Jakarta, IDN Times - Tiga pekan pasca-kerusuhan, situasi di Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, berangsur kondusif. Sedikitnya 293 pengungsi sudah dipulangkan kembali ke tempat asalnya.
"Total pengungsi yang sudah kembali ke Wamena dari Jayapura ada 293 orang," kata Komandan Lanud Silas Papare Marsma Tri Bowo Budi Santoso melalui keterangan tertulis, Senin (14/10).
Bowo menjelaskan pemulangan pengungsi dilakukan secara bertahap. Terakhir, Jumat 11 Oktober lalu 104 pengungsi kembali ke Wamena menggunakan pesawat Hercules.
“Terdiri dari 78 orang dewasa dan 26 anak-anak,” kata dia.
Kepada anak-anak yang masih sekolah, Bowo mengatakan, Lanud Silas Papare memberi bingkisan berupa perlengkapan sekolah. Tujuannya, agar mereka mau kembali dan bersemangat sekolah.
“Bingkisan berupa tas sekolah, yang di dalamnya berisi sepatu dan perlengkapan sekolah lainnya. Sementara, untuk pengungsi dewasa dibekali dengan sembako secukupnya," ujar dia.
Untuk kelancaran pemulangan pengungsi, kata Bowo, saat ini Lanud Silas Papare telah membuka sejumlah posko sebagai tempat pendataan dan pendaftaran masyarakat yang akan kembali ke Wamena. Posko berada di sekitar Sentani dan Kota Jayapura.
"Setiap sore, kami mengumpulkan data dari setiap posko. Jika jumlahnya mencapai 70 orang, maka akan kita berangkatkan esok harinya," kata dia.
Sementara, Wakil Kepala Polres Jayawijaya AKP Leonard Yoga mengatakan, situasi dan kondisi keamanan di Wamena saat ini berangsur kondusif pasca-penikaman warga di Jembatan Wouma pada Sabtu (12/10) lalu.
"Situasi Wamena saat ini kondusif. Patroli juga ditingkatkan agar tidak kecolongan," kata Leonard.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memperkirakan dalam waktu sepekan ke depan, Bandara Wamena akan kembali beroperasi secara normal, setelah sempat dihentikan akibat aksi demonstrasi anarkis yang terjadi pada 23 September 2019.
“Mestinya dalam waktu tidak sampai seminggu akan normal. Karena saya pikir sudah aman. Saya dapat info, baik dari Pak Kapolda maupun Pak Panglima bahwa sudah relatif aman. Jadi segera akan dilaksanakan (beroperasi),” kata Budi.
Meski kondisi Wamena realtif aman, masih ada upaya-upaya provokasi dari kelompok separatis Papua melalui media sosial. Misalnya di laman Facebook Free Papua Movement Australia, yang menyampaikan narasi harus disegerakan intervensi ke Papua Barat dengan alasan masih adanya kekerasan.
Hal sama juga dilakukan di laman Facebook Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang menyampaikan narasi tak berdasar, bahwa akan adan razia skala besar di Jayawijaya untuk mencari oknum-oknum yang masih melakukan kekerasan.