Jakarta, IDN Times - Satu personel TNI yang tergabung dalam pasukan pemeliharaan perdamaian Indonesia PBB di Republik Demokratik Kongo tewas terbunuh pada (22/6) malam waktu setempat. Personel TNI yang diketahui bernama Serma Rama Wahyudi itu meninggal ketika tengah berpatroli bersama pasukan perdamaian PBB (Monusco). Kantor berita Turki, Anadolu, (23/6) melaporkan ketika Monusco tengah bertugas tiba-tiba diserang oleh Pasukan Aliansi Demokratik (ADF) yang merupakan pemberontak Uganda di Kota Makisabo.
Selain Serma Rama yang tewas, serangan tersebut juga melukai satu pasukan perdamaian PBB lainnya asal Indonesia. Serangan itu dikecam oleh Kepala Misi PBB di Kongo, Leila Zerrougui. Ia juga menyampaikan rasa duka cita kepada keluarga korban yang ditinggalkan dan Pemerintah Indonesia.
"Peristiwa ini menegaskan pengorbanan bagi pasukan perdamaian yang terdiri dari laki-laki dan perempuan yang telah berani mengambil risiko dan meninggalkan keluarga mereka di negara asal untuk melindungi warga sipil serta memulihkan perdamaian, stabilitas di bagian timur Republik Demokratik Kongo," ungkap Zerrougui.
Sementara, pernyataan duka juga disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melalui akun media sosialnya.
"Penghargaan setinggi-tingginya kepada Alm. Serma Rama Wahyudi atas pengabdiannya dalam menjaga perdamaian dunia. Semoga keluarga yang ditinggalkan selalu diberikan ketabahan," ungkap Retno pada Selasa malam (23/6).
Lalu, apa sikap PBB atas jatuhnya dua korban pasukan perdamaian asal Indonesia itu?