[UPDATE] Tambah Lagi, Korban Tewas Akibat Erupsi Semeru Jadi 39 Orang

Cuaca mendung dan puncak Gunung Semeru tertutup awan

Jakarta, IDN Times - Korban tewas akibat erupsi Gunung Semeru kembali bertambah sebanyak lima jiwa pada Rabu (8/12/2021). Sehingga, total korban tewas yang sudah ditemukan sejauh ini mencapai 39 orang. 

Dikutip dari keterangan Badan SAR Nasional pada hari ini, tim evakuasi gabungan berhasil menemukan empat korban dalam kondisi meninggal di Dusun Curah Kobokan. Satu korban di antaranya bahkan masih berusia anak-anak.

"Korban pertama dan kedua, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Mereka dievakuasi pada pukul 06:00 WIB. Korban ketiga, berjenis kelamin laki-laki, (usia anak-anak) dievakuasi pada pukul 09.45 WIB. Korban keempat, berjenis kelamin laki-laki dan dievakuasi pada pukul 10.45 WIB," ungkap Kepala Seksi Operasi Kantor SAR Surabaya, I Wayat Suyatna melalui keterangan tertulisnya.

Ia menjelaskan keempat jenazah sudah dievakuasi ke titik aman. Kemudian, jenazah korban akan dibawa ke RSUD dr Haryoto Lumajang agar bisa diidentifikasi.

Suyatna menambahkan satu korban meninggal lainnya merupakan warga yang dirawat di RSUD Soebandi Jember. Namun, korban yang diketahui bernama Suliadi itu tidak bisa bertahan dan mengembuskan napas terakhir. 

"Maka, korban meninggal akibat bencana guguran awan panas Gunung Semeru berubah menjadi 39 orang," kata dia lagi. 

Apa tantangan yang dihadapi oleh tim evakuasi gabungan dalam proses pencarian korban pada hari ini?

1. Kendaraan sulit lalui titik evakuasi karena tertutup tanah bekas banjir lahar

[UPDATE] Tambah Lagi, Korban Tewas Akibat Erupsi Semeru Jadi 39 OrangTim SAR gabungan mengevakuasi jenazah korban akibat tertimbun material guguran awan panas Gunung Semeru di Desa Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Suyatna mengatakan pada hari ini pihaknya menerjunkan 355 personel untuk melakukan pencarian korban. Mereka dibagi ke dalam tiga tim. 

Tim di sektor A yang berlokasi di Dusun Curah Kobokan terdiri dari 150 orang. Tim di sektor B yang berada di daerah Tambang Haji Satuhan terdiri dari 125 orang. Tim di sektor C yang berlokasi di Dusun Kebondeli dan Kampung Renteng terdiri dari 80 orang. 

Ia mengakui dalam proses pencarian korban tidak mudah dan menghadapi dua kendala utama. Pertama, peralatan kendaraan tidak bisa masuk ke sektor B. 

"Hal ini akibat akses menuju kedua sektor tertutup oleh tumpukan pasir dan tanah yang terbawa banjir lahar pada Selasa malam," kata dia. 

Kendala kedua yakni kondisi cuaca mendung di siang hari. Selain itu, puncak Gunung Semeru tertutup awan tebal.

"Maka, upaya pencarian sempat dihentikan sementara dan personel pencarian pun sempat diistirahatkan," tutur Suyatna. 

Baca Juga: PUPR: Butuh Anggaran Rp100 M untuk Perbaiki Jembatan Gladak Perak

2. BNPB berikan dana hunian sementara Rp500 ribu bagi warga selama enam bulan

[UPDATE] Tambah Lagi, Korban Tewas Akibat Erupsi Semeru Jadi 39 OrangWarga mengamati truk pengangkut pasir yang tertimbun material guguran awan panas Gunung Semeru di Desa Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Sementara, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan memberikan dana tunggu kepada warga di Lumajang dan Malang, Jawa Timur, yang rumahnya rusak akibat terdampak erupsi Gunung Semeru. Besaran dana tunggu yang bakal diberikan mencapai Rp500 ribu per bulan untuk menyewa rumah.

"Jadi, ini sebenarnya dana yang bisa digunakan oleh masyarakat untuk menyewa hunian dulu sementara selama enam bulan. Tentunya, juklak (petunjuk pelaksanaan) dan juknis (petunjuk teknis) nya sudah ada. Nanti, akan kami laksanakan kepada pimpinan daerah, terutama kepala desa yang memiliki informasi lebih lengkap terkait kondisi masyarakat di desanya," ungkap Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan tertulis, Senin (6/12/2021).

Sementara, berdasarkan data BNPB pada Senin kemarin, jumlah rumah terdampak langsung erupsi Semeru mencapai 2.970 unit. Selain itu, ada pula fasilitas pendidikan yang terdampak langsung erupsi mencapai 38 unit, dan jembatan yang putus satu unit yakni Gladak Perak. 

3. Butuh anggaran Rp100 miliar untuk memperbaiki Jembatan Gladak Perak

[UPDATE] Tambah Lagi, Korban Tewas Akibat Erupsi Semeru Jadi 39 OrangJembatan Gladak Perak di Lumajang putus usai kena lahar dingin dari erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur (www.instagram.com/@mountnesia)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan perbaikan jembatan Gladak Perak yang putus akibat terdampak erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, membutuhkan anggaran sekitar Rp100 miliar. Sedangkan, waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki jembatan tersebut sekitar satu tahun. 

Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR, Hery Rahadian, mengatakan tingkat kerusakan jembatan yang menghubungkan Lumajang dan Malang itu tergolong parah. Ia menjelaskan pondasi penopang dari bawah sudah terkikis terjangan lahar dingin. Situasi itu diperparah dengan pengaruh awan panas guguran dari Gunung Semeru. 

Maka ke depan, kata Hery, Kementerian PUPR bakal melakukan konstruksi ulang struktur bangunan jembatan Gladak Perak. Tujuannya agar jembatan tersebut tidak lagi bergantung ke pondasi di bawah. 

"Nanti akan kami ganti dan konstruksinya akan dibalik. Ini runtuhnya kan bangunan bawah, jadi nanti kami tidak akan gunakan pondasi di bawah, tapi sifatnya nanti melengkung ke atas," ungkap Hery usai memantau bekas reruntuhan jembatan Gladak Perak di Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, seperti dikutip dari kantor berita ANTARA, Rabu (8/12/2021).

Hery mengatakan untuk lokasi, lebar dan panjang bangunan jembatan akan menyerupai ketika jembatan tersebut belum rusak diterjang lahar dingin. 

"Untuk titiknya tetap dan bentangannya relatif sama. Kecuali, ada kebutuhan yang lain nantinya," kata dia. 

Namun, proses pembangunan jembatan baru bisa diwujudkan bila kondisi sudah benar-benar kondusif. Saat ini awan panas susulan Gunung Semeru masih terus berguguran. 

Baca Juga: Semeru Meletus Dua Kali saat Jokowi Kunker ke Lumajang

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya