Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo saat penyerahan motor di Kodim 1503/Tual (dok. Sekretariat Presiden)
Lebih lanjut, dalam hal perkataan Jokowi ke Prabowo itu, Bivitri menilai hal tersebut bisa saja kelihatan remeh. Namun, ada dua konteks makna di baliknya.
"Dalam negosiasi politik yang sekarang ini tengah dilakukan. Lalu, kebijakan yang mungkin harus atau akan diambil terkait putusan MK mengenai menteri yang nyapres atau nyaleg," tutur dia.
Kemudian, perkataan Jokowi ini juga dinilai seakan-akan Indonesia bukan lagi negara demokrasi, tetapi monarki. Sebab, penguasa selanjutnya harus disetujui oleh penguasa saat ini.
"Seakan-akan Indonesia bukan negara demokrasi tetapi seperti monarki, karena penguasa selanjutnya harus disetujui oleh penguasa yang sekarang," ucap Bivitri
Tindakan ini juga seakan-akan menunjukkan adanya keinginan untuk bergantian dalam menduduki kursi kepemimpinan.
"Karena Prabowo kan dulu rival Jokowi, jadi ganti-gantian saja. Sangat elitis, hanya siapa di lingkaran itu yang bisa menggantikan," imbuh Bivitri.