Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
70858EB1-CCE4-488D-82EA-4E0E1F2C75C9.jpeg
Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni (Dok. Kemenhut)

Intinya sih...

  • Karhutla turun signifikan dari 2023 dengan luas 1,6 juta hektare

  • Karhutla turun 1,7 hektare selama 10 tahun

  • Tak ada kompromi dengan pelanggaran di kawasan hutan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengatakan, pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 2025 menunjukkan hasil yang sangat positif dan terkendali.

Dalam tahun pertama Presiden Prabowo Subiato, luasan karhutla berhasil ditekan secara signifikan. Hal tersebut diungkap Menhut dalam acara Ekspose Pengendalian Karhutla Tahun 2025, di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Senin (13/10/20245).

"Tahun pertama Presiden Prabowo Subiato, Beliau dapat menekan angka karhutla dari tahun sebelumnya di 2024 yakni 375,805 kini menjadi 213,985 hekatare," ujar Menhut Raja Antoni.

1. Karhutla turun signifikan dari 2023 dengan luas 1,6 juta hektare

Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni (Dok. Kemenhut)

Adapun data tiga tahun terakhir yang menunjukkan adanya penurunan angka karhutla yakni 2023 seluas 1.161.192 hektare, 2024 seluas 376.805 hektare dan pada 2025 seluas 213.984 hektare.

"Kenapa angkanya bisa turun berkat kepedulian Presiden Prabowo, 2 kali ratas Beliau langsung memimpin, mengecek kesiapan pesawat untuk OMC, berapa harga sewanya, berapa jenisnya, konsern Presiden bahwa karhutla membahayakan masyarakat dan berimbas pada ekonomi. Oleh karena itu, Beliau sangat serius memerintahkan kami dalam penanganan karhutla," ujar Raja Antoni.

2. Karhutla turun 1,7 hektare selama 10 tahun

Proses pemadaman api Karhutla di wilayah Ogan Ilir (Dok: Manggala Agni)

Raja Antoni menjelaskan, selama 10 tahun karhutla menurun dari 1,7 juta hektare atau 66 persen (2015) menjadi 108 ribu hektare atau 51 persen (2025). Sementara itu, dalam 10 tahun terakhir kebakaran gambut di Indonesia juga dapat dikendalikan dengan signifikan, dengan luas kebakaran gambut dari 891.275 hektare (2015) menjadi 24.212 hektare (2025).

Selain itu, tiitik panas (hotspot) periode 1 Januari–26 September 2025 tercatat 2.248 titik, jumlah ini mengalami penurunan 23,9 persen dibandingkan 2024 sebanyak 2.954 titik.

“Berdasarkan Satelit Terra/Aqua (NASA) dengan confident level tinggi (80 persen), menunjukkan pada 2025 tercatat 2.248 titik, sedangkan pada periode yang sama tahun 2024 sebanyak 2.954 titik, atau turun 706 titik (23,90 persen),” ujar Raja Antoni.

3. Tak ada kompromi terhadap pelanggaran di kawasan hutan

Ilustrasi karhutla di Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)

Ia mengatakan, penguatan Manggala Agni, operasi modifikasi cuaca, serta patroli terpadu di daerah rawan telah berkontribusi besar menekan titik api. Raja Antoni kembali menegaskan dirinya tidak berkompromi dengan pihak yang melakukan pelanggaran hingga menimbulkan terjadinya karhutla.

“Kami juga memastikan penegakan hukum berjalan tegas. Tidak ada kompromi terhadap pelaku pembakaran, baik individu maupun korporasi,” tegasnya.

Raja Antoni menyebut, keberhasilan pencegahan dan pengendalian karhutla 2025 ini tetap terkendali berkat kolaborasi antara Kemenhut, TNI, Polri, BMKG, BNPB, pemerintah daerah hingga masyarakat.

Dalam acara ini, turut hadir Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto.

Kemenhut juga melakukan penandatanganan MoU dengan BNPB. Penandatanganan ini dilakukan langsung antara Menhut Raja Antoni dan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto.

Editorial Team