Situs Kostrad Diduga Diretas Hacker India, TNI AD Klaim Data Aman

Tim siber dari TNI AD diturunkan untuk pulihkan situs

Jakarta, IDN Times - Situs resmi Komando Cadangan Strategis (Kostrad) dan TNI AD tidak bisa diakses oleh publik sejak Senin, 15 Agustus 2022 lalu. Hal itu terjadi karena kedua situs tersebut menjadi korban serangan peretas yang diduga berasal dari India. 

Berdasarkan pantauan IDN Times sejak Senin malam kemarin, bila situs TNI coba diakses maka memunculkan tulisan 'website under maintenance' atau yang bermakna situs tersebut sedang dalam perbaikan. Selain itu, ada tulisan 'Domain Induk' yang ditulis dengan terbalik. 

Sementara, ketika kami melakukan pencarian Kostrad di mesin Google, maka akan tampil tulisan 'INDIAN CYBRR MAFIA WAS HERE'. Ketika dikonfirmasi kepada Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen Tatang Subarna, ia tak menampik bahwa situs resmi TNI AD dan Kostrad sedang mendapatkan serangan siber. 

"Betul, situs tersebut telah diretas oleh kelompok yang mengatasnamakan diri Indian Cyber Mafia, Jakarta, pada Senin kemarin," kata Tatang melalui keterangan tertulis pada Senin malam kemarin. 

Ia mengatakan kasus tersebut sudah ditangani oleh tim siber TNI AD. Situs resmi Kostrad, kata dia, untuk sementara waktu dimatikan dulu. 

Ia pun mengklaim sejauh ini, tidak ada data-data sensitif yang berhasil diambil. 

"Sejauh ini data-data aman, namun tampilan depan yang berubah dan tidak bisa diakses," kata dia.

Lalu, apakah situs tersebut sudah berhasil dipulihkan?

1. Situs TNI AD dan Kostrad masih belum dapat diakses hingga Selasa pagi

Situs Kostrad Diduga Diretas Hacker India, TNI AD Klaim Data AmanTulisan 'Indian Cybrr Mafia Was Here' muncul ketika diketik Kostrad di mesin pencari Google. (Tangkapan layar Google)

Sementara, ketika dicek oleh IDN Times, hingga Selasa pagi baik situs TNI AD dan Kostrad, masih belum bisa diakses. Bahkan, bila coba mencari Kostrad di mesin Google muncul keterangan "hacked by Indian cyber mafia. You Got H4acked :) This is an open warning for Indonesian hackers to stop hacking indian sites."

Makna dari tulisan tersebut yakni peringatan bagi para peretas asal Indonesia untuk berhenti meretas situs-situs milik warga India. 

Baca Juga: Bantah Situs Zeni Diretas, TNI AD: Itu Website Tak Dipakai Lagi

2. Situs milik pemerintah sebagian besar dinilai masih 'lemah' pengamanannya

Situs Kostrad Diduga Diretas Hacker India, TNI AD Klaim Data AmanIlustrasi Hacker (IDN Times/Mardya Shakti)

Sementara, Kepala Pusat Studi Forensik Digital Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Yudi Prayudi menyebutkan, banyak website milik pemerintah yang diretas atau di-hack karena pada umumnya tidak ada admin yang secara spesifik mengelolanya.

"Dan jika ada admin, biasanya admin juga kurang paham soal web security, sehingga mudah disusupi hacker," ujar Yudi seperti dikutip dari kantor berita ANTARA pada Selasa, (16/8/2022). 

Menurut dia, membuat website adalah hal yang mudah, tetapi terkadang aspek keamanannya diabaikan.

"Sering dijumpai laman resmi dikelola oleh web developer yang tidak paham tentang keamanan dunia maya," katanya.

3. Aplikasi keamanan website perlu diperbarui secara berkala

Situs Kostrad Diduga Diretas Hacker India, TNI AD Klaim Data AmanIlustrasi Hacker (IDN Times/Mardya Shakti)

Ia sepakat bahwa tidak ada sistem yang seratus persen aman. Tak pelak, keamanan web harus dikelola sedemikian rupa untuk menutup celah peretasan.

"Salah satunya dengan selalu melakukan update aplikasi web security," katanya.

Yudi mengatakan ada beberapa prosedur dalam pengelolaan web yang disebut ISO 27001. Di samping itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Badan Siber dan Sandi (BSSN) juga telah menerapkan berbagai macam standar keamanan web dengan menggunakan acuan parameter lokal hingga internasional.

"Namun tidak semua pengelola web peduli terhadap hal ini," tutur Yudi.

Baca Juga: Situs BSSN Diretas, Pakar Ingatkan Perlu Ada Rencana Mitigasi

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya