Sengketa Lahan Tak Kunjung Tuntas, Jemaat GKI-HKBP Rayakan Natal di Seberang Istana

Panasnya terik matahari tak menyurutkan semnagat para jemaat GKI dam HKBP untuk merayakan Natal di seberang Istana. Dengan hanya beralaskan tempat duduk plastik, dan beratapkan payung, para jemaat tetap khusuk beribadah.

Di depan para jemaat sudah ada beberapa pendeta yang memimpin perayaan Natal dan ibadat jemaat GKI dan HKBP. Ibadah Misa Natal kali ini dipimpin Pendeta Ronaldo Gogo dari GKI Yasmin.

Suasana perayaan Natal jemaat GKI dan HKBP tampak meriah meski sederhana, ketika anak-anak kecil mulai mengeluarkan suara merdu mereka. Membawakan beberapa lagu dengan tema Natal, anak-anak yang berjumlah sekitar lebih dari 10 anak tersebut kompak bernyanyi tembang religi.

Perayaan Natal sangatlah identik dengan pohon Natal. Jemaat GKI dan HKBP pun tak lupa membawanya, walaupun sederhana. Pohon Natal itu terlihat indah meski terbuat dari dedaunan, dan sayuran seperti terong, tomat, dan cabai.

Tidak seperti pohon Natal pada umumnya yang dihiasi lampu dan bola-bola kecil berwarna-warni, para jemaat GKI dan HKBP mendekor pucuk pohon Natal itu menggunakan buah nanas dan naga.

Semangat merayakan Natal jemaat GKI dan HKBP, ternyata semakin terlihat ketika pelaksaan Perjamuan Kudus. Mereka meletakkan payungnya dan berdiri dari tempat duduk masing-masing. Meski terik matahari membakar kulit mereka, Perjamuan Kudus tetap berjalan dengan khusuk.

Perayaan dan peribadatan Natal ini bertujuan untuk mendorong Presiden Joko Widodo, agar bisa menyelesaikan masalah sengketa tanah yang belum tuntas sejak lima tahun lebih. Seperti diketahui, rumah ibadah GKI Yasmin Bogor dan HKBP Filadelfia Bekasi sampai kini masih disegel pemerintah daerah setempat.

Sementara, Mahkamah Agung (MA) telah menetapkan kedua rumah ibadah itu boleh digunakan oleh jemaat. Ombudsman RI menyatakan tak ada maladministrasi dalam proses perizinan bangunan seperti yang pernah dituduhkan sejumlah pihak yang menentang pendirian rumah ibadah tersebut.

Persoalan GKI Yasmin terus bergulir setelah 10 April 2010, Pemerintah Kota Bogor menyegel gereja mereka dengan alasan izin mendirikan bangunan bermasalah. Pemkot Bogor menjadikan Surat Keputusan Wali Kota Bogor terdahulu, Diani Budiarto, yang mencabut Izin Mendirikan Bangunan GKI Yasmin pada 11 Maret 2011 sebagai dasar penyegelan.