Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati. (Dok. Pertamina)
Gelaran SOE International Conference ini, tambah Erick Thohir, merupakan bagian dari upaya Pemerintah untuk menginformasikan kepada masyarakat internasional tentang transformasi yang telah terjadi dan pentingnya BUMN bagi masyarakat Indonesia.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, serta Kementerian Perdagangan yang telah mendukung Konferensi Internasional BUMN yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Road to G20 di Trade, Investment and Industry Working Group (TIIWG) serta para pembicara, peserta dan tamu,” ungkapnya.
Lebih lanjut Erick mengatakan, rangkaian Konferensi Internasional BUMN ini mengangkat topik yang mendukung fokus pemerintah pada G20 2022, yaitu Digitalisasi, Transisi Energi, Inklusi Keuangan, dan Transformasi Kesehatan. Dengan melibatkan pembicara internasional, mulai dari praktisi, akademisi, konsultan, perwakilan pemerintah, dan lembaga multilateral.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, dalam konferensi bertaraf internasional ini, isu soal transisi energi menjadi bahasan utama. Nicke mengatakan, Pertamina merupakan salah satu BUMN yang berkomitmen tinggi terkait penerapan transisi energi ini, di mana beberapa langkah telah diambil Pertamina dalam mendukung hal tersebut.
Nicke mengatakan, Pertamina berambisi menjadi perusahaan energi global terkemuka dengan reputasi baik serta diakui sebagai Environmentally Friendly Company, Socially Responsible Company, and Good Governance Company.
“Ini telah menjadi komitmen Pertamina untuk menerapkan Kerangka Environment, Sustainability, & Governance (ESG) di semua lini bisnis perusahaan, untuk mendorong keberlanjutan bisnis di masa depan,” kata Nicke.
Sebagai perusahaan energi, lanjut Nicke, Pertamina memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi pilar pencapaian net zero emisi di Indonesia, dengan prinsip keterjangkauan dan kewajaran, affordability and fairness. Untuk mencapai aspirasi Net-Zero, Pertamina telah mengembangkan strategi holistik yang disampaikan melalui 2 pilar dan 3 enabler (pendukung). Kedua pilar utama tersebut yakni, pertama upaya dekarbonisasi dalam aktivitas bisnisnya dan yang kedua yaitu pengembangan Bisnis Hijau yang baru.
“Sedangkan 3 enabler yang akan mendukung rencana Pertamina dalam mendorong Net-Zero adalah, yang pertama mengembangkan standar penghitungan karbon yang telah disetujui oleh regulasi nasional dan internasional, serta penerapan Carbon Pricing, dimulai dari internal Pertamina. Kedua, membangun organisasi keberlanjutan yang akan mengawasi bisnis Pertamina berada di jalur yang benar untuk tujuan Net Zero Roadmap dan ketiga yakni keterlibatan pemangku kepentingan untuk sepenuhnya mendukung target dan komitmen NZE Nasional,” jelas Nicke.