TNI AL Akan Setop Operasi Evakuasi KRI Nanggala-402 pada Juni 2021?

AL Tiongkok sempat gagal angkat bagian besar Nanggala-402

Jakarta, IDN Times - TNI Angkatan Laut dilaporkan tidak akan memperpanjang operasi pengangkatan badan KRI Nanggala-402 yang masih berada di kedalaman 838 meter perairan utara Bali. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama Julius Widjojono, ketika dihubungi IDN Times pada Selasa (25/5/2021). Saat ini, operasi pengangkatan badan kapal selam buatan Jerman tersebut dilakukan dengan bantuan Angkatan Laut Tiongkok. 

"Gak (diperpanjang), kelihatannya gak diperpanjang karena sudah (proses operasi) optimal" kata Julius ketika itu.

"Untuk (operasi bersama) AL Tiongkok kelihatannya seperti itu, karena pengangkatan kan sudah tidak bisa," imbuhnya.

AL dari Negeri Tirai Bambu sebelumnya diketahui mencoba untuk mengangkat bagian anjungan KRI Nanggala-402. Namun, saat hendak ditarik ke permukaan laut, tali sling tersebut putus lantaran beban anjungan lebih berat dari perkiraan. 

Namun, pengumuman resmi baru disampaikan setelah ada surat yang diteken oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Yudo Margono. "Jadi, untuk proses salvage akan dihentikan pada akhir Mei," ujarnya. 

Sebelumnya, TNI AL telah menyampaikan KRI Nanggala-402 tenggelam di dasar laut dan kapalnya terbelah menjadi tiga bagian yaitu anjungan (sail), buritan (stern) dan haluan (bow). Jarak antar bagian itu terpisah sekitar 107 meter. 

Lalu, bagaimana dengan nasib 53 jenazah kru KRI Nanggala-402?

1. Jenazah kru KRI Nanggala-402 diperkirakan berada di bagian badan tekan

TNI AL Akan Setop Operasi Evakuasi KRI Nanggala-402 pada Juni 2021?Keluarga awak KRI Nanggala 402 melakukan Tabur Bunga dari geladag Helly KRI Dr Soeharso-990 di perairan utara pulau Bali, Bali, Jumat, 30 April 2021. (ANTARA FOTO/Budi Candra Setya)

Sinyal operasi pengangkatan KRI Nanggala-402 tidak lagi diperpanjang sebenarnya sudah disampaikan Panglima Komando Armada II Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto ketika memberikan keterangan pers di markas TNI AL di Denpasar, Bali, pada 18 Mei 2021. Ketika itu, Iwan menyampaikan pernyataan dari AL Tiongkok bahwa mereka tidak bisa memberikan kepastian kapan operasi pengangkatan dapat selesai. 

"Tetapi, saya menyampaikan kemampuan mereka untuk mengangkat sail, stern (membutuhkan) waktu dua atau tiga hari dengan dua hari cadangan, (jadi total) lima hari. Maka sekarang tanggal 18 (Mei) saya tanya mungkinkah tanggal 26 Mei menjadi batas waktu pelaksanaan operasi ini, mereka belum menjawab. Hal ini sudah kami laporkan ke pimpinan," kata Iwan ketika itu. 

"Dan mungkin (operasi hanya berlangsung) sampai akhir bulan Mei ini. Setelah itu, kita akan berkomunikasi secara intensif bagaimana jalan keluar yang akan dilaksanakan," tambahnya. 

Di dalam jumpa pers yang sama, Iwan menyampaikan hingga kini 53 jenazah kru KRI Nanggala-402 juga belum ditemukan. Diduga mereka berada di bagian badan tekan (pressure hull). Sedangkan, bagian badan tekan juga belum berhasil ditemukan. 

Pria yang juga sempat menjadi komandan di KRI Nanggala-402 itu menduga bagian badan tekan masuk ke dalam kawah yang memiliki kedalaman sekitar 15 meter di dasar Laut Bali. "Side sonar tidak mampu menjangkau kedalaman crater. Benda itu hanya berhasil mendeteksi di sana ada crater," tutur dia.

Baca Juga: AL Tiongkok Gagal Angkat Anjungan KRI Nanggala-402 dari Dasar Laut

2. Analis pertahanan mengatakan investigasi KRI Nanggala-402 bisa dilakukan tanpa perlu angkat badan kapal

TNI AL Akan Setop Operasi Evakuasi KRI Nanggala-402 pada Juni 2021?Pengamat bidang militer dan hankam dari Universitas Indonesia, Connie Rahakundini Bakrie ketika berbicara di program "Ngobrol Seru" (Tangkapan layar YouTube IDN Times)

Sementara, sejak awal analis pertahanan dari Universitas Pertahanan Indonesia Connie Rahakundini Bakrie mengusulkan agar badan KRI Nanggala-402 tidak perlu diangkat dari kedalaman 838 meter. Selain membutuhkan biaya yang besar, juga dapat membahayakan para penyelam yang dikerahkan dalam operasi evakuasi tersebut. 

"Setiap 10 meter di kedalaman laut, satu atmosfer bertambah. Bila yang dikerahkan penyelam manusia sudah pasti tak mampu menembus kedalaman segitu, paru-parunya sudah meledak kali," ungkap Connie ketika berbincang dengan IDN Times di program "Ngobrol Seru" pada 27 April 2021. 

Ia juga menambahkan, anggaran cadangan TNI AL untuk memenuhi kebutuhan minimum alutsista saja sudah susah. Sehingga, menurutnya lebih baik ditinjau ulang operasi pengangkatan badan KRI Nanggala-402.

"Saya pernah berada di Hawaii untuk sekolah, bila ada kapal selam (tenggelam) ya tetap dibiarkan di bawah laut, untuk apa diangkat. Biarkan itu menjadi monumen dan pengingat bahwa kita sudah melakukan kesalahan besar karena tak serius mengurus angkatan bersenjata hingga terjadi insiden ini," katanya lagi. 

Alih-alih mengangkat badan kapal, lebih baik dilakukan investigasi dengan memeriksa catatan pemeliharaan atau overhaul alutsista tersebut sebelum dikerahkan untuk latihan pada 21 April 2021 itu. 

3. TNI AL sudah mulai investigasi tenggelamnya KRI Nanggala-402

TNI AL Akan Setop Operasi Evakuasi KRI Nanggala-402 pada Juni 2021?Kekuatan kapal selam yang dimiliki Indonesia (IDN Times/Sukma Shakti)

Asisten Perencana (Asrena) Kepala Staf TNI AL, Laksamana Muda TNI Muhammad Ali sempat menjelaskan proses investigasi untuk mengetahui penyebab tenggelamnya KRI Nanggala-402 sudah mulai dilakukan. Ia menegaskan teori apa pun yang saat ini beredar ke publik sifatnya masih spekulasi, lantaran proses investigasi masih berjalan. 

"Investigasi mulai dilakukan sejak beberapa hari lalu. Ada pihak Irjenal (Inspektorat Jenderal TNI AL) sudah mulai mengecek kesiapan teknis terakhir sampai perawatannya beberapa bulan ke belakang. Kemudian, dilakukan juga pengecekan mengenai kondisi personel, apakah sudah sistem pembinaan latihan L1, di mana latihan masih di pangkalan. Kalau lulus baru naik ke L2, di mana mereka sudah bisa bertugas di laut," tutur Ali ketika berbincang dengan IDN Times di program "Ngobrol Seru" edisi khusus Lebaran. 

"Lalu, ada L3 di mana prajurit TNI AL mulai latihan dengan kapal sejenis. L4 sudah mulai berlatih dengan kapal berbagai jenis antar satuan, hingga nanti ke latihan puncak Armada Jaya dan latihan gabungan," katanya lagi.

Menurut Ali, hasil investigasi sementara belum mengerucut kepada satu kesimpulan. Dia menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan KRI Nanggala-402 tenggelam.

"Ada faktor internal (bisa dari manusia, peralatan teknis) dan eksternal (alam)," ujarnya.

Untuk melakukan investigasi tenggelamnya KRI Nanggala-402, TNI AL turut menggandeng oseanografer untuk dimintai data situasi laut pada 21 April 2021. Lalu, TNI AL menerima citra satelit dari Himawari 8 dan sentinel baik dari Eropa serta Jepang. 

"Jadi, bisa juga penyebab (tenggelamnya) kombinasi keduanya. Kami harus betul-betul teliti dalam menentukan permasalahan ini," ungkapnya. 

4. Eks KSAL usulkan lokasi latihan TNI AL digeser jika badan KRI Nanggala-402 tak diangkat

TNI AL Akan Setop Operasi Evakuasi KRI Nanggala-402 pada Juni 2021?Kepala Staf TNI Angkatan Laut periode 2014-2018, Laksamana TNI (Purn) Ade Supandi (Tangkapan layar YouTube IDN Times)

Sementara, ketika berbincang dengan IDN Times, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) periode 2014-2018 Laksamana TNI (Purn) Ade Supandi mengusulkan lokasi latihan kapal selam TNI AL digeser, apabila sudah diputuskan badan KRI Nanggala-402 tak diangkat. Sebab, peserta latihan berikutnya akan selalu terngiang di dasar laut tersebut merupakan karamnya KRI Nanggala-402. 

"Jadi, mungkin saya akan usulkan ke KSAL (saat ini) agar lokasi latihan digeser ke wilayah barat atau timur. Tapi, memang di bagian utara Bali itu sangat ideal untuk latihan kapal selam. Banyak negara yang memimpikan untuk bisa berlatih di sana," ungkap Ade pada 27 April 2021. 

Saat ditanyakan IDN Times soal penyebab banyak negara yang ingin berlatih di lokasi tersebut, Ade mengaku tak bisa menjelaskan lebih lanjut.

"Intinya kalau dalam konteks hidrografi ada istilah namanya thermocline, propagasi dalam air, salinitas, dan yang dinamakan hollow zone. Jadi, kalau kapal selam sudah masuk ke sana, meski cuma lima meter tidak akan terdeteksi," ujarnya lagi memberi pemaparan. 

https://www.youtube.com/embed/bvSTe0Ro_P4

Baca Juga: Tantangan Kru Kapal Selam: Tahan Stres Hingga Tak Lihat Sinar Matahari

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya