Sudirman Said: Pemimpin Jakarta Sebaiknya in Line dengan Presiden

Sudirman duga isu politik identitas di Pilkada DKJ tak laku

Intinya Sih...

  • Sudirman Said menyatakan pentingnya pemimpin Jakarta sejalan dengan pemerintah pusat sesuai UU DKJ.
  • Menyebut bahwa konflik politik identitas di DKJ tidak lagi laku, mengajak warga membicarakan program.
  • Menggaris bawahi bahwa majunya dalam Pilkada Jakarta tidak berhubungan dengan agenda personal, dan menolak mendukung Anies kembali ke Pilkada.

Jakarta, IDN Times - Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM), Sudirman Said mengatakan pemimpin Jakarta ke depan harus sejalan dengan pemerintah pusat. Sebab, sesuai dengan kewenangan di Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (DKJ), akan ada 15 tantangan besar yang dihadapi dalam proses transisi ibu kota berpindah ke Kalimantan Timur.

Pernyataan itu disampaikan oleh Sudirman seiring dengan namanya ikut masuk dalam bursa Pilkada DKJ. Orang dekat Anies itu berpotensi akan berduel bila sama-sama mendaftar ke KPU Jakarta pada Agustus mendatang. 

Selain itu, menurut dia, komposisi koalisi partai pengusung di Pilkada DKJ berbeda dengan komposisi parpol pengusung di pilpres. Dengan demikian bisa tercipta semangat rekonsiliasi. 

"Alangkah indahnya ibu kota ini yang dalam proses transisi, komposisi koalisinya memberi warna rekonsiliasi. Mengapa? Jakarta yang sedang mengalami transisi ini tidak elok kalau pemimpinnya berseberangan dengan pemimpin nasional atau presiden. Harus in line (sejalan)," ujar Sudirman ketika berbicara di program Gen Z Memilih by IDN Times yang tayang di YouTube pada Jumat (24/5/2024). 

Sejumlah tanggung jawab yang diberikan di dalam UU DKJ mulai dari perumahan rakyat, investasi, lingkungan hidup, pendidikan hingga kesehatan. Menurutnya, untuk bisa menuntaskan hal tersebut, maka Pemprov Jakarta ke depan harus bahu membahu dengan pemerintah pusat. 

"Karena itu, ini bagus sebagai chapter baru. Ayo kita rangkai berbagai partai yang memiliki berbagai kepentingan sama. Syukur-syukur partai yang berkuasa kan tidak hanya Gerindra, bisa bersama-sama," tutur pria yang dulu menjabat sebagai Ketua Pelaksana Harian Timnas AMIN. 

Selain itu, ia berharap Pilkada Jakarta dan wilayah lain, memiliki bobot lebih banyak dalam hal teknokrasi dibandingkan warna politik. "Karena volume tantangan membutuhkan kemampuan teknokratik yang tinggi," katanya lagi. 

1. Sudirman menduga isu politik identitas tidak akan laku di Pilkada Jakarta

Sudirman Said: Pemimpin Jakarta Sebaiknya in Line dengan PresidenKetua Institut Harkat Negeri (IHN), Sudirman Said di Brebes, Jawa Tengah. (Dokumentasi Istimewa)

Pernyataan Sudirman itu seolah ingin menyentil Anies Baswedan. Sebab, saat masih menjabat sebagai Gubernur Jakarta, koordinasi Anies dengan Presiden Joko "Jokowi" Widodo diketahui tidak baik.

Hal itu tercermin saat masa awal pandemik COVID-19. Anies sempat meminta izin untuk melakukan lock down lokal di wilayah Jakarta saja. Namun, izin itu ditolak oleh pemerintah pusat. 

Di sisi lain, Sudirman melihat masyarakat sudah lelah dengan adanya konflik politik. Sehingga, bila muncul isu politik identitas di DKJ, diprediksi tidak lagi laku. 

"Saya menduga tidak laku lagi ngomongin politik identitas. Orang sudah tahu bahwa itu sesuatu yang fake atau palsu. Jadi, kita ajak warga Jakarta membicarakan program," tutur dia lagi. 

Baca Juga: Diisukan Pisah Jalan dengan Anies, Sudirman: Bab di Pilpres Sudah Usai

2. Sudirman akui sudah memiliki nilai berbeda dari Anies Baswedan

Sudirman Said: Pemimpin Jakarta Sebaiknya in Line dengan PresidenSudirman Said dan Anies Baswedan (ANTARA FOTO/Rivan Awal LinggaM Risyal Hidayat)

Sementara, dengan majunya Sudirman Said di Jakarta menimbulkan persepsi bahwa ia sudah pisah jalan dengan Anies Baswedan. Padahal, Sudirman diketahui merupakan orang dekat mantan Gubernur Jakarta. 

Ia mengatakan bab mengenai pilpres 2024 sudah usai sejak 23 April 2024 lalu. Momen itu ditandai sehari usai Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan PHPU Pilpres Anies dan Ganjar. 

"Sehingga, saya fokus sebagai warga negara untuk mengemban amanah lain. Begitu juga dengan Mas Anies," ujar Sudirman kepada IDN Times pada 22 Mei 2024 lalu. 

Ia pun menggaris bawahi bila kini namanya masuk dalam bursa Pilkada Jakarta, hal tersebut lantaran dorongan para tokoh dan sahabat yang satu visi untuk menjemput amanah dari rakyat Jakarta. Mantan Ketua Pelaksana Harian di Timnas AMIN itu mengatakan bahwa politik merupakan suatu ikhtiar untuk melakukan perbaikan dan melayani publik. 

"Oleh karena itu saya tidak pernah bergerak karena agenda personal," tutur dia lagi. 

Lebih lanjut, Sudirman menjelaskan alasannya tak ikut mendukung Anies kembali ke Pilkada Jakarta lantaran sudah berbeda nilai, moral dan visi. Namun, ia enggan menjelaskan lebih jauh apa perbedaan nilai di antara dirinya dengan Anies sehingga tidak ikut mendukung mantan Gubernur Jakarta itu kembali ke Pilkada.

 "Tidak elok rasanya saya menjelaskan pada publik hal-hal yang saya ketahui," kata Sudirman. 

Baca Juga: Demokrat Lirik Sudirman Said hingga Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta

3. Relawan yakinkan bila Anies terpilih lagi akan ikuti instruksi pemerintah pusat

Sudirman Said: Pemimpin Jakarta Sebaiknya in Line dengan PresidenKetua Relawan Anies, Iwan Riadi Tarigan. (Dokumentasi pribadi)

Sementara, pernyataan Sudirman itu, ditanggapi oleh Koordinator Relawan Anies, Iwan Riadi Tarigan. Ia mengatakan penjelasan yang disampaikan oleh Sudirman tidak tepat dan dianggap tak paham mengenai tata negara serta sistem presidensial di Indonesia. Karena pemerintah pusat dan pemerintah daerah memiliki fungsi masing-masing. 

"Siapapun yang terpilih menjadi Gubernur DKJ akan sejalan dengan visi misi pemerintah pusat. Kami pastikan bila Bapak Anies Rasyid Baswedan dipilih kembali oleh rakyat menjadi Gubernur DKJ maka Beliau dan Pemda DKJ akan membantu menyukseskan visi misi pemerintah pusat. Di mana saat ini sedang masa transisi dari DKI ke DKJ," ujar Iwan di dalam keterangan tertulis pada Jumat (24/5/2024). 

Ia pun juga menepis bahwa Anies menggunakan pemilihan cagub DKJ sebagai batu loncatan untuk menuju ke pemilu 2029. Anies, kata Iwan, tidak pernah mencalonkan diri menjadi capres. 

"Tetapi, Beliau diminta oleh rakyat melalui partai politik untuk maju menjadi capres 2024. Karena rakyat melihat prestasi, kepribadian dan hasil kerjanya selama lima tahun ketika memimpin Jakarta. Hasil kerja itu dirasakan banyak manfaatnya oleh rakyat," tutur dia lagi. 

https://www.youtube.com/embed/zTDNyu4vp-s

Baca Juga: Sudirman Said Buka Suara soal Isu Maju di Pilkada DKI Jakarta 2024

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya