Ustaz Abdul Somad Datangi KPK dan Beri Ceramah ke Para Pegawai

Padahal, KPK tengah disorot lantaran terpapar paham radikal

Jakarta, IDN Times - Di tengah isu yang berembus bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terpapar paham radikalisme, ustaz kontroversial Abdul Somad alias UAS justru mendatangi komisi antirasuah pada Selasa (19/11). Ustaz itu tiba di komisi antirasuah pada siang hari. Menurut informasi yang diperoleh IDN Times, UAS diundang datang oleh pengurus masjid di KPK. 

Ia datang untuk memberikan ceramah dan tausiyah bagi para pegawai KPK. Hal tersebut dikonfirmasi oleh UAS sendiri. 

"Tema ceramahnya tentang integritas. Bagaimana kita diajarkan dalam Islam sebesar biji sawi pun kecurangan akan dituntut di hadapan Allah SWT. Saya juga bercerita bagaimana dalam Islam kita tidak bergerak, padahal bergerak itu boleh. Dalam puasa kita tidak makan, padahal makanan itu halal, karena ingin mendidik jiwa kita dan menjaga kesucian," kata UAS kepada media siang tadi. 

Lalu, apa komentar KPK yang justru tengah berusaha menepis isu ada paham radikalisme namun justru malah mengundang UAS untuk memberikan ceramah kepada para pegawainya?

1. KPK enggan berkomentar mengenai kedatangan UAS untuk memberikan ceramah kepada para pegawainya

Ustaz Abdul Somad Datangi KPK dan Beri Ceramah ke Para PegawaiIlustrasi KPK. (ANTARA FOTO/Muhammad Aditya)

IDN Times mencoba untuk meminta tanggapan kepada pihak komisi antirasuah apa alasan mereka mengundang UAS di tengah jadi sorotan ada paham radikal di dalam institusi itu. Namun, tak ada satu pun yang bersedia memberikan komentar. 

Juru bicara KPK, Febri Diansyah tak merespons pesan pendek yang dikirim oleh IDN Times. Sementara, Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang malah meminta agar respons datang satu pintu dari juru bicara. 

Respons diam juga disampaikan oleh Ketua Wadah Pegawai, Yudi Purnomo. Ia mengaku tak tahu menahu mengenai undangan dari pengurus masjid KPK kepada UAS. 

"Saya sedang berada di luar kota, jadi gak tahu (duduk masalahnya)," kata Yudi melalui pesan pendek kepada IDN Times sore ini. 

Namun, diundangnya UAS sempat menuai protes dari pimpinan KPK. 

Baca Juga: Ini 6 Kontroversi Ustaz Abdul Somad yang Bikin Geger Tanah Air

2. Pimpinan KPK sempat menyampaikan di internal sudah menyeleksi penceramah di masjid KPK

Ustaz Abdul Somad Datangi KPK dan Beri Ceramah ke Para Pegawai(Wakil Ketua KPK, Laode M Syarif tengah bersiap mengikuti ujian psikotest di Pusdiklat) ANTARA FOTO/Wahyu Putro A.

Sebelumnya, Wakil Ketua KPK, Laode M. Syarif telah menepis di hadapan anggota komisi III DPR dalam rapat dengar pendapat (RDP) pada (1/7) lalu bahwa ada paham radikal di institusi yang ia pimpin. Bahkan, di dalam internalnya sudah ada proses seleksi para penceramah yang boleh menyampaikan tausiyah di dalam masjid KPK dan kepada para pegawai. 

Saat itu, Syarif bercerita di dalam KPK ada organisasi bernama BAIK yang merupakan singkatan dari Badan Amal Islam KPK. Melalui organisasi itu, KPK melakukan seleksi terhadap ulama yang akan memberikan ceramah di masjid di institusi antirasuah. 

"Misalnya kalau ada ulama yang memiliki pemahaman berbeda atau secara terang-terangan tidak mengakui Pancasila dan NKRI, itu pasti tidak boleh," kata Syarif. 

Namun, omongan itu seolah tidak berjalan secara konsisten lantaran pengurus masjid dibiarkan mengundang UAS. Padahal, menurut mantan pengajar di Universitas Hasanuddin itu, institusinya turut menggandeng organisasi Muslim moderat seperti Muhammadiyah dan NU untuk berdialog mengenai banyak hal. Salah satunya tentu mengenai cara menyebar luaskan perilaku antikorupsi. 

3. Kepala BNPT sempat diundang untuk menepis ada anggapan paham radikal di dalam KPK

Ustaz Abdul Somad Datangi KPK dan Beri Ceramah ke Para PegawaiIDN Times/Santi Dewi

Padahal, pada (4/11) lalu, komisi antirasuah baru saja mengundang Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen (Pol) Suhardi Alius untuk berbicara di hadapan pegawai. Sayang, tidak banyak media yang meliput peristiwa itu lantaran terjadi bersamaan dengan momen eks Dirut PLN Sofyan Basir divonis bebas oleh majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat. 

Di hadapan para pegawai KPK, Suhardi tegas menyebut tidak bisa seseorang dinilai radikal hanya dari celana cingkrang yang dikenakan atau memelihara jenggot. Pandangan seperti itu, kata dia, adalah stereotipe dan tak bisa dipukul rata. 

Ketika ditanya, apakah ada paham radikalisme di dalam institusi KPK?

"Saya tidak bisa mengatakan itu, karena belum pernah melakukan profiling terhadap para pegawai KPK. Namun, ciri-ciri orang yang terpapar paham radikal tadi kan sudah dijelaskan, salah satunya tiba-tiba menyendiri dan menarik diri dari pergaulan," kata Suhardi di gedung penunjang KPK. 

Sementara, Ketua KPK, Agus Rahardjo, mengatakan akan membuat aturan yang mengatur cara berpakaian di dalam institusi yang ia pimpin. Tidak diketahui dengan jelas kapan aturan itu mulai diberlakukan. Namun, bila aturan tersebut diberlakukan, maka para pegawai KPK tak lagi bisa mengenakan celana cingkrang. 

"Ya, pokoknya akan kami aturlah (cara berpakaiannya)," tutur Agus menjawab pertanyaan IDN Times ketika itu. 

Baca Juga: Busyro Muqqodas Tegaskan Taliban di KPK Bukan Radikalisme Agama

Topik:

Berita Terkini Lainnya