Presiden AS Donald Trump dan CEO Nvidia Jensen Huang. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)
Diberitakan sebelumnya, Donald Trump sudah menghentikan sementara wawancara visa baru bagi mahasiswa internasional yang akan berkuliah di universitas-universitas AS. Mereka bahkan memerintahkan kedutaan-kedutaannya di luar negeri untuk turut hentikan penjadwalan wawancara visa baru bagi mahasiswa dan pengunjung pertukaran.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan penghentian sementara dilakukan karena Kementerian Luar Negeri berencana untuk memperluas penyaringan media sosial pelamar mahasiswa. Rubio bahkan sudah menandatangani sebuah memo terkait hal ini.
"Departemen sedang melakukan peninjauan terhadap operasi dan proses yang ada untuk penyaringan dan pemeriksaan pelamar visa pelajar dan pengunjung pertukaran (F, M, J), dan berdasarkan peninjauan tersebut, berencana untuk mengeluarkan panduan tentang pemeriksaan media sosial yang diperluas untuk semua pelamar tersebut,” kata memo itu, dilansir dari Al Jazeera, Rabu (28/5/2025).
“Berlaku segera, sebagai persiapan untuk perluasan penyaringan dan pemeriksaan media sosial yang diperlukan, bagian konsulat tidak boleh menambah kapasitas janji temu visa pelajar atau pengunjung pertukaran,” tulis memo tersebut.
Perlu diketahui, sebagian besar mahasiswa internasional memegang visa pelajar F-1. Visa J-1 diberikan kepada mahasiswa dalam program pertukaran atau beasiswa seperti beasiswa Fulbright; profesor yang berpartisipasi dalam program pertukaran; dan pekerja magang. Visa M-1 diberikan pada mahasiswa yang berpartisipasi dalam program pelatihan di AS.