Suara PSI Melonjak, Rommy PPP: Ini Operasi Sayang Anak Lagi?

Pola kenaikan suara PSI dinilai tak masuk akal

Intinya Sih...

  • Ketua PPP terkejut dengan lonjakan suara PSI yang mendekati ambang batas parlemen.
  • Suara PSI naik dari 2,54% menjadi 3,13%, sementara suara PPP sempat di bawah 4%.

Jakarta, IDN Times - Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muchammad Romahurmuziy mengaku terkejut dengan lonjakan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Memasuki bulan Maret, suara PSI mengalami kenaikan cukup signifikan dan mendekati ambang batas parlemen. 

Mengutip data Sirekap Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Minggu (3/3/2024) pukul 22.00 WIB, suara PSI mencapai 3,13 persen. Pada 23 Februari 2024 lalu, suara PSI masih berada di angka 2,54 persen. 

Sementara, suara PPP per 2 Maret 2024 sempat berada di bawah 4 persen. Meski kini sudah kembali ke angka 4,01 persen. Namun, posisi PPP rentan tak lolos ke Senayan. 

Pria yang akrab disapa Rommy itu kemudian mempertanyakan pola tersebut melalui akun media sosialnya.

"Mohon atensi kepada KPU dan Bawaslu. Operasi apa ini? Meminjam bahasa Pak JK, apakah ini operasi sayang anak lagi?" demikian yang ditulis mantan Ketua Umum PPP, dikutip Minggu (3/3/2024) malam. 

Pandangan tajam juga terarah ke PSI lantaran putra bungsu Presiden Joko "Jokowi" Widodo, Kaesang Pangarep merupakan ketua umumnya. Padahal, ia baru bergabung menjadi kader selama dua hari. Kaesang pun pernah sesumbar bakal membawa PSI di Pemilu Legislatif 2024 lolos ke Senayan. 

Baca Juga: Suara PSI Melonjak, KPU: Foto C.Hasil Bisa Diverifikasi Langsung

1. PPP ancam bakal bongkar perolehan suara PSI yang tak wajar lewat hak angket

Suara PSI Melonjak, Rommy PPP: Ini Operasi Sayang Anak Lagi?Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep beserta Wakil Dewan Pembina PSI Grace Natalie dan Tim Hukum PSI (IDN Times/Iglo Montana)

Lebih lanjut, Rommy mengatakan, berdasarkan analisisnya, suara PSI di sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) mencapai 50 persen. Ia kemudian mengutip penghitungan yang dilakukan oleh warganet di media sosial. Di situ, PSI memperoleh kenaikan 19 ribu suara dari 110 TPS.

"Ini berarti rata-rata 173 suara per TPS. Dengan suara per TPS hanya 300 dan partisipasi pemilih rata-rata 75 persen, suara sah di TPS ini hanya 225 suara. Artinya, PSI menang 77 persen di 110 TPS itu. Tidak masuk akal!" kata Rommy. 

Ia mengancam, bila hal tersebut tidak dikoreksi oleh KPU dan Bawaslu, maka DPP PPP bakal meminta agar temuan tersebut dibongkar lewat hak angket parlemen.

"DPP PPP akan meminta hal ini bagian yang termasuk dibongkar seterang-terangnya di hak angket pada pekan ini! Saya mohon atensi KPU dan Bawaslu secara terbuka dan tindak lanjutnya secara seksama," tutur dia. 

Baca Juga: Angka PSI Melonjak, Cak Imin Ingatkan Jangan Ada Jual Beli Suara

2. Tiga lembaga survei memproyeksi PSI tak lolos ke Senayan pada Pemilu 2024

Suara PSI Melonjak, Rommy PPP: Ini Operasi Sayang Anak Lagi?Gedung DPR/MPR (IDN Times/Amir Faisol)

Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS, Arya Fernandes, mengatakan, berdasarkan data hitung cepat yang dirilis tiga lembaga survei, PSI diperkirakan tak akan lolos ke Senayan pada Pileg 2024.

Berdasarkan hasil hitung cepat CSIS yang menggandeng Cyrus, PSI memperoleh suara 2,67 persen. Indikator Politik Indonesia (IPI) memproyeksi suara PSI ada di angka 2,65 persen dan Poltracking 2,89 persen. 

Meski begitu, Arya tak menampik secara statistik ketika suara konkret yang masuk ke KPU sudah di atas 60 persen, maka sulit terjadi perubahan suara yang signifikan.

"Jadi, berdasarkan pengalaman kami, yang melakukan hitung cepat, kecil sekali terjadi perubahan," kata Arya pada Minggu malam kemarin di Jakarta. 

Ia mengatakan, terjadi anomali suara PSI di versi hitung cepat dengan KPU yaitu 0,46. Berdasarkan pengalamannya di pemilu lalu, selisih suara hitung cepat dengan penghitungan kongkret KPU, tak pernah lebih dari 1 persen. 

"Di pemilu 2019, selisih suara PDIP di hitung cepat dengan KPU 0,47. Untuk PSI ketika itu, quick count 1,9 persen, real count-nya 1,89 persen. Selisihnya 0,01. Nah, jadi kalau kita percaya pada hitung cepat, di mana selisihnya jarang melewati angka 1 persen margin of error. Bila quick count memprediksi 2,67 persen, maka real count PSI akan ada di kisaran 3,67 persen," tutur dia. 

3. PSI nilai penambahan dan pengurangan suara saat rekapitulasi adalah hal yang wajar

Suara PSI Melonjak, Rommy PPP: Ini Operasi Sayang Anak Lagi?Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Grace Natalie (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Sementara, tuduhan dari sejumlah pihak kepada PSI soal dugaan penggelembungan suara ditepis dengan tegas oleh Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie. Ia mewanti-wanti semua pihak agar tidak menyampaikan pernyataan tendensius menyikapi rekapitulasi suara KPU yang masih berlangsung hingga kini. 

"Penambahan termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal yang wajar. Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut," ujar Grace di dalam keterangan tertulis pada Minggu kemarin. 

Menurutnya, penambahan suara masih mungkin terjadi. Sebab, ada lebih dari 70 juta suara belum dihitung.

"Sebagian besar suara itu berada di basis-basis pendukung Jokowi, di mana PSI mempunyai potensi dukungan yang kuat," tutur dia.

 

Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times.  

https://www.youtube.com/embed/eZG5TLOU5xE

Baca Juga: PSI Klaim Lonjakan Suara Imbas Dukungan Daerah dan Efek Kaesang-Jokowi

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya