat Tinggi Bicara Blunder soal PandemikDeretan pernyataan nyeleneh para pejabat tinggi soal pandemik COVID-19 (IDN Times/Sukma Shakti)

Salah satu pernyataan Menkes Terawan yang dianggap paling blunder atau memicu kontroversial, yaitu ketika meminta warga agar tak panik dan enjoy menghadapi virus corona.

Saat itu, ia mengatakan kunci mencegah agar tidak tertular virus corona menjaga imunitas tubuh. Daya tahan tubuh akan turun bila panik menyikapi pemberitaan terkait virus corona.

"Dari 1,4 miliar penduduk sana ya paling 2 ribuan (yang terkena virus corona). (Sebanyak) 2 ribu dari 1,4 miliar itu kan kayak apa. Karena itu pencegahannya jangan panik, jangan resah. Enjoy saja, makan yang cukup," kata Terawan pada 27 Januari 2020 di kantor Kemenhub. 

Berikut pernyataan Terawan lainnya yang cukup kontroversial:

  • 11 Februari 2020 

Terawan tantang peneliti Harvard buktikan virus corona sudah masuk Indonesia. "Ya, (peneliti) Harvardnya suruh ke sini, saya buka pintunya untuk melihat."

  • 15 Februari 2020 

Menkes Terawan salahkan warga yang tetap beli masker meski harganya mahal. "Salahmu sendiri kok ya beli."

  • 14 Maret 2020

Menkes Terawan menjadikan 188 kru kapal pesiar World Dream duta imunitas virus corona usai menjalani observasi di Pulau Sebaru. "Kalian lah duta-duta imunitas corona yang sejati."

3. Eks jubir pemerintah Achmad Yurianto sebut Sars-CoV-2 berbeda dengan COVID-19

Setahun COVID-19: 9 Pejabat Tinggi Bicara Blunder soal Pandemik(ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Pernyataan Mantan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan dr Achmad Yurianto juga sempat membuat kontroversial pada awal kemunculan COVID-19.

Ia sempat mengatakan virus yang menjangkiti warga Jepang usai berkunjung ke Indonesia adalah Sars-CoV-2 atau virus corona tipe II.

Pria yang akrab disapa Yuri itu mengakui penjelasannya memang berbeda dengan ketentuan yang diumumkan WHO. Bahkan, Yuri sempat menyebut COVID-19 itu virus, bukan penyakit. 

"Saya juga mendapat referensi dari sejumlah pakar virus yang menyatakan bahwa virus COVID-19 yang selama ini menyebabkan sakit itu, ada perbedaan hampir 70 persen dengan virus SARS CoV-2," ujar Yuri pada 24 Februari 2020. 

Belakangan dijelaskan COVID-19 adalah nama penyakit yang ketika itu menyerang saluran pernapasan, sedangkan Sars-CoV-2 adalah nama virusnya. 

Berikut pernyataan Yuri lainnya yang cukup kontroversial:

  • 27 Maret 2020

Yurianto meminta orang kaya dan miskin saling menolong dalam menghadapi pandemik virus corona. 

  • 10 Juli 2020

Yurianto mengakui penggunaan istilah new normal keliru. "Karena kan selalu dikatakan 'new' nya dihilangkan, sehingga tinggal normalnya aja. Masyarakat tahunya oh sudah normal."

Baca Juga: Pemerintah Akui Keliru Pakai Istilah "New Normal" Dalam Atasi Pandemik

4. Kepala Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo sempat targetkan WNI bisa hidup normal Juli 2020

Setahun COVID-19: 9 Pejabat Tinggi Bicara Blunder soal PandemikKepala BNPB Doni Monardo (Dok. BNPB)

Salah satu pernyataan Kepala Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo yang blunder, yakni ketika ia memperkirakan warga Indonesia sudah bisa kembali hidup normal pada Juli 2020. Hal itu lantaran pemerintah mulai memberlakukan strategi tes masif dan pelacakan kasus.

Pada saat bersamaan pada April 2020, untuk kali pertama DKI Jakarta memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Ia berharap warga mematuhi aturan PSBB dan larangan mudik ke kampung halaman. 

"Agar pada Juni mendatang kita mampu menurunkan kasus COVID di Indonesia, sehingga pada Juli diharapkan kita sudah bisa mulai mengawali hidup normal kembali," ujar Doni pada 27 April 2020. 

Namun, kenyataannya kasus COVID-19 tetap melaju naik hingga 2021. Bahkan, Doni juga terpapar virus corona yang diduga lantaran makan bersama ketika meninjau bencana. Kini, ia sudah pulih. 

Berikut pernyataan Doni lainnya yang cukup kontroversial:

  • 13 Desember 2020

Doni Monardo meminta agar dinas kesehatan setiap provinsi, kabupaten, dan kota menghemat pengadaan tes usap (swab PCR). Ia menemukan di lapangan ada provinsi yang melakukan tes PCR melebihi standar yang ditentukan WHO.

"Ini tolong harus ada asas penghematan. Jangan dihamburkan pemeriksaan yang tidak sesuai dengan target yang ada," ujar Doni. 

  • 19 Februari 2021

Doni Mornado targetkan pandemik terkendali di RI pada Agustus 2021.

5. Wapres Ma'ruf Amin sebut COVID-19 tak masuk RI karena rajin lakukan doa qunut

Setahun COVID-19: 9 Pejabat Tinggi Bicara Blunder soal PandemikWakil Presiden RI Ma’ruf Amin (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Pernyataan lain yang tidak kalah membuat publik bingung, ketika Wapres Ma'ruf Amin menyebut virus corona belum bisa masuk ke Indonesia lantaran doa dari para kiai. Mereka rajin do'a qunut. 

"Ini berkat doa para kiai, berkat istigasah," ujar Ma'ruf saat membuka Kongres Umat Islam Indonesia ke-VII di Bangka Belitung pada 29 Februari 2020. 

"Banyak kiai dan ulama yang selalu membaca doa qunut dan saya juga begitu baca qunut. Makanya corona nyingkir dari Indonesia," katanya, lagi. 

6. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sebut COVID-19 tak ada di RI karena perizinannya sulit

Setahun COVID-19: 9 Pejabat Tinggi Bicara Blunder soal PandemikCuitan Mahfud MD soal sulitnya virus corona masuk ke Indonesia (www.twitter.com/@mohmahfudmd)

Pernyataan lainnya yang blunder dan kontroversial dan menjadi bumerang ketika dilontarkan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Kepada Menko Polhukam Mahfud MD, dia mengatakan virus corona belum masuk Indonesia karena perizinannya sulit. Padahal, kasus virus corona sudah ditemukan di 25 negara. 

Kelakar Airlangga itu kemudian dicuit Mahfud di akun Twitternya. "Karena perizinan di Indonesia berbelit-belit maka virus corona tak bisa masuk. Tapi, omnibus law tentang perizinan lapangan kerja jalan terus," cuit Mahfud pada 15 Februari 2020 yang menampilkan fotonya dengan Airlangga. 

Belakangan, pada akhir 2020, Airlangga justru terpapar COVID-19. Namun, ia tak mengungkapnya ke publik. Meski sempat dirawat di RSPAD Gatot Subroto, dia berhasil sembuh. Ia diketahui sempat kena COVID-19 ketika pada 18 Januari 2021 ikut melakukan plasma darah konvalesen. 

Baca Juga: Menko Airlangga Penyintas COVID-19, Ikut Donor Plasma Darah Konvalesen

7. Menhub Budi Karya sebut warga kebal virus corona karena makan nasi kucing

Setahun COVID-19: 9 Pejabat Tinggi Bicara Blunder soal PandemikANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Pernyataan lain yang dinilai blunder dan cukup kontroversial yaitu ketika Menhub Budi Karya berkelakar virus corona belum ditemukan di Indonesia, karena warganya gemar makan nasi kucing. Sehingga warga Indonesia punya kekebalan tubuh yang baik. 

"Tapi (ini) guyonan sama Pak Presiden ya, insya Allah ya, (virus) COVID-19 tidak masuk ke Indonesia karena setiap hari kita makan nasi kucing, jadi kebal," kata Budi saat berpidato dalam acara peringatan Hari Pendidikan Tinggi Teknik (HPTT) ke-74 di Grha Sabha Pramana, UGM, Yogyakarta, 17 Februari 2020. 

Nasi kucing adalah nasi dengan porsi kecil dan lauk yang sangat sederhana seperti sambal ikan teri, telur, tempe dan beragam variasi lainnya. Nasi yang biasa dibungkus dengan daun pisang ini populer di Yogyakarta, Surakarta, dan Semarang.

Ironisnya, Budi kemudian terpapar COVID-19 sebanyak dua kali. Ia terpapar virus corona pada Maret dan April 2020. Budi menjadi menteri pertama di kabinet Jokowi yang dikonfirmasi tertular virus Sars-CoV-2 itu. 

Bahkan, ketika dirawat di RSPAD Gatot Subroto, kondisi Budi sempat drop dan menggunakan ventilator. Dalam catatan IDN Times, total sudah ada lima menteri di kabinet Jokowi yang diketahui publik terpapar COVID-19. 

8. Mentan Syahrul Yasin Limpo kenalkan kalung anti-virus corona

Setahun COVID-19: 9 Pejabat Tinggi Bicara Blunder soal PandemikProduk Eucalyptus Kementan untuk Anti Virus Corona (Dok. IDN Times/Kementan)

Pada saat kasus virus corona di Indonesia terus melonjak, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo tiba-tiba muncul ke publik dan mengeluarkan pernyataan yang membuat geger. Ia bicara soal kalung bernama Anti Virus Corona Eucalyptus yang dibuat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian.

Pria yang akrab disapa SYL itu mengklaim kalung tersebut dapat mematikan virus corona dengan kontak. Kontak 15 menit bisa membunuh 42 persen COVID-19, dan semakin lama maka lebih banyak yang tereliminasi. “Kalau setengah jam, dia bisa 80 persen,” klaim Syahrul pada 3 Juli 2020. 

Belakangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan izin edar kalung itu sebatas jamu dan bukan obat. 

9. Menko Marves Luhut Pandjaitan sebut virus corona tak akan bertahan di cuaca panas Indonesia

Setahun COVID-19: 9 Pejabat Tinggi Bicara Blunder soal PandemikMenko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan diminta Presiden Jokowi untuk fokus menangani kasus Covid-19 di sembilan provinsi yang berkontribusi besar terhadap total kasus nasional (ANTARA/HO-Kemenko Kemaritiman dan Investasi)

Tak hanya itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi  (Menko Marves) Luhut Pandjaitan juga tak luput dari pernyataan blunder yang mengejutkan publik. Ia pernah mengatakan pada 2 April 2020 lalu bahwa virus corona tak kuat bertahan di cuaca panas di Indonesia. Saat itu, jumlah kasus COVID-19 terus bertambah di Indonesia. 

"Dari hasil modelling kita yang ada, cuaca Indonesia, ekuator ini yang panas dan juga itu untuk COVID-19 ini gak kuat," ujar Luhut usai rapat koordinasi dengan Presiden Jokowi.

Pernyataan Luhut itu kemudian dibantah Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Ketua PB IDI Daeng M Faqih mengatakan, meski cuaca di Indonesia panas tapi tidak serta merta membunuh virus Sars-CoV-2.

"Dengan cuaca panas, virus yang di tenggorokkan tidak akan mati," ujar Daeng pada 3 April 2020. Oleh sebab itu, ia mengingatkan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan. Sebab, virus corona mudah berpindah dari orang ke orang lain melalui droplet atau cairan terkecil dari alat pernapasan. 

https://www.youtube.com/embed/CLcqcOR1I6Q

Baca Juga: [UPDATE] Kasus COVID-19 di Indonesia Tembus 1 Juta Hari Ini

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya