Setara Institute: Singkawang Kota Paling Toleran, Bekasi Nomor 8

30 Mar 2022, 17:08 WIB

Direktur Eksekutif Setara Institut, Ismail Hasani, dalam acara "Peluncuran Indeks Kota Toleran 2021" di Jakarta, Rabu (30/3/2022). (IDNTimes/Melani Putri)

Jakarta, IDN Times - Setara Institute mengumumkan sepuluh besar kota paling toleran di Indonesia. Dari sepuluh nama itu, Kota Bekasi yang menjadi aglomerasi Jakarta masuk menjadi salah satu kota paling toleran menurut riset Setara Institute.

Kota Bekasi berada di posisi delapan sebagai kota paling toleran dengan skor 5.830. Di posisi pertama, ada Kota Singkawang, Kalimantan Barat dengan skor 6.483.

Penghargaan Indeks Kota Toleran (IKT) itu merupakan riset yang dilakukan Setara Institute pada 2021 dengan berbagai aspek penilaian.

“Kami selalu menerbitkan laporan ini dengan berbasis pada riset yang serius, yang ditujukan untuk mengukur kinerja kota-kota di Indonesia. Jadi bukan semata-mata mengukur kinerja wali kota atau wakil wali kota," kata Direktur Eksekutif Setara Institut, Ismail Hasani, dalam sambutannya pada acara "Peluncuran Indeks Kota Toleran 2021" di Jakarta, Rabu (30/3/2022).

1. Delapan variabel yang digunakan dalam riset

Pemerintah Kota Ambon ketika menerima penghargaan Indeks Kota Toleran dari Setara Institute. (IDNTimes/Melani Putri)

Ismail mengatakan, sumber data untuk mengukur indikator dalam penelitian ini berasal dari dokumen resmi pemerintah kota, data Badan Pusat Statistik (BPS), data Komnas Perempuan, data Setara Institute, dan referensi beberapa media terpilih.

Ada delapan variabel yang digunakan sebagai bobot penilaian, yaitu:

- Rencana pembangunan (10 persen)

- Kebijakan diskriminatif (20 persen)

- Peristiwa Intoleransi (20 persen)

- Dinamika Masyarakat Sipil (10 persen)

- Pernyataan Publik Pemerintah Kota (10 persen)

- Tindakan Nyata Pemerintah Kota (15 persen)

- Heterogenitas agama (5 persen)

- Inklusi sosial keagamaan (10 persen)

“Masing-masing indikator kita input dan kita skoring, dan kita tarik nilainya dengan pembobotan penilaian,” ujar Ismail.

2. Riset untuk perbaikan pemerintah daerah

Google

Ismail mengaku, riset yang dilakukan oleh pihaknya bertujuan untuk mendorong perbaikan pemerintah daerah. Menurutnya, berdasarkan risetnya dalam lima tahun terakhir, pemerintah daerah telah melakukan perbaikan-perbaikan signifikan pada masing-masing variabel yang menjadi bahan penilaian.

“Yang menarik saya kira 5 tahun kami lakukan ini ternyata kerja lembaga masyarakat semacam Setara ini kan bukan pemerintah, tapi mampu menggerakkan pemkot untuk bergerak. Jadi ada perbaikan signifikan pada masing-masing variabel,” tuturnya.