Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim dalam Peringatan Hari Guru Sedunia (Youtube.com/KEMENDIKBUD RI)
Kritik dari IGI tersebut berbeda survei yang dilakukan Arus Survei Indonesia (ASI) yang diklaim Kemendikbud. ASI menggelar survei mengenai salah satu trobosan Nadiem di satu tahun masa jabatannya, Program Bantuan Kuota Data Internet Tahun 2020.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikbud, Hasan Chabibie mengatakan dari hasil survei itu, diketahui sebagian besar masyarakat menilai bahwa program bantuan internet gratis merupakan langkah tepat dalam menjawab urgensi di tengah pandemi COVID-19.
"Melegakan sekali mengetahui bahwa masyarakat menilai kebijakan ini merupakah langkah yang tepat dari Pemerintah serta membantu meringankan beban ekonomi yang dihadapi di masa pandemi," kata Hasan dalam keterangan tertulis pada Jumat (16/10/2020). "Yang terpenting, bahwa kebijakan ini membantu pembelajaran jarak jauh di masa pandemi," lanjut Hasan.
Data survei menunjukkan 84,7 persen publik menilai program bantuan internet gratis merupakan langkah tepat dalam menjawab sense of crisis di pandemik COVID-19. Ada 85,6 persen publik menilai bahwa program bantuan internet gratis meringankan beban ekonomi orang tua pelajar dan mahasiswa dalam membeli paket internet.
Survei dilakukan di 34 provinsi di Indonesia dengan menggunakan metode multistage random sampling. Adapun jumlah responden dalam survei ini berjumlah 1.000 orang dengan margin of error +/- 3.10 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei ini dilakukan sejak tanggal 7 hingga 11 Oktober 2020 menggunakan metode wawancara yang dilakukan melalui kontak telepon atau menggunakan kuesioner.
"Hal ini menjadi masukan penting bagi kami untuk menyempurnakan pelayanan kepada publik. Koordinasi dan kerja sama kita dengan satuan pendidikan juga para provider," ujar dia.