Kemenag Desain Ulang 3 Hal Ini untuk Perbaiki Layanan Haji 

Tim khusus penanganan jemaah di Armina juga didesain ulang

Jeddah, IDN Times - Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan haji 2023 disebut tidak mudah. Selain kuota jemaah lebih banyak (termasuk kuota tambahan), jumlah jemaah haji lanjut usia (lansia) juga sangat tinggi. Dari pelaksanaan haji 2023 ini, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Hilman Latief mengungkapkan, mengambil banyak pelajaran terkait hal teknis untuk mendesain ulang skenario penyelenggaraan haji di tahun mendatang agar menjadi lebih baik.

"Alhamdulillah saat ini kita sudah di tahap akhir untuk pengiriman (pulang) jemaah haji melalui Bandara Jeddah, kami mempelajari banyak hal terkait skenario untuk penataan dan perbaikan penyelenggaraan haji tahun-tahun berikutnya," ujar Hilman, Selasa (18/7/2023) malam di Bandara Internasional King Abdul Azis Jeddah, Arab Saudi.

Baca Juga: Pemulangan Jemaah Haji dari Jeddah Berakhir, Madinah Baru Dimulai

1. Tiga hal yang didesain ulang dalam penyelenggaraan haji

Kemenag Desain Ulang 3 Hal Ini untuk Perbaiki Layanan Haji Jemaah Haji dari Aceh sujud sukur saat tiba di Bandara AMMA Madinah (IDN Times/Sunariyah)

Menurut Hilman, ada tiga hal dalam penyelenggaran haji yang dikaji dan didesain ulang. Pertama yakni soal keberangkatan dan kepulangan jemaah haji. Hal ini terkait erat dengan jadwal penerbangan pesawat.

"Saat ini tim kami sedang mereka-reka, mendesain bagaimana sebetulnya kalau konteksnya keberangkatan dan kepulangan mengenai jadwal pesawat, ritmenya mau bagaimana, landai di awal tinggi di tengah, landai di belakang, ataukah rata ataukah naik turun, itu ritmenya sedang kita pelajari," ujar Hilman.

Hal kedua yang akan didesain ulang yakni soal lama tinggal jemaah haji di Madinah dan Makkah.

"Amanah dari Pak Menag, kami Ditjen PHI (Direktorat Penyelenggaran Penyelenggaraan Haji dan Umrah) diminta mendesain ulang tentang lama stay jemaah di Madinah, di Makkah, syukur-syukur bisa diperpendek. Tapi semua itu tergantung dari regulasi yang ada di Saudi Arabia," jelasnya.

2. Desain tim khusus untuk penanganan jemaah selama prosesi di Armina

Kemenag Desain Ulang 3 Hal Ini untuk Perbaiki Layanan Haji Tenda-tenda jemaah haji di Mina, Arab Saudi. (IDN Times/Sunariyah)

Hal ketiga yang tengah didesain yakni soal tim khusus untuk menangani jemaah selama prosesi puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) atau Masyair.

"Itu juga sedang kita desain. Mudah-mudahan ke depan bisa lebih baik. Kita juga berkomunikasi hal ini dengan Pemerintah Saudi Arabia, karena apa pun yang kita lakukan nanti terkait dengan regulasi yang dikeluarkan Pemerintah Arab Saudi," ujar Hilman.

Mengenai hasil investigasi terkait peristiwa di Armina saat puncak haji akhir Juni dan awal Juli lalu, Hilman mengatakan, hingga saat ini pihaknya baru mendapat laporan awal bahwa peristiwa di Muzdalifah, di mana jemaah haji banyak yang pingsan karena berdesak-desakan dan kepanasan, karena bus terlambat datang 3 jam lebih.

"Untuk yang lain masih dikaji oleh Pemerintah Saudi, karena banyak hal ya dan banyak faktor bagaimana ketidakoptimalan itu terjadi, dan kita masih menunggu secara resmi (hasil investigas)," katanya.

3. Kuota haji 2024 sudah diumumkan, diharapkan persiapan lebih baik

Kemenag Desain Ulang 3 Hal Ini untuk Perbaiki Layanan Haji Direktur jenderal Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief (IDN Times/Sunariyah)

Soal persiapan pelaksanaan ibadah haji 2024, Hilman yakin persiapan bisa lebih baik karena Pemerintah Saudi sudah mengumumkan kuota jemaah 2024 bagi Indonesia.

"Memang biasanya pengumuman itu kayak tahun ini Januari baru diumumkan kuota. Sekarang baru selesai haji satu hari sudah diumumkan. Artinya semua negara diminta untuk mempersiapkan lebih panjang, lebih baik, lebih matang, karena semua itu bisa bergerak kalau ada kuota. Nah, InsyaAllah persiapannya bisa lebih baik," ujarnya berharap.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya