Soal Pria Obesitas Berbobot 260 Kg, Dokter RSCM Nilai Kasus Langka

Jakart, IDN Times - Fajri (27) pasien obesitas berbobot sekitar 260 kilogram, kini tengah dirawat di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Tim dokter multidisiplin yang memeriksanya secara menyeluruh, menilai dia dalam kondisi stabil.
Dokter spesialis penyakit dalam RSCM, Dicky Levenus Tahapary, menjelaskan pihaknya melakukan evaluasi penyebab yang terkait dengan metabolisme pasien.
“Kita sedang cari apakah ini (obesitas) ke arah genetik yang berkontribusi terhadap penumpukan masalah lemak atau bukan. Penumpukan lemak akan mengganggu fungsi organ dan juga imunitas tubuh akan mengalami penurunan untuk melawan infeksi,” kata Dicky dikutip laman Kemenkes, Selasa (20/6/2023).
1. Kasus Fajri termasuk langka
Sementara menurut Dokter Spesiali Gizi RSCM, Nurul Ratna Mutu Manikam, mengatakan kasus Fajri tergolong langka, karena tidak umum untuk ukuran tubuh seseorang.
“Jadi sebetulnya manusia itu punya respons untuk menjaga rasa laparnya itu tetap seimbang. Namun karena pasien ini banyak tidak bergerak karena kondisinya, sehingga semakin banyak deposit lemak atau timbunan lemak yang tertumpuk dalam tubuhnya,” ujar Nurul.
2. Prevensi obesitas harus dilakukan sebelum menjadi parah
Nurul mengatakan tindakan prevensi dalam hal ini dinilai sulit kalau ditangani dalam kondisi obesitas yang sudah demikian lanjut. Prevensi obesitas harus dilakukan sebelum menjadi parah.
“Kalau menurut saya mungkin di awal tidak ada upaya prevensi karena pasien tidak memiliki insight yang baik mengenai gizi,” ungkapnya.
3. Kondisi pasien stabil
Dokter Spesialis Anestesi Sidharta Kusuma Manggala, menjelaskan kondisi pasien saat ini sedang dalam kondisi stabil. Kondisinya memang sudah cukup berat karena riwayat penyakit pasien.
Selama satu bulan sebelum masuk RSCM, kondisi kesehatan pasien mulai mengalami penurunan. Pasien sudah tidak bisa tidur dengan posisi terlentang, hal itu menandakan adanya masalah pada bagian paru-paru dan jantung.
“Kemudian pasien masuk ke RSCM dan memang kita bisa melihat kondisinya turun. Kita sudah tangani semuanya, sudah kita berikan alat bantu semuanya, untuk bantuan nafas, dan semuanya di ruang perawatan khusus yang sudah kita siapkan di lantai 1, dan kondisinya saat ini stabil,” ujar Sidharta.
4. Pasien masih butuhkan tindakan
Sidharta mengatakan pasien masih tetap membutuhkan berbagai macam pemeriksaan dan tindakan. Jadi, lanjutnya, fokus pemeriksaan sekarang ini lebih ke menstabilkan kondisi pasien.
“Setelah konsisten stabil, nanti kita bisa membicarakan tata laksana selanjutnya,” katanya.