Survei Poltracking: Pemilu 2024 Berpeluang 2 Putaran

Kinerja Jokowi jadi salah satu penentu putaran pemilu

Jakarta, IDN Times - Direktur eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda menilai dari situasi survei lembaganya yang dirilis pada Jumat (19/1/2024), maka pemilu 2024 berpeluang lebih besar berjalan dua putaran. Namun, ia mewanti-wanti situasi politik masih sangat dinamis satu bulan jelang pencoblosan.

Kesimpulan sementara itu diambil berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 1-7 Januari 2024 lalu. 

"Berdasarkan tren ini, maka kesimpulan sementara kami, bila diperhatikan berdasarkan tiga hal tadi, maka potensi (pemilu) dua putaran relatif lebih terbuka. Itu berdasarkan data survei per hari ini," ujar Hanta seperti dikutip dari YouTube Polracking TV pada Sabtu (20/1/2024). 

Tiga parameter yang disebut Hanta menjadi penentu apakah pemilu betul-betul berjalan satu atau dua putaran, pertama, tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Kedua, basis pemilih Prabowo pada 2019 lalu dan ketiga, basis-basis pemilih Jokowi di dua pemilu. 

"Kalau dalam satu bulan terakhir tingkat kepuasan terhadap Jokowi naik signifikan, maka ada peluang pilpres akan berjalan satu putaran. Karena pemilih Jokowi akan bergabung ke paslon nomor urut dua. Sebaliknya, tingkat kepuasan terhadap Jokowi stabil, maka peluang pemilu satu putaran tidak terbuka," kata dia. 

Di sisi lain, bila tingkat kepuasan terhadap Jokowi menurun, maka peluang pemilu berjalan dua putaran semakin melebar. Apalagi bila dilihat pertumbuhan elektabilitas Anies-Muhaimin terus membaik. Sedangkan, pertumbuhan elektabilitas Prabowo-Gibran masih stagnan. 

Sementara, berdasarkan survei terbaru Poltracking Indonesia, tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi mencapai 78 persen. Mayoritas pemilih Jokowi yang puas atau setara 53 persen memilih paslon nomor urut dua. 

Sebanyak 17,8 persen responden mengaku tidak puas terhadap kinerja mantan gubernur DKI Jakarta. Mayoritas dari responden yang kecewa terhadap kinerja Jokowi itu (62,7 persen) lari ke paslon nomor urut satu. 

Lalu, paslon mana yang berpeluang lolos bila pemilu berjalan dua putaran?

Baca Juga: Survei IPE: Elektabilitas Ganjar-Mahfud Teratas

1. Prabowo-Gibran berpeluang besar menang bila pemilu berjalan satu putaran

Survei Poltracking: Pemilu 2024 Berpeluang 2 PutaranHasil survei Poltracking Indonesia periode 1-7 Januari 2024. (Tangkapan layar YouTube Poltracking Indonesia)

Hanta memprediksi bila pemilu 2024 berjalan satu putaran, maka yang berpeluang besar untuk menang adalah paslon nomor urut dua, Prabowo-Gibran. Apalagi tingkat elektabilitas Prabowo kini mencapai 46,7 persen. 

Sedangkan, tingkat elektabilitas Anies-Muhaimin masih di angka 26,9 persen. Paslon nomor urut tiga, Ganjar-Mahfud meraih elektabilitas 20,6 persen. 

"Dari angka ini, sementara angka Ganjar 20,6 persen, Anies 26, persen, Prabowo 46,7 persen, maka sudah bisa diprediksi yang memenangkan pilpres satu putaran adalah Prabowo-Gibran," kata Hanta. 

Pertanyaan selanjutnya, bila pilpres ternyata berjalan dua putaran, siapa yang akan melenggang ke putaran kedua?

"Bila pilpres dua putaran, maka Prabowo-Gibran diprediksi akan menunggu (di putaran kedua). Siapa yang akan mendampingi dan menjadi lawan Prabowo? Bisa Anies-Muhaimin atau Ganjar-Mahfud karena rentang angkanya tidak terlalu jauh," tutur dia. 

Namun, ia menambahkan, bila ditanya oleh publik per hari ini, paslon lainnya yang bakal lolos ke putaran kedua adalah Anies-Muhaimin. 

Baca Juga: Survei Poltracking: Prabowo Belum Tembus 50 Persen, Anies Salip Ganjar

2. Prabowo diprediksi menang di putaran kedua, mau berhadapan dengan Anies atau Ganjar

Survei Poltracking: Pemilu 2024 Berpeluang 2 PutaranHasil survei Poltracking Indonesia periode 1-7 Januari 2024. (Tangkapan layar YouTube Poltracking Indonesia)

Hanta memaparkan bila di putaran kedua yang bertarung adalah paslon nomor urut satu dan dua, maka yang unggul diprediksi adalah Prabowo-Gibran.

Paslon Anies-Muhaimin meraih elektabilitas 31,3 persen. Sedangkan, Prabowo-Gibran unggul dengan raihan elektabilitas 57 persen. Ada 11,7 persen responden yang mengaku tidak tahu atau tidak menjawab. 

Namun, Anies-Muhaimin berpeluang menang pemilu 2024, bila di putaran kedua mereka berhadapan dengan Ganjar-Mahfud. Mantan gubernur DKI Jakarta itu meraih 40,9 persen. Sedangkan, Ganjar-Mahfud mendapatkan angka elektabilitas 35,6 persen. Ada pula 23,5 persen yang masih menjawab tidak tahu. 

Sementara, bila di putaran kedua Prabowo bertemu dengan Ganjar, maka tetap yang unggul adalah Prabowo. Sebanyak 57,3 persen suara diprediksi akan diraih oleh Prabowo. Sedangkan, 27,8 persen suara akan diraih oleh Ganjar. 

"Jadi, di putaran kedua, yang berpotensi menang adalah Prabowo, kecuali Prabowo melakukan blunder politik sehingga gugur, maka yang berpeluang menang meski tipis adalah Anies. Tapi, kami harus ingatkan data ini diambil di awal Januari. Sedangkan, putaran kedua pilpres berlangsung 26 Juni 2024. Dinamika politiknya masih sangat banyak," tuturnya. 

3. Debat capres dan cawapres dinilai beri keyakinan bagi swing voters

Survei Poltracking: Pemilu 2024 Berpeluang 2 PutaranHasil survei Poltracking Indonesia pada periode 1-7 Januari 2024. (Tangkapan layar YouTube Poltracking TV)

Poltracking Indonesia juga melakukan survei terkait perhelatan debat capres dan cawapres. Dalam surveinya, hanya 41,4 persen dari jumlah responden yang ada yang menyaksikan debat cawapres perdana pada 22 Desember 2023 lalu. Sisanya, sebanyak 52,4 persen tidak menonton. 

Dari jumlah responden yang menjawab menonton debat, sebanyak 41,9 persen di antaranya menonton karena ingin melihat visi dan misi pasangan capres-cawapres. Sementara, 31,4 persen mengaku ingin mengetahui program dan 18,8 persen mengaku ingin melihat gaya komunikasi publik pasangan capres-cawapres. 

Hasilnya, sebanyak 53,8 persen responden menganggap Gibran Rakabuming Raka unggul dalam debat perdana cawapres. Sebanyak 20 persen responden menilai Muhaimin yang unggul. Sedangkan, 17 persen responden menyebut Mahfud unggul di debat perdana cawapres. 

Namun, usai menonton debat, ternyata sebanyak 50,8 persen responden mengaku terpengaruh dari konten tersebut.

"Mempengaruhi itu variabelnya ada dua. Satu sisi dia adalah meyakinkan atau memperkuat pilihan yang sebelumnya swing voters atau baru menentukan pilihan," ujar peneliti Poltracking Indonesia, Arya Budi.

Tetapi, hanya 14,8 persen dari jumlah responden yang mengaku bakal mengubah pilihan paslon usai menonton debat. Sebanyak 77,3 persen sudah mantap dengan paslon pilihannya. 

"Angka (untuk mempengaruhi agar publik pindah pilihan) memang kecil. Sehingga, fungsi debat itu lebih banyak untuk mempertebal pilihan dan kemantapan mereka. Yang sebelumnya swing voters," kata dia. 

Survei Poltracking Indonesia ini melibatkan 1.220 sampel responden. Proses survei menggunakan metode multistage random sampling. Wawancara dilakukan secara tatap muka pada periode 1-7 Januari 2024. 

Tingkat margin of error mencapai 2,9 persen dan tingkat kepercayaan survei ada di angka 95 persen. 

Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.

https://www.youtube.com/embed/KKO_c-GBllE

Baca Juga: Anies Ungkap Obrolan Akrab dengan Prabowo di Acara KPK

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya