Tabur Bunga di Laut Bali, Kenang Setahun Tenggelamnya KRI Nanggala-402

53 kru yang bertugas di KRI Nanggala-402 gugur

Jakarta, IDN Times - Suasana haru menyelimuti KRI Alugoro-405 yang sempat berhenti di Laut Bali pada Rabu, 20 April 2022 lalu. Di kedalaman 838 meter di Laut Bali terdapat badan KRI Nanggala-402 yang dinyatakan hilang pada 21 April 2021 lalu.

Hanya dalam kurun waktu 90 detik, kapal selam buatan Jerman itu karam di dasar Laut Bali. Hingga saat ini hasil penyelidikan soal penyebab kapal tersebut tidak dipublikasikan oleh TNI Angkatan Laut. 

Maka, untuk mengenang satu tahun tragedi tenggelamnya KRI Nanggala-402, prajurit yang bertugas di KRI Alugoro-405 melaksanakan tabur bunga dan doa bersama. Pelaksanaan tabur bunga dan doa itu dipimpin langsung oleh Komandan KRI Alugoro-405 Letkol Laut (P) Ahmad Nur Taufiq. 

"Kegiatan ini adalah bentuk ketakwaan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sekaligus bentuk penghormatan atas jasa-jasa ksatria KRI Nanggala-402 yang telah gugur dalam menjalankan tugas," ungkap Letkol Ahmad di dalam keterangan tertulis dan dikutip pada Kamis, (21/4/2022). 

Hingga saat ini, pemerintah menyatakan ke-53 kru KRI Nanggala-402 melaksanakan patroli abadi untuk menjalankan tugas negara. Apa catatan dan hikmah yang dapat diambil dari tenggelamnya KRI Nanggala-402 pada tahun lalu?

Baca Juga: 4 Fakta KRI Rigel yang Dikerahkan untuk Cari KRI Nanggala-402

1. Jangan overestimate dengan kondisi kapal milik TNI AL

Tabur Bunga di Laut Bali, Kenang Setahun Tenggelamnya KRI Nanggala-402Kapal selam KRI Nanggala-402 (ANTARA FOTO)

Peneliti Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menilai TNI AL tidak lalai dalam insiden tenggelamnya KRI Nanggala-402. Ia memilih istilah 'overestimate' terhadap kondisi kapal selam buatan Jerman tersebut. 

Fahmi menjelaskan KRI Nanggala-402 yang ditugaskan di Selat Bali pada akhir April 2021, baru selesai melakukan perbaikan dan keluar dari bengkel. Ibarat mobil, tidak mungkin bisa dibolehkan keluar bengkel bila pemeliharaannya belum tuntas. 

"Tapi, kan bukan berarti mobil yang sudah diperbaiki itu gak bisa mogok lagi. Apalagi kalau sudah berusia tua. Overestimate terhadap kondisi kapalnya saya kira di situ. Didasarkan pada status laik operasi. Dianggap, kapal itu memiliki risiko yang kecil sehingga kapal diberi tugas," kata Fahmi kepada IDN Times pada Rabu, 20 April 2022 lalu melalui pesan pendek. 

Baca Juga: 11 Potret Haru Keluarga Lepas ABK KRI Nanggala-402 Lewat Tabur Bunga

2. Indonesia tersisa punya empat kapal selam

Tabur Bunga di Laut Bali, Kenang Setahun Tenggelamnya KRI Nanggala-402Deretan fakta Kapal Nanggala-402 yang dinyatakan hilang kontak di utara Bali pada 21 April 2021. (IDN Times/Sukma Shakti)

TNI Angkatan Laut kini tinggal memiliki empat kapal selam, setelah KRI Nanggala 402 tenggelam di perairan utara pulau Bali pada Rabu, 21 April 2021. Dari empat kapal selam itu, hanya tiga yang masih beroperasi yakni KRI Kapal Selam Nagapasa-403, KRI Kapal Selam Ardadedali-404, dan KRI Kapal Selam Alugoro-405. 

Sedangkan, KRI Kapal Selam Cakra 401 yang spesifikasinya mirip KRI Nanggala 402 masih menjalani overhaul di PT PAL. "Tiga lainnya merupakan kelas Chang Bogo buatan Korea Selatan. Saat ini siap untuk melaksanakan kegiatan operasi," ungkap Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut (WaKSAL) Laksmana Madya TNI Ahmad Heri Purwono ketika memberikan keterangan pers di Mabes TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur, pada Selasa, 27 April 2021.

Sementara, menurut Asisten Perencanaan (Arsena) KSAL Laksamana Muda TNI Muhammad Ali, tiga kapal selam buatan Negeri Ginseng merupakan jenis 209 dengan berat 1.400 ton. Terbaru yang diterima TNI AL adalah kapal selam Alugoro-405 yang dibuat PT PAL Indonesia bekerja sama dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Korsel, pada 17 Maret 2021. 

Berdasarkan keterangan dari Kementerian Pertahanan, KRI Alugoro 405 memiliki kemampuan jelajah selama 50 hari. Life time mencapai 30 tahun. 

3. Usia kapal selam di Indonesia rata-rata lebih dari 30 tahun

Tabur Bunga di Laut Bali, Kenang Setahun Tenggelamnya KRI Nanggala-402Prajurit di KRI Alugoro-405 melakukan tabur bunga di lokasi tenggelamnya Kapal Selam KRI Nanggala-402 di Laut Bali pada 20 April 2022 (www.instagram.com/@koarmada2)

Sementara, Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I, Laksamana Muda TNI Muhammad Ali tak menampik usia rata-rata kapal selam milik Indonesia sudah tua. Misalnya, KRI Nanggala 402 sudah berusia lebih dari 40 tahun.

Namun, menurut Ali, usia kapal selam tak bisa dijadikan patokan kapal tersebut tak laik fungsi. Bahkan, berdasarkan informasi dari TNI AL, kata Ali, KRI Nanggala 402 masih dinyatakan laik berlayar hingga September 2022. 

"Itu semua tergantung dari sistem pemeliharaan. Kalau pemeliharaannya baik, maka bisa digunakan lebih dari 30 tahun atau 40 tahun. Jenis kapal selam 209 ini masih banyak digunakan di banyak negara. India, negara-negara di Amerika Latin hampir semuanya menggunakan jenis kapal 209," kata dia. 

Sementara, menurut Kepala Staf TNI AL (2014-2018) Laksmana TNI (Purn) Ade Supandi, perawatan alutsista sangat tergantung pada ketersediaan suku cadang. Rata-rata suku cadang bertahan di pasaran atau produsen sekitar 10 tahun.

"Setelah itu pasti (suku cadang) obsolete atau tidak lagi dipakai," kata Ade di program "Ngobrol Seru" by IDN Times pada 27 April 2021 lalu. 

Meski begitu, ia menilai KRI Nanggala 402 secara teknis masih memenuhi syarat untuk berlayar lantaran sudah pernah mengalami overhaul (perbaikan menyeluruh). "Pada kenyataannya kan KRI Nanggala ini sedang melaksanakan operasi di Natuna lalu diminta bergabung ke perairan Bali," ujarnya. 

https://www.youtube.com/embed/iKJQYgllorc

Baca Juga: TNI AL: KRI Nanggala-402 Karam di Dasar Laut dalam Waktu 90 Detik

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya