Syekh Ali Jaber Wafat, Mahfud MD: Kita Kehilangan Tokoh Pemersatu Umat

"Karena rendah hati, Beliau memanggil saya guru"

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator bidang politik, hukum dan keamanan Mahfud MD, mengaku sangat kehilangan Ulama kondang, Syekh Ali Jaber yang meninggal dunia pada Kamis (14/1/2021).

"Inna lillah wa inna ilaihi raji'un. Kita kehilangan tokoh penyejuk dan pemersatu umat.  Beliau menjadi penyambung aspirasi antara umat dengan pemerintah. Beliau adalah sahabat baik saya. Karena rendah hati Beliau memanggil saya 'guru' atau 'ayah'," kata pria yang sempat menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi itu melalui akun media sosialnya pada hari ini. 

Meski sempat diberitakan terpapar COVID-19, namun pihak yayasan menyebut Syekh Ali Jaber sudah sehat dan dinyatakan negatif penyakit yang disebabkan virus Sars-CoV-2 itu. Apa pelajaran yang bisa dikenang dari Syekh Ali?

1. Syekh Ali Jaber memaafkan pelaku penusukan di Bandar Lampung

Syekh Ali Jaber Wafat, Mahfud MD: Kita Kehilangan Tokoh Pemersatu UmatKepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjenguk ulama Syekh Ali Jaber di kediamannya yang berada di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur pada hari Selasa (15/9) (Dok. KSP)

Salah satu pelajaran berharga dan penting yang disampaikan Syekh Ali Jaber selama masih hidup, yakni saat memaafkan pelaku penusukannya di Bandar Lampung. Syekh Ali ketika itu tengah berdakwah di Masjid Falahudin, Lampung pada 13 Agustus 2020. 

Saat itu pelaku mengarahkan pisau ke bagian leher dan dada Syekh Ali Jaber. Pelaku hanya berhasil melukai di bagian bahu Syekh Ali. Setelah serangan itu, Syekh Ali justru meminta kepada jemaahnya menahan diri dan tidak menyerang balik pelaku. 

Pelaku diketahui berinisial AA berusia 24 tahun. Publik kembali dibuat terkejut ketika persidangan digelar secara virtual pada 26 November 2020 lalu. Pelaku tiba-tiba mengucapkan permintaan maaf dengan nada bicara terbata-bata. 

"Buat Pak Syekh Ali Jaber, saya minta maaf sebesar-besarnya atas perbuatan yang saya lakukan," kata dia tahun lalu. 

Syekh Ali merespons dengan tenang. "Dari hari pertama sejak kejadian, kamu sudah saya maafkan," ujarnya. 

Alih-alih marah karena nyaris dibunuh oleh AA, Syekh Ali malah menanyakan kondisi AA selama berada dalam tahanan. "Kamu baik-baik saja di sana? Tetap, jaga kondisi ya," kata Syekh Ali. 

Pelaku penusukan Syekh Ali Jaber sendiri terancam 10 tahun bui. 

Baca Juga: [BREAKING] Inna Lillahi Wa Innalillahi Rojiun, Syekh Ali Jaber Meninggal Dunia

2. Usai ditusuk Syekh Ali mengaku fokus kepada keselamatan pelaku

Syekh Ali Jaber Wafat, Mahfud MD: Kita Kehilangan Tokoh Pemersatu Umatinstagram.com/haci_ibno

Sementara, ketika diwawancarai oleh host Deddy Corbuzier di program Closed the Door, Syekh Ali mengaku tidak panik usai bahu kanannya ditusuk pada tahun lalu. Ia mengaku tenang dan justru fokus terhadap keselamatan pelaku. Sebab, tak lama usai pelaku menusuk Syekh Ali, ia dikeroyok jemaah. 

"Saya bilang ke jemaah, dia jangan diperlakukan begitu, kasihan. Dia memang salah, tapi bukan begitu caranya kita memperbaiki kesalahan," ujar Syekh Ali di tayangan video yang diunggah pada 16 September 2020 lalu. 

Ketika Syekh Ali meminta pelaku tidak dipukuli, sebagian jemaah justru mengaku heran. Tetapi, beliau meminta pelaku diamankan saja hingga menanti personel kepolisian tiba. 

3. Syekh Ali Jaber pernah berpesan bila meninggal agar dimakamkan di Lombok

Syekh Ali Jaber Wafat, Mahfud MD: Kita Kehilangan Tokoh Pemersatu Umatinstagram.com/syekh.alijaber

Dalam sebuah dialog yang direkam oleh channel Sasak, Syekh Ali Jaber pernah menyampaikan pesan bila meninggal suatu hari nanti, ia ingin dimakamkan di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ia beralasan Lombok memiliki tempat khusus di hatinya. 

"Ketika saya di Lombok ini, saya jauh lebih merasa nyaman. Karena ada ceritanya. Pertama, saya berjuang di Indonesia memang di Lombok. Anak saya lahir di Lombok. Kakek saya meninggal mati syahid melawan penjajah Jepang di Lombok. Bahkan ayah dari ibu saya sendiri termasuk dia juga kelahiran Indonesia di Bumiayu dan adiknya juga kelahiran Lombok,” kata Syekh Ali. 

Syekh Ali sebelumnya sempat berharap bila meninggal agar dimakamkan di Madinah. Tetapi, saat ini ia sedang berada di Indonesia. Oleh sebab itu, ia sempat berwasiat bila meninggal nanti, agar dimakamkan di Lombok saja. 

"Ya Allah walaupun saya memilih, memohon meninggal di Madinah. Kalau saya ditetapkan meninggal di Indonesia, mohon saya mau dimakamkan di Lombok,” tutur Syekh Ali Jaber lagi. 

Baca Juga: [BREAKING] Syekh Ali Jaber Meninggal Dunia, Tes Akhir Negatif COVID-19

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya