Kisah Jemaah Haji, Hilang dan Wafat Sesuai Pesan Ikuti Arah Matahari  

Berdasarkan diagnosis, almarhumah wafat karena heatstroke

Jeddah, IDN Times - Jemaah haji Indonesia berangsur-angsur kembali ke Tanah Air usai menunaikan ibadah haji di Tanah Suci, Arab Saudi. Salah satu rombongan jemaah yang kembali ke Indonesia adalah jemaah haji dari embarkasi Jakarta Pondok Gede kelompok terbang 3 (JKG 03). Mereka terbang ke Indonesia pada Selasa (4/7/2023) sore waktu Arab Saudi.

Saat berangkat ke Tanah Suci, jumlah jemaah JKG 03 sebanyak 393 orang, tapi saat pulang 392 orang. Dokter yang mendampingi rombongan JKG 03, Riska mengungkapkan, salah seorang jemaah wafat di Makkah, Arab Saudi.

Dokter Riska mengungkapkan, jemaah yang meninggal tersebut berasal dari Tangerang, usianya 73 tahun, bernama Ibu S binti S. Cerita tentang kepergiannya ke pangkuan Ilahi, membuat haru.

Meski usianya sudah lanjut usia, kata dokter Riska, namun Ibu S masih sehat dan jalannya gesit. Ibu S tidak memiliki riwayat penyakit berat. Sejak dari Tanah Air sebelum berangkat ke Tanah Suci, kondisinya sehat wal afiat.

Karena kondisi kesehatannya yang bagus, Ibu S pun sering berpergian kemana-mana sendiri dan terlepas dari rombongan.

"Udah sering hilang, di Madinah hilang," ungkap Riska.

Baca Juga: Cerita dari Mina: Mbah Warno, Mendaki Bukit Mencari Haji Mabrur

1. Berpesan agar dicari dengan mengikuti arah matahari

Kisah Jemaah Haji, Hilang dan Wafat Sesuai Pesan Ikuti Arah Matahari  Tenda-tenda jemaah haji di Mina, Arab Saudi sepi usai pelaksanaan haji selesai. (IDN Times/Sunariyah)

Total selama melaksanakan ibadah haji 4 kali Ibu S hilang, yakni 2 kali di Madinah, Mina, dan Masjidil Haram. Karena hilang, beberapa kali ketua rombongan harus berjibaku mencari Ibu S. Bahkan sampai meminta bantuan untuk mencarinya. Namun, seringkali Ibu S tiba-tiba sudah sampai di hotel tempatnya menginap.

Suatu hari seorang teman jemaahnya mengingatkan kepada Ibu S, agar tidak berpergian sendiri supaya tidak hilang. Namun almarhumah saat itu menjawab, "kalau saya hilang cari saya dengan mengikuti arah matahari," pesannya kepada teman sesama jemaah, seperti dikisahkan perawat Erna.

Menjelang puncak haji, rombongan jemaah kloter awal bergerak ke Makkah, termasuk rombongan jemaah Ibu S. Ibu S pun bisa menunaikan puncak haji dan kemudian menginap di Mina untuk melempar jumrah.

Pada tanggal 1 Juli 2023, Ibu S kembali menghilang. Saat itu Ibu S terpisah dari rombongannya di Masjidil Haram. Ketua rombongan dan teman sesama jemaah pun berjibaku mencari. Namun hingga sehari lamanya Ibu S tak ditemukan.

2. Ditemukan di rooftop hotel jemaah haji Mesir

Kisah Jemaah Haji, Hilang dan Wafat Sesuai Pesan Ikuti Arah Matahari  Tower Zamzam Kota Makkah di siang hari (IDN Times/Sunariyah)

Pada 2 Juli 2023, ketua rombongannya mendapat informasi Ibu S ditemukan di rooftop hotel jemaah haji Mesir, Hotel Zahir Abdul Hamid Ghofur Khiyat, dalam kondisi sudah wafat.

"Benar seperti pesannya, almarhumah ditemukan dengan mengikuti arah matahari, meninggal di rooftop hotel jemaah haji Mesir," ujar Riska dan Erna.

Ibu S dibawa ke Rumah Sakit King Abdul Azis, Makkah. Berdasarkan diagnosis, almarhumah wafat karena heatsrtoke.

Baca Juga: Waspada Serangan Heatstroke di Arafah-Mina, Ini Gejala dan Cara Atasi

3. Mengenal apa itu heatstroke dan penanganannya

Kisah Jemaah Haji, Hilang dan Wafat Sesuai Pesan Ikuti Arah Matahari  Dokter Riska menangani jemaah haji JKG 03 yang transit di plaza Jeddah sebelum terbang kembali ke Tanah AIr (IDN Times/Sunariyah)

Heatstroke adalah kondisi tubuh tidak dapat mengontrol suhu tubuhnya. Kondisi ini terjadi karena paparan panas dengan suhu tinggi secara langsung, sehingga menyebabkan kenaikan suhu inti tubuh hingga lebih dari 40 derajat celsius. Bila tidak segera ditangani, dapat merusak organ seperti otak, jantung, dan ginjal.

Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah yang menjadi pelaksana pos kesehatan (Poskes) utama di Mina, Tri Atmaja sebelumnya mengatakan, ada dua titik di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina) yang rawan terjadinya kasus heatstroke yakni Arafah dan Mina, sehingga perlu diwaspadai jemaah haji terutama lansia.

"Jemaah haji perlu mewaspadai heatstroke, terutama saat wukuf di Arafah dan di Mina untuk lontar jamrah selama tiga hari," tutur dokter Atma.

Hal utama yang harus dilakukan bila mengalami gejala-gejala tersebut yakni harus segera ditangani. "Hal terpenting dalam penanganan heatstroke adalah penemuan kasus yang cepat dan penanganan sesegara mungkin, sebelum terjadi komplikasi lebih lanjut dari kondisi heatstroke,” ungkap Atma.

Di Mina, telah disiagakan tenaga kesehatan yang akan disebar pada jalur menuju jamarat. Tujuannya, jika ditemukan jemaah haji dengan gejala heatstroke dapat segera ditangani.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya