Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Barongsai saat keliling di kota Mojokerto.IDN Times/Fad
Barongsai saat keliling di kota Mojokerto.IDN Times/Fad

Mojokarto, IDN Times - Pandemik yang tak kunjung usai berdampak besar bagi para seniman barongsai. Salah satunya dialami oleh kelompok barongsai bernama Street Lion asal Jakarta. Mereka memilih ngamen keliling Indonesia untuk menyambung hidup. Beberapa hari terakhir, mereka sedang berada di Kota Mojokerto. Andre Aliana bersama empat rekannya bekerja sejak pagi hingga sore. Tak lupa, mereka membawa perlengkapan peralatan mulai dari cincing, tambur hingga simbal.

1. Sudah enam bulan keliling Jawa

Barongsai saat keliling di kota Mojokerto.IDN Times/Fad

Andre mengaku terpaksa berpindah-pindah lokasi untuk mengamen lantaran sepinya permintaan manggung selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

"Sejak enam bulan kita keliling Jawa. Hari ini kita di Kota Mojokerto. Ini kita lakukan ya karena gak ada kegiatan juga sih. Nyari kerjaan juga susah sekarang," ucap Andre liana, Rabu (29/09/2021).

Dirinya mengaku sudah mengamen keliling pulau Jawa sejak enam bulan lalu. "Kita keliling Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Perkumpulan kita dari Jakarta, tapi ini ngetem (berhenti/tinggal) di Surabaya," ujar Andre.

2. Keliling pasar hingga perkampungan

Barongsai saat keliling di kota Mojokerto.IDN Times/Fad

Sejak tiga hari yang lalu, dirinya menceritakan sudah berkeliling di Kota Mojokerto. Mereka menyusuri pasar tradisional, perkampungan, hingga jalan protokol.

"Di Mojokerto sudah tiga hari, kita keliling terus mulai Jalan Majapahit, Jalan Bhayangkara sampai perkampungan Jagalan sana," tambahnya. Selama berada di Kota Mojokerto, mereka menginap di rumah temannya di Centong, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto.

3. Dulu, saat dapat undangan acara, mereka bisa dapat Rp500 ribu sehari, sekarang tak tentu

Barongsai saat keliling di kota Mojokerto.IDN Times/Fad

Dia berujar, pandemik COVID-19 yang membatasi aktivitas masyarakat di luar rumah sangat berdampak dalam mata pencaharian mereka. Diakui Andre, penghasilan yang didapat dari mengamen tidaklah lebih besar dari job menghibur dalam sebuah acara.

"Dibandingkan ngamen, sebenarnya lebih baik undangan. Sekali main undangan per jam di kampung-kampung Rp500 ribu per satu jam. Kalau ngamen gak tentu, kadang dapat banyak, kadang gak," tandasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorMoch Fad