Mahasiwa Harvard Terancam Dipulangkan, Ini Respons Mendikti

Jakarta, IDN Times - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto buka suara soal larangan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang melarang Universitas Harvard menerima mahasiswa asing baru. Brian mengatakan, pihaknya bakal membantu penerima beasiswa Indonesia jika memang ada masalah dari isu ini.
"Nanti kita lihat lagi ya kalau memang ada masalah kita pasti akan bantu," kata Brian, Selasa (27/5/2025).
1. Kebijakan Trump larang Harvard terima mahasiswa asing baru

Sebelumnya, Donald Trump mencabut sertifikasi Universitas Harvard di bawah Student and Exchange Visitor Program (SEVP), yang dengan efektif melarang institusi itu menerima mahasiswa asing baru.
Departemen Keamanan Dalam Negeri (Department of Homelan Security/DHS) AS menyatakan selain ada larangan penerimaan mahasiswa asing, mahasiswa yang telah terdaftar harus pindah supaya tak kehilangan status legal mereka.
2. Disebut jadi peringatan

Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Kristi Noem menjelaskan soal keputusan Trump tersebut. Menurutnya, penerimaan mahasiswa asing layaknya privilese dan dianggap bukan hak.
"Semoga hal ini menjadi peringatan bagi semua universitas dan institusi akademis di negara ini. Menerima mahasiswa asing adalah sebuah privilese --bukan hak dan privilese itu telah dicabut mengingat Harvard telah berulang kali gagal mematuhi hukum federal," ujar Noem.
3. Ini respons dari Harvard

Sementara Harvard mengeluarkan pernyataan yang menyebut keputusan Trum itu melanggar hukum dan berbahaya. Harvard berkomitmen mempertahankan kemampuan mereka menampung mahasiswa internasional.
"Kami sepenuhnya berkomitmen untuk mempertahankan kemampuan Harvard dalam menampung para mahasiswa dan cendekiawan internasional, yang berasal dari 140 lebih negara dan telah memperkaya universitas ini -- dan bangsa ini -- tanpa hingga. Kami sedang bekerja dengan cepat untuk memberikan panduan dan dukungan kepada anggota komunitas kami. Aksi balasan ini menciptakan ancaman serius bagi komunitas Harvard dan negara kita, serta merongrong misi akademis dan penelitian Harvard," kata pernyataan itu.